tag:blogger.com,1999:blog-121655432024-03-07T01:58:48.845-08:00Tokoh IslamUlamak Pewaris Nabi . . .Cindaihttp://www.blogger.com/profile/08148674477290288573noreply@blogger.comBlogger118125tag:blogger.com,1999:blog-12165543.post-28895288266803825682015-08-16T17:15:00.002-07:002015-08-16T17:20:44.321-07:00Abbad bin Bisyir Karunia Cahaya Allah<span style="font-family: "Trebuchet MS", sans-serif;">
</span><span style="font-family: "Trebuchet MS", sans-serif;">Abbad bin Bisyir termasuk golongan Anshar. Ia masuk Islam di
hadapan Mushab bin Umair, sahabat yang diutus Rasulullah SAW untuk berdakwah di
Madinah. Sahabat mulia ini ikut ambil bagian pada perang Dzatur Riqa' dan
perang Yamamah. Suatu saat Rasulullah SAW bersabda kepada orang-orang Anshar,
''Wahai golongan Anshar, kalian adalah inti, sedangkan golongan lain adalah
bagai kulit ari. Maka tak mungkin aku dicederai kalian.'' Semenjak Abbad bin
Bisyir mendengar ucapan ini dari Rasulullah, ia pun rela menyerahkan harta dan
nyawanya di jalan Allah. Di arena pengurbanan, ia adalah orang pertama bisa
ditemui. Tapi, di arena pembagian harta rampasan, ia sulit ditemukan.</span><br />
<span style="font-family: "Trebuchet MS", sans-serif;">
</span><br />
<div class="MsoNormal" style="margin: 0cm 0cm 0pt;">
<span style="color: red; font-family: "Trebuchet MS", sans-serif;"><strong>Langit terbuka</strong></span></div>
<span style="font-family: "Trebuchet MS", sans-serif;">
</span><br />
<div class="MsoNormal" style="margin: 0cm 0cm 0pt;">
<span style="font-family: "Trebuchet MS", sans-serif;">Abbad dikenal juga sebagai ahli ibadah yang tekun. Ia
seorang pahlawan yang gigih dalam berjuang, seorang dermawan yang rela berkurban,
dan seorang mukmin sejati yang telah membaktikan hidupnya untuk keimanan.
Keimanannya telah dikenal luas di kalangan sahabat. </span></div>
<span style="font-family: "Trebuchet MS", sans-serif;">
</span><br />
<div class="MsoNormal" style="margin: 0cm 0cm 0pt;">
<span style="font-family: "Trebuchet MS", sans-serif;">Aisyah RA pernah berkata, ada tiga orang Anshar yang
keutamaannya tak dapat diatasi oleh seorang pun juga, yaitu Saab bin Muadz,
Useid bin Hudlair, dan Abbad bin Bisyir. </span></div>
<span style="font-family: "Trebuchet MS", sans-serif;">
</span><br />
<div class="MsoNormal" style="margin: 0cm 0cm 0pt;">
<span style="font-family: "Trebuchet MS", sans-serif;">Orang-orang Islam angkatan pertama mengetahui bahwa Abbad
bin Bisyir mendapat karunia cahaya dari Allah. Penglihatannya yang jelas dan mendapat
penerangan sehingga dapat mengetahui tempat-tempat yang baik dan meyakinkan
tanpa mencarinya dengan susah payah. Para sahabat sepakat, bila Abbad berjalan
di waktu malam, muncullah berkas-berkas cahaya dari dirinya yang akan menerangi
jalan yang akan ditempuhnya. </span></div>
<span style="font-family: "Trebuchet MS", sans-serif;">
</span><br />
<div class="MsoNormal" style="margin: 0cm 0cm 0pt;">
<span style="font-family: "Trebuchet MS", sans-serif;">Dalam peperangan untuk memerangi kaum murtad di bawah
pimpinan Musailamah Al-Kadzab, Abbad bin Bisyir mendapat amanah untuk menjadi komandan
pasukan. Dalam peperangan ini, ia harus berhadapan dengan tentara Musailamah
yang kejam berpengalaman. Sehari sebelum perang Yamamah dimulai, Abbad bermimpi
yang takwil mimpinya ia ketahui tak lama kemudian. Abu Sa'id al-Khudri berkata,
''Abbad bin Bisyir berkata kepadaku, 'Wahai Abu Said, tadi malam saya bermimpi,
saya melihat langit terbuka untukku, kemudian tertutup lagi. Saya meyakini,
takwil mimpi itu adalah saya akan mengalami syahid.''' Abu Said berkata,
''Sungguh itu adalah mimpi yang baik.'' </span></div>
<span style="font-family: "Trebuchet MS", sans-serif;">
</span><br />
<div class="MsoNormal" style="margin: 0cm 0cm 0pt;">
<span style="font-family: "Trebuchet MS", sans-serif;">Lalu meletuslah perang Yamamah. Ketika ia melihat kemenangan
seakan di tangan musuh, ia teringat oleh sabda Rasulullah kepada golongan Anshar,
''Kalian adalah inti, tak mungkin aku dicederai kalian.'' Ucapan itu memenuhi
rongga dada dan hatinya, hingga seolah-olah sekarang ini Rasulullah masih berdiri dan
mengulang-ulang perkataannya.</span></div>
<span style="font-family: "Trebuchet MS", sans-serif;">
</span><br />
<div class="MsoNormal" style="margin: 0cm 0cm 0pt;">
<span style="font-family: "Trebuchet MS", sans-serif;">Abbad merasa, tanggung jawab itu terpikul hanya di atas bahu
orang-orang Anshar saja, atau di atas bahu mereka sebelum golongan lain. Ia
kemudian naik ke atas bukit dan berseru, ''Hai golongan Anshar, pecahkanlah
sarung pedangmu dan tunjukkanlah kemampuan kalian.'' Dan </span></div>
<span style="font-family: "Trebuchet MS", sans-serif;">
</span><br />
<div class="MsoNormal" style="margin: 0cm 0cm 0pt;">
<span style="font-family: "Trebuchet MS", sans-serif;">ketika seruannya ini dijawab oleh 400 orang pejuang, Abbad
bersama Abu Dujanah dan Barra' bin Malik membawa mereka hingga taman maut, sebuah
taman yang dijadian Musailamah sebagai benteng pertahanan. Pahlawan besar
itupun berjuang layaknya seorang laki-laki, mukmin, dan warga Anshar. </span></div>
<span style="font-family: "Trebuchet MS", sans-serif;">
</span><br />
<div class="MsoNormal" style="margin: 0cm 0cm 0pt;">
<span style="color: #6aa84f; font-family: "Trebuchet MS", sans-serif;"><strong>Ayat Al-quran</strong></span></div>
<span style="font-family: "Trebuchet MS", sans-serif;">
</span><br />
<div class="MsoNormal" style="margin: 0cm 0cm 0pt;">
<span style="font-family: "Trebuchet MS", sans-serif;">Setelah perang Yamamah selesai, kaum Muslimin bermalam di
suatu tempat. Lalu terpilihlah Ammar bin Yasir dan Abbad bin Basyir sebagai
petugas ronda. Abbad melihat Ammar bin Yasir dalam kondisi kelelahan, karena
itu ia menawarkan kepadanya untuk beristirahat, </span><span style="font-family: "Trebuchet MS", sans-serif;">sementara dirinya bertugas jaga terlebih dahulu. </span></div>
<span style="font-family: "Trebuchet MS", sans-serif;">
</span><span style="font-family: "Trebuchet MS", sans-serif;"></span><br />
<span style="font-family: "Trebuchet MS", sans-serif;">Ketika Abbad mendapati lingkungan sekelilingnya dalam
keadaan aman, ia kemudian memutuskan untuk mengisi waktunya dengan mengerjakan shalat,
sehingga pahala yang diperoleh menjadi berlipat. Mulailah Abbad menunaikan
salat, tapi saat ia membaca sebuah surat, tiba-tiba sebuah anak panah melesat
dan mengenai pangkal lengannya. Ia mencabut anak panah itu dan melanjutkan
shalatnya. Tak lama kemudian menyusul anak panah berikutnya dan mengenai
badannya, Ia pun mencabut anak panah itu dan melanjutkan kembali shalatnya. </span><br />
<span style="font-family: "Trebuchet MS", sans-serif;">
</span><br />
<div class="MsoNormal" style="margin: 0cm 0cm 0pt;">
<span style="font-family: "Trebuchet MS", sans-serif;">Dalam kegelapan malam yang gulita itu, sebuah anak panah
melesat kembali dan mengenai tubuhnya. Abbad menarik anak panah dan mengakhiri
bacaan suratnya. Lalu ketika ia sujud sementara kondisinya lemah karena sakit
dan lelah, ia pun menjulurkan tangannya membangunkan orang yang ada di
sekitarnya. Lalu ia bangkit dari sujudnya, membaca tasyahud, dan menyelesaikan
shalatnya. Ammar terbangun dengan suara kawannya yang terputus-putus menahan sakit,
''Gantikan aku karena aku telah kena.'' Ammar segera bangkit </span></div>
<span style="font-family: "Trebuchet MS", sans-serif;">
</span><br />
<div class="MsoNormal" style="margin: 0cm 0cm 0pt;">
<span style="font-family: "Trebuchet MS", sans-serif;">dari tidurnya hingga menimbulkan kegaduhan dan berkata,
''Subhanallah, mengapa engkau tidak membangunkanku ketika engkau terkena anak
panah pertama?''</span></div>
<span style="font-family: "Trebuchet MS", sans-serif;">
</span><br />
<div class="MsoNormal" style="margin: 0cm 0cm 0pt;">
<span style="font-family: "Trebuchet MS", sans-serif;">Abbad menjawab, ''...ketika aku sedang shalat tadi, aku
membaca beberapa ayat Alquran yang amat mengharukan hatiku, hingga aku pun tak
ingin untuk memutusnya. Demi Allah, kalaulah tidak akan menyia-nyiakan pos
penjagaan yang ditugaskan Rasulullah kepada kita, sungguh aku lebih suka mati
daripada memutuskan bacaan ayat-ayat itu.'' Pada hari yang mulia ini, pergilah
Abbad menjumpai syahidnya. Dan benarlah mimpi yang dialaminya semalam, pintu
langit terbuka untuk dirinya kemudian tertutup kembali. Wallahu A'lam.</span></div>
<div class="MsoNormal" style="margin: 0cm 0cm 0pt;">
<span style="font-family: Trebuchet MS;"></span> </div>
<div class="MsoNormal" style="margin: 0cm 0cm 0pt;">
<span style="font-family: "Trebuchet MS", sans-serif;">Sumber :
</span><a href="http://www.mail-archive.com/majelismuda@yahoogroups.com/msg01744.html"><span style="font-family: "Trebuchet MS", sans-serif;">http://www.mail-archive.com/majelismuda@yahoogroups.com/msg01744.html</span></a></div>
Cindaihttp://www.blogger.com/profile/08148674477290288573noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-12165543.post-64880605794342054792014-02-26T23:03:00.006-08:002014-02-26T23:11:28.196-08:00Puisi Terakhir Imam Syafie <span style="color: #cfe2f3;">
</span><br />
<div class="MsoNormal" style="margin: 0cm 0cm 0pt;">
<span style="color: #cfe2f3;">Puisi terakhir Imam Syafie ini dialunkan tatkala Imam Muzani
menziarahi beliau diwaktu beliau sedang sakit tenat, yang tidak lama kemudian
beliau menghembus nafasnya yang terakhir ditempat Imam Muzani menziarahinya
itu.</span></div>
<span style="color: #cfe2f3;">
</span><br />
<div class="MsoNormal" style="margin: 0cm 0cm 0pt;">
<span style="color: #cfe2f3;">Sewaktu Imam Muzani bertanyakan khabar mengenai kesihatan
Imam Syafie, lantas Imam Syafie terus menangis dan bersyair. Syair ini begitu
syahdu dan meruntun hati bagi sesiapa yang mendengar. Sedangkan Imam Syafie
seorang imam besar boleh mengeluh dan risau keadaanya di akhirat nanti,
bagaimana pula dengan kita?<br />
<br />
Renungankan bersama...</span></div>
<span style="color: #cfe2f3;">
</span><br />
<span style="color: #cfe2f3;">
</span><br />
<div class="MsoNormal" style="margin: 0cm 0cm 0pt; text-align: center;">
<strong><span style="color: red;">Puisi Terakhir Imam Syafie</span></strong></div>
<span style="color: #cfe2f3;">
</span><br />
<div class="MsoNormal" style="margin: 0cm 0cm 0pt;">
<span style="color: #cfe2f3;"><span style="font-family: Tahoma;">إلـيــك</span> <span style="font-family: Tahoma;">إلـــه</span> <span style="font-family: Tahoma;">الـخـلـق</span>
<span style="font-family: Tahoma;">أرفــــع</span> <span style="font-family: Tahoma;">رغـبـتــي</span></span></div>
<span style="color: #cfe2f3;">
</span><span style="color: #cfe2f3;">Kupersembahkan (rintihan) kepadaMu Tuhan sekalian makhluk
akan harapanku</span><br />
<span style="color: #cfe2f3;">
</span><br />
<div class="MsoNormal" style="margin: 0cm 0cm 0pt;">
<span style="color: #cfe2f3;"><span style="font-family: Tahoma;">وإن</span> <span style="font-family: Tahoma;">كـنـتُ</span> <span style="font-family: Tahoma;">يــا</span>
<span style="font-family: Tahoma;">ذا</span> <span style="font-family: Tahoma;">الـمــن</span>
<span style="font-family: Tahoma;">والـجــود</span> <span style="font-family: Tahoma;">مـجـرمـا</span></span></div>
<span style="color: #cfe2f3;">
</span><span style="color: #cfe2f3;">Sekalipun aku seorang yang berdosa wahai yang Maha Pemberi
dan Maha Pemurah</span><br />
<span style="color: #cfe2f3;">
</span><br />
<div class="MsoNormal" style="margin: 0cm 0cm 0pt;">
<span style="color: #cfe2f3;"><span style="font-family: Tahoma;">ولـمــا</span> <span style="font-family: Tahoma;">قـســا</span> <span style="font-family: Tahoma;">قـلـبـي</span>
<span style="font-family: Tahoma;">وضـاقــت</span> <span style="font-family: Tahoma;">مـذاهـبــي</span></span></div>
<span style="color: #cfe2f3;">
</span><span style="color: #cfe2f3;">Bilamana keras hatiku dan terasa sempit perjalananku</span><br />
<span style="color: #cfe2f3;">
</span><br />
<div class="MsoNormal" style="margin: 0cm 0cm 0pt;">
<span style="color: #cfe2f3;"><span style="font-family: Tahoma;">جـعـلـت</span> <span style="font-family: Tahoma;">الـرجــا</span> <span style="font-family: Tahoma;">مـنــي</span>
<span style="font-family: Tahoma;">لـعـفـوك</span> <span style="font-family: Tahoma;">سـلـمــا</span></span></div>
<span style="color: #cfe2f3;">
</span><span style="color: #cfe2f3;">Kujadikan rayuan (rintihan) daripadaku sebagai jalan untuk
mengharapkan keampunanMu
<!--[if !supportLineBreakNewLine]-->
<!--[endif]--></span><br />
<span style="color: #cfe2f3;">
</span><br />
<div class="MsoNormal" style="margin: 0cm 0cm 0pt;">
<span style="color: #cfe2f3;"><span style="font-family: Tahoma;">فـمـا</span> <span style="font-family: Tahoma;">زلــتَ</span> <span style="font-family: Tahoma;">ذا</span>
<span style="font-family: Tahoma;">عـفـو</span> <span style="font-family: Tahoma;">عــن</span>
<span style="font-family: Tahoma;">الـذنـب</span> <span style="font-family: Tahoma;">لــم</span>
<span style="font-family: Tahoma;">تـزل</span></span></div>
<span style="color: #cfe2f3;">
</span><span style="color: #cfe2f3;">Bilamana Engkau yang memiliki keampunan menghapuskan dosa
yang berterusan ini</span><br />
<span style="color: #cfe2f3;">
</span><br />
<div class="MsoNormal" style="margin: 0cm 0cm 0pt;">
<span style="color: #cfe2f3;"><span style="font-family: Tahoma;">تــجــود</span> <span style="font-family: Tahoma;">و</span> <span style="font-family: Tahoma;">تـعــفــو</span>
<span style="font-family: Tahoma;">مــنـــة</span> <span style="font-family: Tahoma;">وتـكــرمــا</span></span></div>
<span style="color: #cfe2f3;">
</span><span style="color: #cfe2f3;">KurniaanMu dan keampunanMu adalah merupakan rahmat dan
kemuliaan</span><br />
<span style="color: #cfe2f3;">
</span><br />
<div class="MsoNormal" style="margin: 0cm 0cm 0pt;">
<span style="color: #cfe2f3;"><span style="font-family: Tahoma;">ألــســت</span> <span style="font-family: Tahoma;">الــــذي</span> <span style="font-family: Tahoma;">غـذيـتـنـي</span>
<span style="font-family: Tahoma;">وهـديـتـنــي</span></span></div>
<span style="color: #cfe2f3;">
</span><span style="color: #cfe2f3;">Bukankah Engkau yang memberi aku makan serta hidayah
kepadaku</span><br />
<span style="color: #cfe2f3;">
</span><br />
<div class="MsoNormal" style="margin: 0cm 0cm 0pt;">
<span style="color: #cfe2f3;"><span style="font-family: Tahoma;">ولا</span> <span style="font-family: Tahoma;">زلــــت</span> <span style="font-family: Tahoma;">مـنـانــا</span>
<span style="font-family: Tahoma;">عــلـــيّ</span> <span style="font-family: Tahoma;">ومـنـعـمــا</span></span></div>
<span style="color: #cfe2f3;">
</span><span style="color: #cfe2f3;">Dan janganlah Engkau hapuskan kurniaan anugerah dan ni'mat
itu kepadaku (walaupun aku seorang yang sentiasa berdosa)</span><br />
<span style="color: #cfe2f3;">
</span><br />
<div class="MsoNormal" style="margin: 0cm 0cm 0pt;">
<span style="color: #cfe2f3;"><span style="font-family: Tahoma;">عـسـى</span> <span style="font-family: Tahoma;">مــن</span> <span style="font-family: Tahoma;">لــه</span>
<span style="font-family: Tahoma;">الإحـســان</span> <span style="font-family: Tahoma;">يـغـفـر</span> <span style="font-family: Tahoma;">زلـتــي</span></span></div>
<span style="color: #cfe2f3;">
</span><span style="color: #cfe2f3;">Semoga orang yang memiliki ihsan mengampunkan kesalahanku</span><br />
<span style="color: #cfe2f3;">
</span><br />
<div class="MsoNormal" style="margin: 0cm 0cm 0pt;">
<span style="color: #cfe2f3;"><span style="font-family: Tahoma;">ويـسـتــر</span> <span style="font-family: Tahoma;">أوزاري</span> <span style="font-family: Tahoma;">ومــــا</span>
<span style="font-family: Tahoma;">قــــد</span> <span style="font-family: Tahoma;">تـقــدمــا</span></span></div>
<span style="color: #cfe2f3;">
</span><span style="color: #cfe2f3;">Dan menutup dosa-dosaku serta setiap perkara yang telah lalu</span><br />
<span style="color: #cfe2f3;">
</span><br />
<div class="MsoNormal" style="margin: 0cm 0cm 0pt;">
<span style="color: #cfe2f3;"><span style="font-family: Tahoma;">فــإن</span> <span style="font-family: Tahoma;">تـعـف</span> <span style="font-family: Tahoma;">عـنــي</span>
<span style="font-family: Tahoma;">تـعــف</span> <span style="font-family: Tahoma;">عـــن</span>
<span style="font-family: Tahoma;">مـتـمـرد</span></span></div>
<span style="color: #cfe2f3;">
</span><span style="color: #cfe2f3;">Sekiranya Engkau ampunkan aku, ampunkan dari kederhakaan</span><br />
<span style="color: #cfe2f3;">
</span><br />
<div class="MsoNormal" style="margin: 0cm 0cm 0pt;">
<span style="color: #cfe2f3;"><span style="font-family: Tahoma;">ظــلــوم</span> <span style="font-family: Tahoma;">غــشــوم</span> <span style="font-family: Tahoma;">لا</span>
<span style="font-family: Tahoma;">يــزايـــل</span> <span style="font-family: Tahoma;">مـأتــمــا</span></span></div>
<span style="color: #cfe2f3;">
</span><span style="color: #cfe2f3;">kezaliman, penganiayaan yang tak akan terhapus di hari
berhimpun kesedihan</span><br />
<span style="color: #cfe2f3;">
</span><br />
<div class="MsoNormal" style="margin: 0cm 0cm 0pt;">
<span style="color: #cfe2f3;"><span style="font-family: Tahoma;">و</span> <span style="font-family: Tahoma;">إن</span> <span style="font-family: Tahoma;">تنـتـقـم</span>
<span style="font-family: Tahoma;">مــنــي</span> <span style="font-family: Tahoma;">فـلـســت</span>
<span style="font-family: Tahoma;">بــآيــس</span></span></div>
<span style="color: #cfe2f3;">
</span><span style="color: #cfe2f3;">Namun jika Engkau membalas siksa terhadapku, aku tidak akan
berputus asa</span><br />
<span style="color: #cfe2f3;">
</span><br />
<div class="MsoNormal" style="margin: 0cm 0cm 0pt;">
<span style="color: #cfe2f3;"><span style="font-family: Tahoma;">ولـــو</span> <span style="font-family: Tahoma;">أدخـلــوا</span> <span style="font-family: Tahoma;">نـفـسـي</span>
<span style="font-family: Tahoma;">بـجــرم</span> <span style="font-family: Tahoma;">جـهـنـمـا</span></span></div>
<span style="color: #cfe2f3;">
</span><span style="color: #cfe2f3;">Sekalipun dosa-dosaku itu akan memasukkan diriku ke dalam
neraka</span><br />
<span style="color: #cfe2f3;">
</span><br />
<div class="MsoNormal" style="margin: 0cm 0cm 0pt;">
<span style="color: #cfe2f3;"><span style="font-family: Tahoma;">فصيـحـا</span> <span style="font-family: Tahoma;">إذا</span> <span style="font-family: Tahoma;">مــا</span>
<span style="font-family: Tahoma;">كــان</span> <span style="font-family: Tahoma;">فـــي</span>
<span style="font-family: Tahoma;">ذكـــر</span> <span style="font-family: Tahoma;">ربـــه</span></span></div>
<span style="color: #cfe2f3;">
</span><span style="color: #cfe2f3;">Dia adalah seorang yang fasih ketika menyebut/mengingati
Rabbnya</span><br />
<span style="color: #cfe2f3;">
</span><br />
<div class="MsoNormal" style="margin: 0cm 0cm 0pt;">
<span style="color: #cfe2f3;"><span style="font-family: Tahoma;">وفيما</span> <span style="font-family: Tahoma;">سواه</span> <span style="font-family: Tahoma;">في</span>
<span style="font-family: Tahoma;">الورى</span> <span style="font-family: Tahoma;">كان</span>
<span style="font-family: Tahoma;">أعجما</span></span></div>
<span style="color: #cfe2f3;">
</span><span style="color: #cfe2f3;">Dan bilamana dia bersama selain tuhannya di dunia ini dia
membisu</span><br />
<span style="color: #cfe2f3;">
</span><br />
<div class="MsoNormal" style="margin: 0cm 0cm 0pt;">
<span style="color: #cfe2f3;"><span style="font-family: Tahoma;">يـقــول</span>: <span style="font-family: Tahoma;">حبـيـبـي</span> <span style="font-family: Tahoma;">أنـــت</span>
<span style="font-family: Tahoma;">سـؤلــي</span> <span style="font-family: Tahoma;">وبغـيـتـي</span></span></div>
<span style="color: #cfe2f3;">
</span><span style="color: #cfe2f3;">Dia (Rasulullah SAW) berkata: Kekasihku, Engkaulah
tempatku meminta dan berharap</span><br />
<span style="color: #cfe2f3;">
</span><br />
<div class="MsoNormal" style="margin: 0cm 0cm 0pt;">
<span style="color: #cfe2f3;"><span style="font-family: Tahoma;">كـفــى</span> <span style="font-family: Tahoma;">بـــك</span> <span style="font-family: Tahoma;">للـراجـيـن</span>
<span style="font-family: Tahoma;">ســـؤلا</span> <span style="font-family: Tahoma;">ومـغـنـمـا</span></span></div>
<span style="color: #cfe2f3;">
</span><span style="color: #cfe2f3;">Cukuplah Engkau bagi yang berharap sebagai tempat bergantung
dan memohon</span><br />
<span style="color: #cfe2f3;">
</span><br />
<div class="MsoNormal" style="margin: 0cm 0cm 0pt;">
<span style="color: #cfe2f3;"><span style="font-family: Tahoma;">أصـــــون</span> <span style="font-family: Tahoma;">ودادي</span> <span style="font-family: Tahoma;">أن</span>
<span style="font-family: Tahoma;">يـدنــســه</span> <span style="font-family: Tahoma;">الـــهـــوى</span> </span></div>
<span style="color: #cfe2f3;">
</span><span style="color: #cfe2f3;">Ku pelihara kasihku yang dicemari nafsu</span><br />
<span style="color: #cfe2f3;">
</span><br />
<div class="MsoNormal" style="margin: 0cm 0cm 0pt;">
<span style="color: #cfe2f3;"><span style="font-family: Tahoma;">وأحــفــظ</span> <span style="font-family: Tahoma;">عــهــد</span> <span style="font-family: Tahoma;">الــحـــب</span>
<span style="font-family: Tahoma;">أن</span> <span style="font-family: Tahoma;">يـتـثـلـمـا</span></span></div>
<span style="color: #cfe2f3;">
</span><span style="color: #cfe2f3;">Dan ku jaga janji kasih yang telah tercalar</span><br />
<span style="color: #cfe2f3;">
</span><br />
<div class="MsoNormal" style="margin: 0cm 0cm 0pt;">
<span style="color: #cfe2f3;"><span style="font-family: Tahoma;">فـفـي</span> <span style="font-family: Tahoma;">يقظـتـي</span> <span style="font-family: Tahoma;">شــوق</span>
<span style="font-family: Tahoma;">وفــي</span> <span style="font-family: Tahoma;">غـفـوتـي</span>
<span style="font-family: Tahoma;">مـنــى</span></span></div>
<span style="color: #cfe2f3;">
</span><span style="color: #cfe2f3;">Di saat ku jaga, aku rindu, dan di saat ku lelap aku
berharap</span><br />
<span style="color: #cfe2f3;">
</span><br />
<div class="MsoNormal" style="margin: 0cm 0cm 0pt;">
<span style="color: #cfe2f3;"><span style="font-family: Tahoma;">تــلاحــق</span> <span style="font-family: Tahoma;">خــطــوي</span> <span style="font-family: Tahoma;">نــشــوة</span>
<span style="font-family: Tahoma;">وتـرنــمــا</span></span></div>
<span style="color: #cfe2f3;">
</span><span style="color: #cfe2f3;">Mengiringi langkahku dengan penuh semangat dan berulang</span><br />
<span style="color: #cfe2f3;">
</span><br />
<div class="MsoNormal" style="margin: 0cm 0cm 0pt;">
<span style="color: #cfe2f3;"><span style="font-family: Tahoma;">فـجـرمـي</span> <span style="font-family: Tahoma;">عـظـيـم</span> <span style="font-family: Tahoma;">مـــن</span>
<span style="font-family: Tahoma;">قـديــم</span> <span style="font-family: Tahoma;">وحــــادث</span></span></div>
<span style="color: #cfe2f3;">
</span><span style="color: #cfe2f3;">Sesungguhnya dosaku adalah besar sejak dulu dan kini</span><br />
<span style="color: #cfe2f3;">
</span><br />
<div class="MsoNormal" style="margin: 0cm 0cm 0pt;">
<span style="color: #cfe2f3;"><span style="font-family: Tahoma;">وعـفــوك</span> <span style="font-family: Tahoma;">يـأتــي</span> <span style="font-family: Tahoma;">الـعـبـد</span>
<span style="font-family: Tahoma;">أعـلــى</span> <span style="font-family: Tahoma;">وأجـسـمـا</span></span></div>
<span style="color: #cfe2f3;">
</span><span style="color: #cfe2f3;">Namun (ku tahu) keampunanmu yang mendatangi hamba adalah
lebih besar (agung) dan lebih mulia</span><br />
<span style="color: #cfe2f3;">
</span>Cindaihttp://www.blogger.com/profile/08148674477290288573noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-12165543.post-78573313424785630512012-10-19T09:06:00.000-07:002014-03-23T19:56:40.302-07:00TUAN GURU HAJI AHMAD BIN ABDUL RAHMAN<div style="color: #ffe599; font-family: Verdana,sans-serif;">
<!--[if gte mso 9]><xml> <w:WordDocument> <w:View>Normal</w:View> <w:Zoom>0</w:Zoom> <w:TrackMoves/> <w:TrackFormatting/> <w:PunctuationKerning/> <w:ValidateAgainstSchemas/> <w:SaveIfXMLInvalid>false</w:SaveIfXMLInvalid> <w:IgnoreMixedContent>false</w:IgnoreMixedContent> <w:AlwaysShowPlaceholderText>false</w:AlwaysShowPlaceholderText> <w:DoNotPromoteQF/> <w:LidThemeOther>EN-MY</w:LidThemeOther> <w:LidThemeAsian>X-NONE</w:LidThemeAsian> <w:LidThemeComplexScript>X-NONE</w:LidThemeComplexScript> <w:Compatibility> <w:BreakWrappedTables/> <w:SnapToGridInCell/> <w:WrapTextWithPunct/> <w:UseAsianBreakRules/> <w:DontGrowAutofit/> <w:SplitPgBreakAndParaMark/> <w:DontVertAlignCellWithSp/> <w:DontBreakConstrainedForcedTables/> <w:DontVertAlignInTxbx/> <w:Word11KerningPairs/> <w:CachedColBalance/> </w:Compatibility> <w:DoNotOptimizeForBrowser/> <m:mathPr> <m:mathFont m:val="Cambria Math"/> <m:brkBin m:val="before"/> <m:brkBinSub m:val="--"/> <m:smallFrac m:val="off"/> <m:dispDef/> <m:lMargin m:val="0"/> <m:rMargin m:val="0"/> <m:defJc m:val="centerGroup"/> <m:wrapIndent m:val="1440"/> <m:intLim m:val="subSup"/> <m:naryLim m:val="undOvr"/> </m:mathPr></w:WordDocument> </xml><![endif]--><!--[if gte mso 9]><xml> <w:LatentStyles DefLockedState="false" DefUnhideWhenUsed="true"
DefSemiHidden="true" DefQFormat="false" DefPriority="99"
LatentStyleCount="267"> <w:LsdException Locked="false" Priority="0" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" QFormat="true" Name="Normal"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="9" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" QFormat="true" Name="heading 1"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="9" QFormat="true" Name="heading 2"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="9" QFormat="true" Name="heading 3"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="9" QFormat="true" Name="heading 4"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="9" QFormat="true" Name="heading 5"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="9" QFormat="true" Name="heading 6"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="9" QFormat="true" Name="heading 7"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="9" QFormat="true" Name="heading 8"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="9" QFormat="true" Name="heading 9"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="39" Name="toc 1"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="39" Name="toc 2"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="39" Name="toc 3"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="39" Name="toc 4"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="39" Name="toc 5"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="39" Name="toc 6"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="39" Name="toc 7"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="39" Name="toc 8"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="39" Name="toc 9"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="35" QFormat="true" Name="caption"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="10" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" QFormat="true" Name="Title"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="1" Name="Default Paragraph Font"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="11" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" QFormat="true" Name="Subtitle"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="22" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" QFormat="true" Name="Strong"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="20" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" QFormat="true" Name="Emphasis"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="59" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Table Grid"/> <w:LsdException Locked="false" UnhideWhenUsed="false" Name="Placeholder Text"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="1" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" QFormat="true" Name="No Spacing"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="60" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Light Shading"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="61" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Light List"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="62" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Light Grid"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="63" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Shading 1"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="64" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Shading 2"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="65" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium List 1"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="66" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium List 2"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="67" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Grid 1"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="68" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Grid 2"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="69" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Grid 3"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="70" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Dark List"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="71" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Colorful Shading"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="72" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Colorful List"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="73" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Colorful Grid"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="60" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Light Shading Accent 1"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="61" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Light List Accent 1"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="62" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Light Grid Accent 1"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="63" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Shading 1 Accent 1"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="64" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Shading 2 Accent 1"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="65" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium List 1 Accent 1"/> <w:LsdException Locked="false" UnhideWhenUsed="false" Name="Revision"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="34" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" QFormat="true" Name="List Paragraph"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="29" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" QFormat="true" Name="Quote"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="30" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" QFormat="true" Name="Intense Quote"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="66" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium List 2 Accent 1"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="67" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Grid 1 Accent 1"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="68" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Grid 2 Accent 1"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="69" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Grid 3 Accent 1"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="70" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Dark List Accent 1"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="71" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Colorful Shading Accent 1"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="72" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Colorful List Accent 1"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="73" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Colorful Grid Accent 1"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="60" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Light Shading Accent 2"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="61" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Light List Accent 2"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="62" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Light Grid Accent 2"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="63" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Shading 1 Accent 2"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="64" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Shading 2 Accent 2"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="65" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium List 1 Accent 2"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="66" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium List 2 Accent 2"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="67" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Grid 1 Accent 2"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="68" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Grid 2 Accent 2"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="69" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Grid 3 Accent 2"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="70" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Dark List Accent 2"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="71" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Colorful Shading Accent 2"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="72" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Colorful List Accent 2"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="73" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Colorful Grid Accent 2"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="60" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Light Shading Accent 3"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="61" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Light List Accent 3"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="62" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Light Grid Accent 3"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="63" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Shading 1 Accent 3"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="64" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Shading 2 Accent 3"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="65" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium List 1 Accent 3"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="66" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium List 2 Accent 3"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="67" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Grid 1 Accent 3"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="68" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Grid 2 Accent 3"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="69" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Grid 3 Accent 3"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="70" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Dark List Accent 3"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="71" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Colorful Shading Accent 3"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="72" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Colorful List Accent 3"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="73" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Colorful Grid Accent 3"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="60" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Light Shading Accent 4"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="61" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Light List Accent 4"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="62" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Light Grid Accent 4"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="63" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Shading 1 Accent 4"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="64" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Shading 2 Accent 4"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="65" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium List 1 Accent 4"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="66" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium List 2 Accent 4"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="67" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Grid 1 Accent 4"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="68" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Grid 2 Accent 4"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="69" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Grid 3 Accent 4"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="70" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Dark List Accent 4"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="71" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Colorful Shading Accent 4"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="72" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Colorful List Accent 4"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="73" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Colorful Grid Accent 4"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="60" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Light Shading Accent 5"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="61" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Light List Accent 5"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="62" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Light Grid Accent 5"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="63" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Shading 1 Accent 5"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="64" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Shading 2 Accent 5"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="65" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium List 1 Accent 5"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="66" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium List 2 Accent 5"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="67" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Grid 1 Accent 5"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="68" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Grid 2 Accent 5"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="69" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Grid 3 Accent 5"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="70" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Dark List Accent 5"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="71" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Colorful Shading Accent 5"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="72" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Colorful List Accent 5"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="73" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Colorful Grid Accent 5"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="60" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Light Shading Accent 6"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="61" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Light List Accent 6"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="62" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Light Grid Accent 6"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="63" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Shading 1 Accent 6"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="64" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Shading 2 Accent 6"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="65" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium List 1 Accent 6"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="66" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium List 2 Accent 6"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="67" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Grid 1 Accent 6"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="68" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Grid 2 Accent 6"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="69" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Grid 3 Accent 6"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="70" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Dark List Accent 6"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="71" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Colorful Shading Accent 6"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="72" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Colorful List Accent 6"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="73" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Colorful Grid Accent 6"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="19" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" QFormat="true" Name="Subtle Emphasis"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="21" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" QFormat="true" Name="Intense Emphasis"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="31" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" QFormat="true" Name="Subtle Reference"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="32" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" QFormat="true" Name="Intense Reference"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="33" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" QFormat="true" Name="Book Title"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="37" Name="Bibliography"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="39" QFormat="true" Name="TOC Heading"/> </w:LatentStyles> </xml><![endif]--><!--[if gte mso 10]> <style>
/* Style Definitions */
table.MsoNormalTable
{mso-style-name:"Table Normal";
mso-tstyle-rowband-size:0;
mso-tstyle-colband-size:0;
mso-style-noshow:yes;
mso-style-priority:99;
mso-style-qformat:yes;
mso-style-parent:"";
mso-padding-alt:0cm 5.4pt 0cm 5.4pt;
mso-para-margin:0cm;
mso-para-margin-bottom:.0001pt;
mso-pagination:none;
mso-hyphenate:none;
text-autospace:ideograph-other;
font-size:11.0pt;
font-family:"Calibri","sans-serif";
mso-ascii-font-family:Calibri;
mso-ascii-theme-font:minor-latin;
mso-fareast-font-family:"Times New Roman";
mso-fareast-theme-font:minor-fareast;
mso-hansi-font-family:Calibri;
mso-hansi-theme-font:minor-latin;
mso-bidi-font-family:"Times New Roman";
mso-bidi-theme-font:minor-bidi;}
</style> <![endif]--> </div>
<span style="color: #ffe599; font-size: small;"><b style="font-family: Verdana,sans-serif;"><span lang="EN-US"></span></b></span><br />
<div class="Standard" style="color: yellow; font-family: Verdana,sans-serif;">
<b><span style="font-size: small;"><span lang="EN-US">SINOPSIS</span></span></b></div>
<div class="Standard" style="color: #ffe599; font-family: Verdana,sans-serif;">
<br /></div>
<div class="Standard" style="color: #ffe599; font-family: Verdana,sans-serif;">
<span style="font-size: small;"><span lang="EN-US">Tuan Guru Haji Ahmad bin Abdul Rahman berasal dari Pattani, Thailand dan mula berhijrah ke Tanah Melayu sekitar awal 1880-an. Pada masa penghijrahannya, beliau mencari rezeki dengan mengambil upah membajak sawah kepunyaan seorang petani di kawasan Permatang Nibong, Permatang Pauh. Agak lama beliau bekerja demikian sehingga beliau dikenali oleh kebanyakan orang kampung.</span></span></div>
<div class="Standard" style="color: #ffe599; font-family: Verdana,sans-serif;">
<br /></div>
<div class="Standard" style="color: #ffe599; font-family: Verdana,sans-serif;">
<span style="font-size: small;"><span lang="EN-US">Ketokohan dan ketinggian ilmu beliau mula dapat disedari oleh masyarakat distu apabila beliau berjaya menyelesaikan beberapa masalah agama yang dibicarakan penduduk. Kebijaksanaan Haji Ahmad dalam menyelesaikan beberapa isu agama telah menjadi perbualan penduduk setempat sehingga beliau menjadi sumber rujukan bagi sebarang hal ehwal agama.</span></span></div>
<div class="Standard" style="color: #ffe599; font-family: Verdana,sans-serif;">
<br /></div>
<div class="Standard" style="color: #ffe599; font-family: Verdana,sans-serif;">
<span style="font-size: small;"><span lang="EN-US">Lantaran itu, penduduk kampung bersepakat untuk mendirikan sebuah kawasan pengajian kecil untuk kemudahan Haji Ahmad mengajar ilmu-ilmu agama kepada penduduk sekitar. Niat murni itu telah membuatkan seorang individu dari Alma untuk mewakafkan sebidang tanahnya di kampung Padang Lalang untuk dijadikan tempat pengajian ilmu-ilmu agama.</span></span></div>
<div class="Standard" style="color: #ffe599; font-family: Verdana,sans-serif;">
<span style="font-size: small;"><span lang="EN-US"> <i style="color: yellow;">Al-Fatihah.........</i></span></span></div>
Cindaihttp://www.blogger.com/profile/08148674477290288573noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-12165543.post-30935273521379186862012-07-31T20:01:00.000-07:002012-07-31T20:01:44.559-07:00TUAN GURU HAJI AHMAD BIN TUAN HUSSIN (1906-1977)<div style="color: #f4cccc; font-family: Verdana, sans-serif;">
</div>
<div class="Standard" style="color: red; font-family: Verdana, sans-serif;">
<b><span style="font-size: small;"><span lang="EN-US">SINOPSIS</span></span></b></div>
<div class="Standard" style="color: red; font-family: Verdana, sans-serif;">
<br /></div>
<div class="Standard" style="color: #f4cccc; font-family: Verdana, sans-serif;">
<span style="font-size: small;"><u><span lang="EN-US"></span></u></span></div>
<div class="Standard" style="color: #f4cccc; font-family: Verdana, sans-serif;">
<span style="font-size: small;"><u><span lang="EN-US"></span></u></span></div>
<div class="Standard" style="color: #f4cccc; font-family: Verdana, sans-serif;">
<span style="font-size: small;"><u><span lang="EN-US"></span></u></span></div>
<div class="Standard" style="color: #f4cccc; font-family: Verdana, sans-serif;">
<span style="font-size: small;"><u><span lang="EN-US"></span></u></span></div>
<div class="Standard" style="color: #f4cccc; font-family: Verdana, sans-serif;">
<span style="font-size: small;"><u><span lang="EN-US"></span></u></span></div>
<div class="Standard" style="color: #f4cccc; font-family: Verdana, sans-serif;">
<span style="font-size: small;"><u><span lang="EN-US"><span style="text-decoration: none;"></span></span></u><span lang="EN-US">Tuan Guru Haji Ahmad atau nama sebenarnya Ni'matullah Ahmad bin Tuan Hussin. Dilahirkan pada 17 Jun 1906 di Kampung Bohar, Mukim Titi Gajah Alor Setar, Kedah. Pendidikan awal beliau di Sekolah Melayu Chourasta Pulau Pinang, manakala Pendidikan Agama dan Bahasa Arab beliau belajar daripada ayahandanya sendiri iaitu Tuan Hussin Kedah.</span></span></div>
<div class="Standard" style="color: #f4cccc; font-family: Verdana, sans-serif;">
<br /></div>
<div class="Standard" style="color: #f4cccc; font-family: Verdana, sans-serif;">
<span style="font-size: small;"><span lang="EN-US">Setelah 7 tahun berada di Bagan Ulu, keluarganya berpindah ke Sungai Limau Yan, Kedah. Setelah itu beliau mengumpul wang sendiri untuk melanjutkan pelajaran ke Mekah Al Mukaramah pada tahun 1923 hingga 1927. Sekembalinya beliau dari Mekah beliau mengajar di kampung halaman sebelum berpindah ke Pokok Sena Kepala Batas Seberang Perai sebuah Pusat Pengajian Pondok yang didirikan oleh ayahandanya yang terkenal dengan “Madrasah Khairiah Islamiah.” Beliau meneruskan usaha ayahandanya menerajui Madrasah Khairiah Islamiah di kampung itu, pernah menjawat jawatan sebagai Kadi Besar Pulau Pinang pada tahun 1965 hingga 1974, dan pernah dipilih sebagai Ahli Parlimen Kawasan Kerian, Perak pada tahun 1955. Tuan Guru Haji Ahmad meninggal dunia pada tahun 1977 ketika usia beliau 71 tahun.</span></span></div>
<div class="Standard" style="color: #f4cccc; font-family: Verdana, sans-serif;">
<span style="font-size: small;"><span lang="EN-US"> <i style="color: red;">Al-Fatihah........ </i></span></span></div>Cindaihttp://www.blogger.com/profile/08148674477290288573noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-12165543.post-38507592262200197422012-06-27T08:30:00.000-07:002012-06-27T08:30:00.433-07:00TUAN GURU SYED SHEIKH AL-HADI (1867-1934)<div style="color: #ead1dc; font-family: Verdana,sans-serif;">
</div>
<div class="separator" style="clear: both; text-align: left;">
<a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEgFykADxor9pckpNpLLjMZEyVc49KMx3fi0VdmeWfvtLhd2_sR8-xuWWrt-LlUswMTAYuyTqr9APEh0jPqoDyA4F6WG-Z2yQbUPDBKif27IYTTtweofEJRCQA1iWSBAUf03LlIk2g/s1600/TUAN+GURU+SYED+SHEIKH+AL-HADI+copy.jpg" imageanchor="1" style="margin-left: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" height="320" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEgFykADxor9pckpNpLLjMZEyVc49KMx3fi0VdmeWfvtLhd2_sR8-xuWWrt-LlUswMTAYuyTqr9APEh0jPqoDyA4F6WG-Z2yQbUPDBKif27IYTTtweofEJRCQA1iWSBAUf03LlIk2g/s320/TUAN+GURU+SYED+SHEIKH+AL-HADI+copy.jpg" width="235" /></a></div>
<div class="Standard" style="color: #ead1dc; font-family: Verdana,sans-serif;">
<br /></div>
<div class="Standard" style="color: #a64d79; font-family: Verdana,sans-serif;">
<b><span style="font-size: small;"><span lang="EN-US">SINOPSIS</span></span></b></div>
<div class="Standard" style="color: #ead1dc; font-family: Verdana,sans-serif;">
<br /></div>
<div class="Standard" style="color: #ead1dc; font-family: Verdana,sans-serif;">
<span style="font-size: small;"><span lang="EN-US"></span><span lang="EN-US">Syed Sheikh Al-Hadi adalah reformasi Islam ulung di Tanah Melayu yang memainkan peranan penting dalam memajukan sistem pendidikan negara, khususnya sistem agama.Tokoh berketurunan Arab yang lahir di Kampung Hulu Melaka pada tahun 1867 ini dikenali sebagai pelopor yang menyalurkan pemikiran dan falsafah perjuangan Kaum Muda.Madrasah Al-Iqbal adalah madrasah yang pertama didirikan oleh Syed Sheikh Al-Hadi bagi mengembangkan syiar Islam.Walau bagaimanapun, Madrasah Al-Iqbal kurang mendapat sambutan di kalangan masyarakat Islam dan dipindahkan ke Pulau Penyengat, Riau-Lingga.</span></span></div>
<div class="Standard" style="color: #ead1dc; font-family: Verdana,sans-serif;">
<br /></div>
<div class="Standard" style="color: #ead1dc; font-family: Verdana,sans-serif;">
<span style="font-size: small;"><span lang="EN-US">Pada tahun 1916, Syed Sheikh Al-Hadi kembali ke Melaka dan mendirikan Madrasah Al-Hadi di Bandar Kaba pada tahun 1917.Syed Sheikh Al-Hadi yang mendapat pendidikan agama dan akademik di Mesir menggunakan bahasa pengantar Arab di madrasah itu.Ekoran daripada pelbagai masalah yang sering dihadapi menyebabkan Syed Sheikh menutup madrasah itu tahun 1918.Pada tahun 1919, beliau berhijrah ke Pulau Pinang.Perpindahan beliau ke Pulau Pinang telah membuka lembaran baru kepada perjuangannya untuk mereformasikan umat Islam menerusi aliran pembaharuan yang menggalakkan pemikiran kritis di kalangan umat Islam.</span></span></div>
<div class="Standard" style="color: #ead1dc; font-family: Verdana,sans-serif;">
<br /></div>
<div class="Standard" style="color: #ead1dc; font-family: Verdana,sans-serif;">
<span style="font-size: small;"><span lang="EN-US">Di Pulau Pinang, Syed Sheikh Al-Hadi telah mendirikan Madrasah Al-Masyhor Al-Islamiyah, iaitu pada tahun 1919.Syed Sheikh Al-Hadi kemudiannya menceburkan diri dalam bidang penerbitan buku dan percetakan akhbar.Syarikat percetakan yang dimiliki oleh Syed Sheikh Al-Hadi ialah Jelutung Press.Melalui syarikat itu,beliau telah menerbitkan majalah bulanan Al-Ikhwan dan landasan perjuangan Islam Syed Sheikh Al-Hadi tetap bertapak di Madrasah Al-Masyhor.Antara pelajar lepasan madrasah itu termasuklah Dr.Burhanuddin Al-Helmi,Haji Abu BakarAl-Shaari,dan Syeikh Abdullah Magribi telah mendirikan Madrasah Idrisiah di Perak.Syed Sheikh Al-Hadi meninggal dunia pada Februari 1934 di Pulau Pinang. </span></span></div>
<div class="Standard" style="color: #ead1dc; font-family: Verdana,sans-serif;">
<span style="font-size: small;"><span lang="EN-US"> <i style="color: #a64d79;">Al-Fatihah..........</i></span></span></div>Cindaihttp://www.blogger.com/profile/08148674477290288573noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-12165543.post-20528828444654702912012-05-04T08:23:00.001-07:002012-05-07T20:08:33.943-07:00TUAN GURU HAJI THALIB BIN HAJI PUTEH (1911-1984)<div style="color: #e69138; font-family: Verdana, sans-serif;">
</div>
<span style="color: #e69138; font-size: small;"><b style="color: orange;"><u style="font-family: Verdana, sans-serif;"><span lang="EN-US">SINOPSIS</span></u></b><span style="font-family: Verdana, sans-serif;"> </span></span><br />
<div class="Standard" style="color: #e69138; font-family: Verdana, sans-serif;">
<span style="font-size: small;"><u><span lang="EN-US"><span style="text-decoration: none;"><br /></span></span></u></span></div>
<div class="Standard" style="color: #e69138; font-family: Verdana, sans-serif;">
<span style="font-size: small;"><span lang="EN-US">Pada tahun 1911 Masihi lahirlah seorang putera yang diberi nama Thalib @ Muthalib di Kampung Sungai Semambu hasil perkahwinan Haji Puteh bin Haji Awang Chik Man dengan Sheikh Maryam binti Syeikh Ahmad Kabir. Beliau mendalami ilmu agama ketika usia 11 tahun di Pondok Tuan Guru Muhammad Taib, Kubang Semang, ketika usia 16 tahun beliau berangkat ke Mekah mendalami Ilmu Agama Islam kepada tokoh ulamak terkenal Melayu dan Arab selama 16 tahun.</span></span></div>
<div class="Standard" style="color: #e69138; font-family: Verdana, sans-serif;">
<br /></div>
<div class="Standard" style="color: #e69138; font-family: Verdana, sans-serif;">
<span style="font-size: small;"><span lang="EN-US">Pada tahun 1941, beliau pulang dari Mekah dan bertugas sebagai guru di Sekolah Arab Masjid Kubang Semang dan kemudian mengajar di Madrasah Manabil Ulum. Sifat warak dan amanah serta ketinggian ilmunya beliau dijodohkan dengan Hajjah Maimunah binti Sheikh Othman Jalaludin, anak perempuan gurunya yang juga pengasas Madrasah Manabil Ulum, Penanti. Setelah sekian lama mengajar dan berbakti kepada masyarakat pada 14 Oktober 1984 beliau menyahut panggilan Ilahi menemui Allah ketika itu usianya 71 tahun.</span></span></div>
<span style="color: #e69138; font-size: small;"><span lang="EN-US" style="font-family: Verdana, sans-serif;"> Al <i style="color: orange;">Fatihah.........</i></span></span>Cindaihttp://www.blogger.com/profile/08148674477290288573noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-12165543.post-76966622115557956452012-05-04T08:23:00.000-07:002012-05-04T08:23:16.103-07:00SHEIKH HAJI ABDULLAH FAHIM (1869-1961)<div style="color: #f1c232; font-family: Verdana,sans-serif;">
</div>
<div class="Standard" style="color: #f1c232; font-family: Verdana,sans-serif;">
<span style="font-size: small;"><span lang="EN-US"></span><b style="color: #bf9000;"><span lang="EN-US">SINOPSIS</span></b></span></div>
<div class="Standard" style="color: #f1c232; font-family: Verdana,sans-serif;">
<span style="font-size: small;"><u><span lang="EN-US"><span style="text-decoration: none;"><br />
</span></span></u></span></div>
<div class="Standard" style="color: #f1c232; font-family: Verdana,sans-serif;">
<span style="font-size: small;"><span lang="EN-US"> </span><span lang="EN-US">Sheikh Haji Abdullah dilahirkan di Tanah Suci Makkah al-Mukarramah pada tahun 1870 di satu tempat tidak jauh dari Masjid al-Haram yang bernama Shuib Ali.Bapanya Sheikh Ibrahim bin Haji Tahir bermastautin di kota Mekah dan menjadi guru agama di Masjid al-Haram.Tuan Guru Sheikh Haji Abdullah Fahim pernah dilantik sebagai ahli lembaga Masjid al-Haram .Sewaktu berada di Mekah, Tuan Guru Sheikh Haji Abdullah Fahim mengambil kesempatan mempelajari ilmu politik Islam dan antarabangsa.Beliau mempunyai kelulusan dalam lebih daripada 15 bidang ilmu Islam.Kemahiran utama Tuan Guru Sheikh Haji Abdullah Fahim adalah dalam bidang ilmu falak dan kesusasteraan Arab.</span></span></div>
<div class="Standard" style="color: #f1c232; font-family: Verdana,sans-serif;">
<br /></div>
<div class="Standard" style="color: #f1c232; font-family: Verdana,sans-serif;">
<span style="font-size: small;"><span lang="EN-US">Selain itu, Tuan Guru Haji Abdullah Fahim juga memiliki semangat jihad yang tinggi dan pernah menyertai gerakan Islam di negara Arab untuk menentang penjajahan Yahudi,Inggeris,Perancis dan Amerika Syarikat.Beliau telah mendirikan rumah tangga dengan seorang gadis Melayu yang pernah tinggal di Mekah.Hasil perkongsian hidup itu, beliau dianugerahi dua cahaya mata iaitu Ahmad Ghazali dan Ahmad yang kemudiannya dikenali di Malaysia dengan nama Ahmad Badawi, iaitu bapa kepada YAB Datuk Seri Abdullah Ahmad Badawi. </span></span></div>
<div class="Standard" style="color: #f1c232; font-family: Verdana,sans-serif;">
<span style="font-size: small;"><span lang="EN-US"> </span></span></div>
<div class="Standard" style="color: #f1c232; font-family: Verdana,sans-serif;">
<span style="font-size: small;"><span lang="EN-US">Pada tahun 1925, Tuan Guru Haji Abdullah Fahim kembali semula ke kampungnya di Kepala Batas, Pulau Pinang.Sekembalinya beliau meneruskan usaha untuk mengajar agama kepada pelajar tempatan di anjung rumah pusakanya di situ.Sesudah beberapa tahun di Perak, Sheikh Abdullah Fahim kembali ke Pulau Pinang dan meneruskan semula kuliah agamanya di Masjid Kepala Batas sementara menunggu siapnya sekolah agama yang baru didirikan dan dikenali sebagai Daeratul Maarif al-Wataniah (DMW). Beliau meninggal dunia pada 27 April 1961 ketika usia 90 tahun.</span></span></div>
<span style="font-size: small;"><span lang="EN-US"></span></span><br />
<div class="Standard" style="color: #f1c232; font-family: Verdana,sans-serif;">
<span style="font-size: small;"><span lang="EN-US"> <i style="color: #bf9000;">Al-Fatihah..........</i></span></span></div>Cindaihttp://www.blogger.com/profile/08148674477290288573noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-12165543.post-72899208475224489992012-04-20T10:11:00.001-07:002012-04-20T10:11:22.489-07:00TUAN SYAIKH UTHMAN JALALUDDIN (1880-1952)<div style="color: #9fc5e8; font-family: Verdana,sans-serif;">
</div>
<div class="separator" style="clear: both; text-align: left;">
<a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEj2uYBO4a1eGDpjKd0qZRpOfCeWd9KLVs9THgGeJB4_hII3ctBS9p0xJG02syHBhq43zedQSeaE7Q6N6i_4x9RXdKMrq4ZSd4d5b3iQ1lTt_QSqVUWGD9TeZtY3nFQAlLNz2UNCzw/s1600/TUAN+GURU+SYAIKH+UTHMAN+JALALUDDIN+copy.jpg" imageanchor="1" style="margin-left: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" height="320" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEj2uYBO4a1eGDpjKd0qZRpOfCeWd9KLVs9THgGeJB4_hII3ctBS9p0xJG02syHBhq43zedQSeaE7Q6N6i_4x9RXdKMrq4ZSd4d5b3iQ1lTt_QSqVUWGD9TeZtY3nFQAlLNz2UNCzw/s320/TUAN+GURU+SYAIKH+UTHMAN+JALALUDDIN+copy.jpg" width="292" /></a></div>
<div class="Standard" style="color: #9fc5e8; font-family: Verdana,sans-serif;">
<br /></div>
<div class="Standard" style="color: #3d85c6; font-family: Verdana,sans-serif;">
<b><span style="font-size: small;"><span lang="EN-US">SINOPSIS</span></span></b></div>
<div class="Standard" style="color: #9fc5e8; font-family: Verdana,sans-serif;">
<br /></div>
<div class="Standard" style="color: #9fc5e8; font-family: Verdana,sans-serif;">
<span style="font-size: small;"><span lang="EN-US">Tuan Syaikh Uthman Jalaluddin yang masyhur sebagai seorang alim di Penanti, Bukit Mertajam. Dilahirkan pada tahun 1880M di Kampung Panjang, Daerah Sering, Kota Bharu, Kelantan. Beliau mulai belajar kitab jawi yang pertama kepada Haji Jamal Perupok, kemudian belajar dengan mufti Haji Wan Muhammad di Kota Bharu dan Haji Abdul Malik di Sungai Pinang. Selepas beberapa tahun belajar di Kelantan, Syaikh Uthman melanjutkan pelajaran ke Mekah selama 4 tahun. Setelah pulang dari Mekah beliau meneruskan pengajiannya di pondok Tok Kenali dan beliau pernah menjadi pembantu Tok Kenali dengan mengajar kitab-kitab fiqh kepada para pelajar. Selepas itu beliau cuba membuka pondok di Pasir Kasar, Sering, Kampung Tapang dan di Lepah, Bukit Abal, Pasir Puteh tetapi semuanya gagal dan tidak dapat bertahan lama.</span></span></div>
<div class="Standard" style="color: #9fc5e8; font-family: Verdana,sans-serif;">
<br /></div>
<div class="Standard" style="color: #9fc5e8; font-family: Verdana,sans-serif;">
<span style="font-size: small;"><span lang="EN-US">Berdasarkan kegagalannya dalam usaha tersebut beliau cuba berbincang dengan gurunya Tok Kenali yang memberi nasihat kepadanya supaya belajar lagi.Atas nasihat tersebut, Syaikh Uthman berangkat pula ke Mekah bersama isteri dan anaknya, tetapi isteri dan anak lelakinya yang dibawa bersama ke Mekah itu meninggal dunia sebelum sempat mengerjakan haji.Selepas itu beliau berkahwin pula dengan Hajjah Sara di Mekah dan dapat hidup aman damai di sana di samping bersungguh-sungguh menjalankan tugas mengajar.</span></span></div>
<div class="Standard" style="color: #9fc5e8; font-family: Verdana,sans-serif;">
<br /></div>
<div class="Standard" style="color: #9fc5e8; font-family: Verdana,sans-serif;">
<span style="font-size: small;"><span lang="EN-US">Dari Mekah Syaikh Uthman bersama-sama keluarganya pulang ke Malaysia. Kepulangannya pada kali ini membuatkan beliau terus ke Penanti, Bukit Mertajam dan tidak lagi ke tempat asalnya Kelantan. Di Penanti beliau membuka Pondok di atas tanah yang diwakafkan oleh sepasang suami isteri iaitu Haji Arshad dan Hajjah Tijah. Pondok tersebut diberi nama Manabil Ulum Wamatali'al-Nujum.Ertinya : (Tempat Terpancarnya Ilmu Pengetahuan dan Tempat Munculnya Bintang-bintang).Pada tahun 1952 tugas mentadbir dan mengajar di pondok itu diambil alih oleh Tuan Guru Haji Talib bin Haji Puteh setelah Tuan Syaikh Uthman meninggal dunia di Mekah. </span></span></div>
<div class="Standard" style="color: #9fc5e8; font-family: Verdana,sans-serif;">
<span style="font-size: small;"><span lang="EN-US"></span></span></div>
<div class="Standard" style="color: #9fc5e8; font-family: Verdana,sans-serif;">
<span style="font-size: small;"><span lang="EN-US"> <i style="color: #3d85c6;">Al-Fatihah..........</i></span></span></div>Cindaihttp://www.blogger.com/profile/08148674477290288573noreply@blogger.com3tag:blogger.com,1999:blog-12165543.post-72384016431291337102012-04-20T10:11:00.000-07:002012-04-20T10:11:10.793-07:00TUAN HUSAIN MOHD NASIR AL-MAS'UDI AL-BANJARI (1863-1935)<div style="color: #f4cccc; font-family: Verdana,sans-serif;">
</div>
<div class="separator" style="clear: both; text-align: left;">
<a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEhMJ0sfZTQzL4y1BVeCdLwUG7Oz6UefPcnKj5siD6QCso7F_tJXX0yEnp2raqTnRNbrCof4FbQioE8mHTyyRk8dFhBbJibC0Bw0zjflIjljskAmU9jNZc0lS6lNnTXjmJ7kw9v4_w/s1600/TUAN+GURU+HUSAIN+MOHD+NASIR+AL-MAS%27UDI+AL-BANJARI+copy.jpg" imageanchor="1" style="margin-left: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" height="320" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEhMJ0sfZTQzL4y1BVeCdLwUG7Oz6UefPcnKj5siD6QCso7F_tJXX0yEnp2raqTnRNbrCof4FbQioE8mHTyyRk8dFhBbJibC0Bw0zjflIjljskAmU9jNZc0lS6lNnTXjmJ7kw9v4_w/s320/TUAN+GURU+HUSAIN+MOHD+NASIR+AL-MAS%27UDI+AL-BANJARI+copy.jpg" width="252" /></a></div>
<div class="Standard" style="color: #f4cccc; font-family: Verdana,sans-serif;">
<br /></div>
<div class="Standard" style="color: magenta; font-family: Verdana,sans-serif;">
<b><span style="font-size: small;"><span lang="EN-US">SINOPSIS</span></span></b></div>
<div class="Standard" style="color: #f4cccc; font-family: Verdana,sans-serif;">
<br /></div>
<div class="Standard" style="color: #f4cccc; font-family: Verdana,sans-serif;">
<span style="font-size: small;"><span lang="EN-US">Tuan Husain atau Tuan Husain Mohd Nasir al-Masu'di al-Banjari.Beliau adalah seorang guru dan pengarang kitab agama yang dihormati oleh masyarakat Islam di utara dan Nusantara amnya.Tuan Husain dilahirkan di Titi Gajah,Kedah pada 20 Jamadilawal 1280H bersamaan 1863M.Asal usul keturunan Tuan Husain sebenarnya dari Kelampaian, Martapura, Banjarmasin.Walau bagaimanpun, nenek moyangnya sudah begitu lama berhijrah ke Kedah.Pada zaman kecilnya, Tuan Husain dipelihara oleh datuknya, Haji Mohd Taib yang juga ulama terkemuka di Kedah pada abad ke-19.Datuknya sendiri mengajar ilmu agama dan bahasa Arab kepadanya. Menjelang usia 19 tahun, Tuan Husain berjalan kaki ke Pattani untuk mendalami ilmu agama.Tuan Husain kemudiannya berhijrah pula ke Kelantan.</span></span></div>
<div class="Standard" style="color: #f4cccc; font-family: Verdana,sans-serif;">
<br /></div>
<div class="Standard" style="color: #f4cccc; font-family: Verdana,sans-serif;">
<span style="font-size: small;"><span lang="EN-US">Pada tahun 1883,beliau menumpang tongkang ke Terengganu.Tuan Husain sebenarnya amat dahagakan ilmu.Ini menyebabkan beliau mengembara hampir ke seluruh Nusantara.Dari Melaka beliau ke Medan dan Aceh. Beliau dijodohkan dengan anak Penghulu Wahab yang bernama Jahara.Tuan Husain kembali ke Titi Gajah untuk membantu datuknya mengajar agama.Tidak lama selepas itu,isterinya pula meninggal dunia.Tuan Husain berkahwin pula dengan Wan Khadijah Wan Jusoh.</span></span></div>
<div class="Standard" style="color: #f4cccc; font-family: Verdana,sans-serif;">
<br /></div>
<div class="Standard" style="color: #f4cccc; font-family: Verdana,sans-serif;">
<span style="font-size: small;"><span lang="EN-US">Pada tahun 1892, Tuan Husain melanjutkan pengajian di Mekah.Di Tanah Suci,beliau berguru dengan Syeikh Nawawi Bintan, Ahmad Lingga.Kawan karibnya di Mekah ialah Haji Muhammad Yusof Kelantan (Tok Kenali) dan Haji Wan Sulaiman Wan Sidik (Pak Wan Sulaiman).Di antara muridnya yang muncul sebagai ulama terkenal ialah Haji Abdul Rahman Haji Abdullah dan Haji Abdul Rahman Merbok yang juga dikenali sebagai Datuk Mursyid Diraja Kedah.Seorang lagi muridnya ialah Haji Ghazali Haji Arsyad,murid Sekolah Al-Irshadiah Al-Diniyah, Bagan Datoh Perak.Syeikh Idris Al-Marbawi juga dikatakan pernah berguru kepada Tuan Husain di Bohor.</span></span></div>
<div class="Standard" style="color: #f4cccc; font-family: Verdana,sans-serif;">
<br /></div>
<div class="Standard" style="color: #f4cccc; font-family: Verdana,sans-serif;">
<span style="font-size: small;"><span lang="EN-US">Pada tahun 1887,beliau menghasilkan buku pertama,Al-Nur Mustafid fi Aqa'id Ahl Al-Tauhid.Buku terakhirnya pula berjudul Bunga Geti.Tuan Husain juga menghasilkan 18 buah kitab agama. Tuan Husain meninggal dunia pada 17 Zulkaedah 1354H bersamaan 1935M.Ketika itu beliau berusia 72 tahun.Jenazah Tuan Husain telah dikebumikan di Titi Gajah.</span></span></div>
<div class="Standard" style="color: #f4cccc; font-family: Verdana,sans-serif;">
<span style="font-size: small;"><span lang="EN-US"></span></span></div>
<div class="Standard" style="color: #f4cccc; font-family: Verdana,sans-serif;">
<span style="font-size: small;"><span lang="EN-US"> <i style="color: magenta;">Al-Fatihah.........</i></span></span></div>Cindaihttp://www.blogger.com/profile/08148674477290288573noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-12165543.post-39633013446872754192012-04-20T10:10:00.000-07:002012-04-20T10:10:51.878-07:00TUAN GURU HAJI YUSOFF BIN HAJI SAAD (1918-1979)<div style="color: #ffe599; font-family: Verdana,sans-serif; text-align: left;">
</div>
<div class="separator" style="clear: both; text-align: left;">
<a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEjwWmrMXlAPS3beaA3hqoVfUKNUgnJOVLEK_IdhlekpjQtN71dnIrvQi83DpaHFrsTzjMFUUshTN0snWhRUTHaA2fryuxIogIS8IoIJWCqrzIYU-Od-g4Xfs_vlfEXF_hTzCsn1CA/s1600/TUAN+GURU+HAJI+YUSOFF+BIN+HAJI+SAAD+copy.jpg" imageanchor="1" style="margin-left: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" height="320" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEjwWmrMXlAPS3beaA3hqoVfUKNUgnJOVLEK_IdhlekpjQtN71dnIrvQi83DpaHFrsTzjMFUUshTN0snWhRUTHaA2fryuxIogIS8IoIJWCqrzIYU-Od-g4Xfs_vlfEXF_hTzCsn1CA/s320/TUAN+GURU+HAJI+YUSOFF+BIN+HAJI+SAAD+copy.jpg" width="263" /></a></div>
<div style="color: #ffe599;">
<br /></div>
<div style="color: #ffe599;">
<b style="color: lime;"><span style="font-size: small;"><span lang="EN-US">SINOPSIS</span></span></b> </div>
<div class="Standard" style="color: #ffe599; font-family: Verdana,sans-serif; text-align: left;">
<br /></div>
<div class="Standard" style="color: #ffe599; font-family: Verdana,sans-serif; text-align: left;">
<span style="font-size: small;"><span lang="EN-US"></span><span lang="EN-US">Tuan Guru Haji Yusoff bin Haji Saad dilahirkan di sebuah kampung bernama Relau dalam Daerah Bandar Baharu Kedah Darul Aman pada tahun 1918 dan ditakdirkan bertemu jodoh beliau dengan adik perempuan kepada sahabat beliau iaitu Hajjah Kalsom binti Haji Putih.Antara pusat pengajian terawal bagi beliau ialah Madrasah Idrisiyah, Bukit Chandan Kuala Kangsar, Perak. Beliau kemudiannya menyambung pengajiannya di Pondok Guar Chempedak Yan, Kedah Darul Aman.</span></span></div>
<div class="Standard" style="color: #ffe599; font-family: Verdana,sans-serif; text-align: left;">
<br /></div>
<div class="Standard" style="color: #ffe599; font-family: Verdana,sans-serif; text-align: left;">
<span style="font-size: small;"><span lang="EN-US">Beberapa tahun kemudian,beliau melanjutkan lagi taraf pendidikannya dengan memilih sebuah sekolah pondok yang begitu masyhur di Pulau Pinang iaitu Madrasah Daeratul Maarif Kepala Batas yang ketika itu dipimpin oleh Tuan Guru Abdullah Fahim.Selepas itu beliau kemudian memilih sebuah lagi pusat pengajian Pondok yang masyhur iaitu Madrasah Manabil Ulum Wamataliu'nujum yang dipimpin oleh Tuan Guru Sheikh Osman Jalaluddin.Di sinilah kewibawaan beliau mula terselah apabila Tuan Guru Sheikh Osman Jalaluddin memberikan kepercayaan kepada beliau 'mengepalai' kumpulan usrah dan muzakarah bersama-sama Tuan Guru Haji Talib bin Haji Putih (abang ipar beliau).</span></span></div>
<div class="Standard" style="color: #ffe599; font-family: Verdana,sans-serif; text-align: left;">
<br /></div>
<div class="Standard" style="color: #ffe599; font-family: Verdana,sans-serif; text-align: left;">
<span style="font-size: small;"><span lang="EN-US">Setiap pelajar mempunyai impian untuk melanjutkan pengajian di gedung ilmu termasyhur iaitu Makkah Mukarramah.Oleh itu selepas beliau tamat pengajian di Madrasah Manabil Ulum beliau berkesempatan 'bermusafir' ke Makkah Mukarramah untuk meneruskan pengajiannya selama dua tahun disamping beroleh ilmu yang banyak.Pada tahun 1953, beliau telah membuka sebuah pusat pengajian agama berteraskan Pondok yang diberi nama Madrasah Irshad Al Ashraf Al Wataniah, terkenal dengan nama Pondok Sungai Bakap.</span></span></div>
<div class="Standard" style="color: #ffe599; font-family: Verdana,sans-serif; text-align: left;">
<span style="font-size: small;"><span lang="EN-US"> <i style="color: lime;">Al-Fatihah.</i>.......</span></span></div>Cindaihttp://www.blogger.com/profile/08148674477290288573noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-12165543.post-18299344975159801082012-02-10T08:33:00.000-08:002012-02-10T08:33:57.011-08:00HAJI MOHD ZAIN BIN HAJI ABDUL RAHMAN (1883-1943)<div style="color: #b6d7a8; font-family: Verdana,sans-serif;"></div><div class="Standard" style="color: red; font-family: Verdana,sans-serif;"><b><span style="font-size: small;"><span lang="EN-US">SINOPSIS</span></span></b></div><div class="Standard" style="color: #b6d7a8; font-family: Verdana,sans-serif;"><br />
</div><div class="Standard" style="color: #b6d7a8; font-family: Verdana,sans-serif;"><span style="font-size: small;"><span lang="EN-US">Haji Mohd Zain bin Haji Abdul Rahman dilahirkan di Kampung Paya Semambu Relau, Kedah, pada tahun 1883.Anak sulung daripada 8 orang adik beradik.Semasa kecil Haji Mohd Zain mempelajari ilmu Al-Quran dan agama daripada ayahnya sendiri iaitu Haji Abdul Rahman bin Ateng, seorang imam di Kampung Relau yang amat disegani.Daripada 4 orang anak lelaki Hj. Abdul Rahman, Mohd Zain merupakan anak yang paling cerdik dan cepat menerima ilmu yang diajar.Sebelum meningkat dewasa, beliau telah dihantar belajar kepada beberapa orang tuan guru di sekitar utara negeri Kedah.Paling lama beliau menuntut ialah di Pondok Kampung Pulau Pisang, Kedah.Tidak diketahui disini siapakah guru-guru beliau ketika itu.Setelah mendapat tauliah dan ijazah daripada beberapa orang gurunya di Kedah, pada tahun 1924 beliau telah berhijrah ke negeri Melaka yang bersejarah dan membuka sebuah sekolah pondok di Kampung Paya Rumput, Alor Gajah yang diberi nama Madrasah Ad Diniah.Beliau telah berkahwin dengan Puan Aishah binti Ismail dan mendapat 5 orang puteri.</span></span></div><div class="Standard" style="color: #b6d7a8; font-family: Verdana,sans-serif;"><br />
</div><div class="Standard" style="color: #b6d7a8; font-family: Verdana,sans-serif;"><span style="font-size: small;"><span lang="EN-US">Nama Hj.Mohd Zain bin Hj. Abdul Rahman tercatat dalam sejarah Melaka antara 4 orang ulama masyhur yang membuka sekolah pondok.Selain daripada alim dengan ilmu agama Hj. Mohd Zain juga mahir dengan beberapa ilmu kebatinan, beliau cekap bermain senjata seperti keris dan tekpi. Beliau juga mahir dengan ilmu penangkap.Pada bulan Safar 1352 bersamaan Jun 1932, Hj.Mohd Zain pulang ke Sungai Bakap dan membuka pondok Ad Diniah Islamiah di Jalan Stesen dengan menggunakan nama pondok yang ditinggalnya di Melaka.Pada malam Ahad 2 Safar 1362 bersamaan 7 Februari 1943, ketika menjelang subuh Tuan Guru Haji Mohd Zain pulang ke rahmatullah.Walaupun telah meninggal, penyebaran ilmu dan dakwah Islamiah berjalan terus dibawah pimpinan menantu sulung beliau iaitu Tuan Guru Haji Shapee bin Haji Harun.</span></span></div><span style="color: #b6d7a8;"> </span> <br />
<div class="Standard" style="color: #b6d7a8; font-family: Verdana,sans-serif;"><span style="font-size: small;"><span lang="EN-US"> <i style="color: white;">Al-Fatihah..........</i></span></span></div>Cindaihttp://www.blogger.com/profile/08148674477290288573noreply@blogger.com11tag:blogger.com,1999:blog-12165543.post-71235273333562038612012-02-10T08:14:00.000-08:002012-02-10T08:14:33.128-08:00TUAN GURU HAJI AHMAD BIN TUAN HUSSIN (1906-1977)<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;"><a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEhYShOn_jzvJy24zBKuoVTB5i9ZitZdpxfHPQRuNnQvc18S3mp57jvOV4isXJ8K-eFSL3byRIEq1uxonu97AzIEowABpxugrxK9e-Xhkrw0wkw0gwO-IFJI9JU0-Mh8QnpMkGotqA/s1600/TUAN+GURU+HAJI+AHMAD+BIN+TUAN+HUSSIN+copy.jpg" imageanchor="1" style="margin-left: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" height="320" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEhYShOn_jzvJy24zBKuoVTB5i9ZitZdpxfHPQRuNnQvc18S3mp57jvOV4isXJ8K-eFSL3byRIEq1uxonu97AzIEowABpxugrxK9e-Xhkrw0wkw0gwO-IFJI9JU0-Mh8QnpMkGotqA/s320/TUAN+GURU+HAJI+AHMAD+BIN+TUAN+HUSSIN+copy.jpg" width="263" /></a></div><div style="color: #ffd966;"><!--[if gte mso 9]><xml> <w:WordDocument> <w:View>Normal</w:View> <w:Zoom>0</w:Zoom> <w:TrackMoves/> <w:TrackFormatting/> <w:PunctuationKerning/> <w:ValidateAgainstSchemas/> <w:SaveIfXMLInvalid>false</w:SaveIfXMLInvalid> <w:IgnoreMixedContent>false</w:IgnoreMixedContent> <w:AlwaysShowPlaceholderText>false</w:AlwaysShowPlaceholderText> <w:DoNotPromoteQF/> <w:LidThemeOther>EN-MY</w:LidThemeOther> <w:LidThemeAsian>X-NONE</w:LidThemeAsian> <w:LidThemeComplexScript>X-NONE</w:LidThemeComplexScript> <w:Compatibility> <w:BreakWrappedTables/> <w:SnapToGridInCell/> <w:WrapTextWithPunct/> <w:UseAsianBreakRules/> <w:DontGrowAutofit/> <w:SplitPgBreakAndParaMark/> <w:DontVertAlignCellWithSp/> <w:DontBreakConstrainedForcedTables/> <w:DontVertAlignInTxbx/> <w:Word11KerningPairs/> <w:CachedColBalance/> </w:Compatibility> <w:DoNotOptimizeForBrowser/> <m:mathPr> <m:mathFont m:val="Cambria Math"/> <m:brkBin m:val="before"/> <m:brkBinSub m:val="--"/> <m:smallFrac m:val="off"/> <m:dispDef/> <m:lMargin m:val="0"/> <m:rMargin m:val="0"/> <m:defJc m:val="centerGroup"/> <m:wrapIndent m:val="1440"/> <m:intLim m:val="subSup"/> <m:naryLim m:val="undOvr"/> </m:mathPr></w:WordDocument> </xml><![endif]--><!--[if gte mso 9]><xml> <w:LatentStyles DefLockedState="false" DefUnhideWhenUsed="true"
DefSemiHidden="true" DefQFormat="false" DefPriority="99"
LatentStyleCount="267"> <w:LsdException Locked="false" Priority="0" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" QFormat="true" Name="Normal"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="9" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" QFormat="true" Name="heading 1"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="9" QFormat="true" Name="heading 2"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="9" QFormat="true" Name="heading 3"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="9" QFormat="true" Name="heading 4"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="9" QFormat="true" Name="heading 5"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="9" QFormat="true" Name="heading 6"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="9" QFormat="true" Name="heading 7"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="9" QFormat="true" Name="heading 8"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="9" QFormat="true" Name="heading 9"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="39" Name="toc 1"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="39" Name="toc 2"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="39" Name="toc 3"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="39" Name="toc 4"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="39" Name="toc 5"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="39" Name="toc 6"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="39" Name="toc 7"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="39" Name="toc 8"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="39" Name="toc 9"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="35" QFormat="true" Name="caption"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="10" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" QFormat="true" Name="Title"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="1" Name="Default Paragraph Font"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="11" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" QFormat="true" Name="Subtitle"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="22" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" QFormat="true" Name="Strong"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="20" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" QFormat="true" Name="Emphasis"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="59" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Table Grid"/> <w:LsdException Locked="false" UnhideWhenUsed="false" Name="Placeholder Text"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="1" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" QFormat="true" Name="No Spacing"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="60" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Light Shading"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="61" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Light List"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="62" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Light Grid"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="63" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Shading 1"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="64" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Shading 2"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="65" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium List 1"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="66" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium List 2"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="67" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Grid 1"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="68" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Grid 2"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="69" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Grid 3"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="70" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Dark List"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="71" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Colorful Shading"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="72" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Colorful List"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="73" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Colorful Grid"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="60" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Light Shading Accent 1"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="61" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Light List Accent 1"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="62" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Light Grid Accent 1"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="63" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Shading 1 Accent 1"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="64" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Shading 2 Accent 1"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="65" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium List 1 Accent 1"/> <w:LsdException Locked="false" UnhideWhenUsed="false" Name="Revision"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="34" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" QFormat="true" Name="List Paragraph"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="29" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" QFormat="true" Name="Quote"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="30" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" QFormat="true" Name="Intense Quote"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="66" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium List 2 Accent 1"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="67" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Grid 1 Accent 1"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="68" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Grid 2 Accent 1"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="69" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Grid 3 Accent 1"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="70" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Dark List Accent 1"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="71" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Colorful Shading Accent 1"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="72" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Colorful List Accent 1"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="73" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Colorful Grid Accent 1"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="60" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Light Shading Accent 2"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="61" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Light List Accent 2"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="62" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Light Grid Accent 2"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="63" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Shading 1 Accent 2"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="64" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Shading 2 Accent 2"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="65" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium List 1 Accent 2"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="66" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium List 2 Accent 2"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="67" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Grid 1 Accent 2"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="68" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Grid 2 Accent 2"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="69" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Grid 3 Accent 2"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="70" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Dark List Accent 2"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="71" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Colorful Shading Accent 2"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="72" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Colorful List Accent 2"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="73" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Colorful Grid Accent 2"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="60" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Light Shading Accent 3"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="61" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Light List Accent 3"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="62" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Light Grid Accent 3"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="63" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Shading 1 Accent 3"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="64" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Shading 2 Accent 3"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="65" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium List 1 Accent 3"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="66" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium List 2 Accent 3"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="67" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Grid 1 Accent 3"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="68" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Grid 2 Accent 3"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="69" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Grid 3 Accent 3"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="70" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Dark List Accent 3"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="71" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Colorful Shading Accent 3"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="72" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Colorful List Accent 3"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="73" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Colorful Grid Accent 3"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="60" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Light Shading Accent 4"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="61" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Light List Accent 4"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="62" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Light Grid Accent 4"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="63" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Shading 1 Accent 4"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="64" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Shading 2 Accent 4"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="65" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium List 1 Accent 4"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="66" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium List 2 Accent 4"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="67" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Grid 1 Accent 4"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="68" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Grid 2 Accent 4"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="69" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Grid 3 Accent 4"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="70" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Dark List Accent 4"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="71" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Colorful Shading Accent 4"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="72" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Colorful List Accent 4"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="73" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Colorful Grid Accent 4"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="60" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Light Shading Accent 5"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="61" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Light List Accent 5"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="62" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Light Grid Accent 5"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="63" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Shading 1 Accent 5"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="64" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Shading 2 Accent 5"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="65" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium List 1 Accent 5"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="66" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium List 2 Accent 5"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="67" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Grid 1 Accent 5"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="68" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Grid 2 Accent 5"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="69" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Grid 3 Accent 5"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="70" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Dark List Accent 5"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="71" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Colorful Shading Accent 5"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="72" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Colorful List Accent 5"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="73" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Colorful Grid Accent 5"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="60" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Light Shading Accent 6"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="61" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Light List Accent 6"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="62" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Light Grid Accent 6"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="63" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Shading 1 Accent 6"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="64" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Shading 2 Accent 6"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="65" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium List 1 Accent 6"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="66" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium List 2 Accent 6"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="67" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Grid 1 Accent 6"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="68" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Grid 2 Accent 6"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="69" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Grid 3 Accent 6"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="70" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Dark List Accent 6"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="71" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Colorful Shading Accent 6"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="72" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Colorful List Accent 6"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="73" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Colorful Grid Accent 6"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="19" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" QFormat="true" Name="Subtle Emphasis"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="21" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" QFormat="true" Name="Intense Emphasis"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="31" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" QFormat="true" Name="Subtle Reference"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="32" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" QFormat="true" Name="Intense Reference"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="33" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" QFormat="true" Name="Book Title"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="37" Name="Bibliography"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="39" QFormat="true" Name="TOC Heading"/> </w:LatentStyles> </xml><![endif]--><span style="font-size: small;"><span lang="EN-US"></span></span><span style="font-size: small;"><u><span lang="EN-US"><br />
</span></u></span></div><div style="color: #ffd966;"><b style="color: blue;"><span style="font-size: small;"><span lang="EN-US">SINOPSIS</span></span></b></div><div style="color: #ffd966;"><b style="color: blue;"><span style="font-size: small;"><span lang="EN-US"> </span></span></b> </div><div class="Standard" style="color: #ffd966; font-family: Verdana,sans-serif;"><span style="font-size: small;"><span lang="EN-US"><span></span>Tuan Guru Haji Ahmad atau nama sebenarnya Ni'matullah Ahmad bin Tuan Hussin. Dilahirkan pada 17 Jun 1906 di Kampung Bohar, Mukim Titi Gajah Alor Setar, Kedah. Pendidikan awal beliau di Sekolah Melayu Chourasta Pulau Pinang, manakala Pendidikan Agama dan Bahasa Arab beliau belajar daripada ayahandanya sendiri iaitu Tuan Hussin Kedah.</span></span></div><div class="Standard" style="color: #ffd966; font-family: Verdana,sans-serif;"><br />
</div><div class="Standard" style="color: #ffd966; font-family: Verdana,sans-serif;"><span style="font-size: small;"><span lang="EN-US"><span></span>Setelah 7 tahun berada di Bagan Ulu, keluarganya berpindah ke Sungai Limau Yan, Kedah. Setelah itu beliau mengumpul wang sendiri untuk melanjutkan pelajaran ke Mekah Al Mukaramah pada tahun 1923 hingga 1927. Sekembalinya beliau dari Mekah beliau mengajar di kampung halaman sebelum berpindah ke Pokok Sena Kepala Batas Seberang Perai sebuah Pusat Pengajian Pondok yang didirikan oleh ayahandanya yang terkenal dengan “Madrasah Khairiah Islamiah.” Beliau meneruskan usaha ayahandanya menerajui Madrasah Khairiah Islamiah di kampung itu, pernah menjawat jawatan sebagai Kadi Besar Pulau Pinang pada tahun 1965 hingga 1974, dan pernah dipilih sebagai Ahli Parlimen Kawasan Kerian, Perak pada tahun 1955. Tuan Guru Haji Ahmad<span> </span>meninggal dunia pada tahun 1977 ketika usia beliau 71 tahun.</span></span> </div><span style="font-size: small;"><span lang="EN-US"><span></span></span></span> <div class="Standard" style="color: #ffd966; font-family: Verdana,sans-serif;"><span style="font-size: small;"><span lang="EN-US"><span> </span><span> </span><span> </span><i style="color: #f4cccc;">Al-Fatihah........<span> </span></i></span></span></div>Cindaihttp://www.blogger.com/profile/08148674477290288573noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-12165543.post-20294716087025825162012-02-10T08:05:00.000-08:002012-02-10T08:05:23.239-08:00TUAN GURU HAJI SALLEH MASRI (1875-1971)<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;"><a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEiqoDLDAXtTdn3Hst8ieyCXTB-93JrKxWFzL4qkNhGqFQp_IY58gVNZAgz_Q1CM0-5ACStt5R15ivgX4VxLoY4M9xtRuju6JETZzYHJypLEu6C2e2DacKnK1BpmeZ35WIK53vzLSw/s1600/-+TUAN+GURU+HAJI+SALLEH+MASRI+copy.jpg" imageanchor="1" style="margin-left: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" height="320" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEiqoDLDAXtTdn3Hst8ieyCXTB-93JrKxWFzL4qkNhGqFQp_IY58gVNZAgz_Q1CM0-5ACStt5R15ivgX4VxLoY4M9xtRuju6JETZzYHJypLEu6C2e2DacKnK1BpmeZ35WIK53vzLSw/s320/-+TUAN+GURU+HAJI+SALLEH+MASRI+copy.jpg" width="263" /></a></div><div style="color: #c27ba0; font-family: Verdana,sans-serif;"><span class="hasCaption"> <br />
<span style="color: yellow;">SINOPSIS</span><br />
<br />
<span class="text_exposed_show"> Haji Salleh Masri ialah Haji Salleh bin Baki.Dilahirkan di Kampung Rasah,Negeri Sembilan pada tahun 1875.Keluarganya berasal dari Tembusi, Sumatera.Ketika berusia tujuh tahun,beliau memasuki sekolah Melayu Bukit Nenas, Seremban.Selepas tiga tahun,beliau mula cenderung mempelajari ilmu agama.Pada tahun 1886, Haji Salleh Masri ke Sekolah Agama Bersilam, Langkat, Sumatera.Beliau berguru kepada Syeikh Abdul Wahab, ulama keterunan Arab yang masyhur di Sumatera.Menjelang tahun 1893, beliau pulang ke tanah air.Sesudah itu, beliau terus mendalami ilmu agama dengan berguru kepada Haji Zainal Abidin Al-Fatani( Haji Minal) di Madrasah Sungai Dua, Butterworth, Seberang Prai selama tiga tahun.Fakih Mohd Salleh berguru pula selama tiga tahun kepada Imam Ahmad di Madrasah Padang Lalang, Bukit Mertajam, Seberang Prai.Dengan mendapat galakkan daripada Imam Ahmad, Fakih Salleh akhirnya melanjutkan pengajian Islam di Mesir. Pemergiannya itu dibiayai oleh keluarganya sebanyak RM1,000.<br />
<br />
Pada tahun 1899,beliau dikatakan antara anak Melayu yang pertama belajar di Al-Azhar.Ketika di universiti, Fakih Salleh pernah berguru kepada Syeikh Muhammad Khatib, iaitu pejuang islah ynag diutarakan oleh reformis Muhammad Abduh.Apabila bapanya meninggal dunia pada tahun 1903, Fakih Salleh mengambil keputusan pulang ke tanah air kerana orang yang menyara pembelajarannya tiada lagi.Seorang hartawan dari Bukit Mertajam,iaitu Haji Abbas Haji Othman bersedia untuk membantunya.<br />
<br />
Pada tahun 1905, Fakih Salleh memperolehi Ijazah Alliyyah.Pada akhir tahun, apabila kembali ke tanah air, Fakih Salleh telah disambut dengan meriahnya di Pelabuhan Pulau Pinang.Akhirnya Fakih Salleh berkahwin dengan Hajah Saadiah Haji Abbas, iaitu anak kepada pembantunya ketika belajar di Mesir yang dianggap sebagai bapa angkatnya.Pada tahun 1906, Haji Salleh Masri menubuhkan Madrasah Al-Masriyah dan mentadbirkannya hingga tahun 1950 sebelum ke Mekah bagi kali kedua.Selepas itu,anaknya mengendalikan madrasah itu.Beliau meninggal dunia pada 30 Mei 1971 di Mekah.<br />
<br />
<i style="color: lime;">Al-Fatihah.........</i></span></span></div>Cindaihttp://www.blogger.com/profile/08148674477290288573noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-12165543.post-13551654415949443022012-02-09T19:57:00.001-08:002012-02-09T19:59:47.001-08:00TUAN GURU HAJI AHMAD FUAD HASSAN<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;"><a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEhRY2wwbV59wqBkqDRnHpxiBeLJUYEdDu4E75xO1HYNOcPLKLM4iHCoA186_tW36fQwjKEPwgEZX5C7dyd8pbA4ZvzsS4jRb6aSFYU5phgb_ulRKQItSrDrPk66F3fCQczahJVS4g/s1600/HAJI+AHMAD+FUAD+HASSAN.jpg" imageanchor="1" style="margin-left: 1em; margin-right: 1em;"><span style="font-family: Verdana, sans-serif;"><img border="0" sda="true" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEhRY2wwbV59wqBkqDRnHpxiBeLJUYEdDu4E75xO1HYNOcPLKLM4iHCoA186_tW36fQwjKEPwgEZX5C7dyd8pbA4ZvzsS4jRb6aSFYU5phgb_ulRKQItSrDrPk66F3fCQczahJVS4g/s1600/HAJI+AHMAD+FUAD+HASSAN.jpg" /></span></a></div><span style="color: lime; font-family: Verdana, sans-serif;">SINOPSIS</span><br />
<br />
<span style="font-family: Verdana, sans-serif;">Haji Ahmad Fuad Hassan atau Haji Dahmat Hassan dilahirkan di Ulu Piol Manong, Kuala Kangsar, Perak pada tahun 1916. Haji Ahmad Fuad menyambung pelajarannya di kelas Qismul'ali (Kelas tertinggi ) di Ehya Al-Syarif Gunung Semanggol, Perak Darul Redzuan kemudian setelah gurunya Syeikh Abu Bakar Al-Baqir mendesak beliau menyambung pelajaran di Mekah Al Mukaramah pada tahun 1937. Sama seperti ulama sezamannya, sewaktu berada di Mekah, Haji Ahmad Fuad turut terpengaruh kepada gerakan pembaharuan yang sedang berkembang pada waktu itu. Walaubagaimanapun, pengajian beliau di Mekah tidak lama. Beliau berada di Tanah Suci selama dua tahun sahaja.</span><br />
<span style="font-family: Verdana, sans-serif;"><br />
</span><br />
<span style="font-family: Verdana, sans-serif;">Pada tahun 1939, beliau kembali ke tanah air. Diantara sekolah Agama yang pernah menerima khidmat tokoh ulama ini adalah Sekolah Agama Idrisiah. Pada tahun 1940, beliau mengikut gurunya Syeikh Yamani ke Terengganu. Di Terengganu, Haji Ahmad Fuad juga pernah dilantik sebagai Pesuruhjaya Agama Islam pada 15 September 1943. Sewaktu negara digegar oleh gagasan Malayan Union, Haji Ahmad Fuad mengemukakan pula idea untuk menubuhkan persatuan. Haji Ahmad telah berkahwin dengan Saudah, iaitu anak gurunya, Haji Salleh Al-Masri. Beliau berkahwin pada tahun 1944 ketika umur 26 tahun. Hasil perkongsian hidup itu, mereka telah dikurniai enam orang anak ketika berkhidmat di Madrasah Al Masriyah, Bukit Mertajam. Beliau telah membuat perubahan dari Sistem Umumi ke Sistem Nizomi. </span><br />
<span style="font-family: Verdana, sans-serif;"><br />
</span><br />
<span style="color: #ead1dc; font-family: Verdana, sans-serif;"><em>Al-Fatihah............</em></span>Cindaihttp://www.blogger.com/profile/08148674477290288573noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-12165543.post-8088139320257764172012-02-01T21:20:00.000-08:002012-02-01T21:20:08.653-08:00Keadaan Lapar Rasulullah SAW<span style="color: #fce5cd;"> </span><span style="font-family: Verdana, sans-serif;"></span><br />
<span style="color: #fce5cd; font-family: Verdana, sans-serif;">Muslim dan Tarmidzi telah meriwayatkan dari An-Nu'man bin Basyir ra. dia berkata: Bukankah kamu sekarang mewah dari makan dan minum, apa saja yang kamu mau kamu mendapatkannya? Aku pernah melihat Nabi kamu Muhammad SAW hanya mendapat korma yang buruk saja untuk mengisi perutnya! </span><br />
<br />
<span style="color: #fce5cd; font-family: Verdana, sans-serif;">Dalam riwayat Muslim pula dari An-Nu'man bin Basyir ra. katanya, bahwa pada suatu ketika Umar ra. menyebut apa yang dinikmati manusia sekarang dari dunia! Maka dia berkata, aku pernah melihat Rasulullah SAW seharian menanggung lapar, karena tidak ada makanan, kemudian tidak ada yang didapatinya pula selain dari korma yang buruk saja untuk mengisi perutnya. </span><br />
<br />
<span style="color: #fce5cd; font-family: Verdana, sans-serif;">Suatu riwayat yang diberitakan oleh Abu Nu'aim, Khatib, Ibnu Asakir dan Ibnun-Najjar dari Abu Hurairah ra. dia berkata: Aku pernah datang kepada Rasulullah SAW ketika dia sedang bersembahyang duduk, maka aku pun bertanya kepadanya: Ya Rasulullah! Mengapa aku melihatmu bersembahyang duduk, apakah engkau sakit? jawab beliau: Aku lapar, wahai Abu Hurairah! Mendengar jawaban beliau itu, aku terus menangis sedih melihatkan keadaan beliau itu. Beliau merasa kasihan melihat aku menangis, lalu berkata: Wahai Abu Hurairah! jangan menangis, karena beratnya penghisaban nanti di hari kiamat tidak akan menimpa orang yang hidupnya lapar di dunia jika dia menjaga dirinya di kehidupan dunia. (Kanzul Ummal 4:41) </span><br />
<br />
<span style="color: #fce5cd; font-family: Verdana, sans-serif;">Ahmad meriwayatkan dari Aisyah ra. dia berkata: Sekali peristiwa keluarga Abu Bakar ra. (yakni ayahnya) mengirim (sop) kaki kambing kepada kami malam hari, lalu aku tidak makan, tetapi Nabi SAW memakannya - ataupun katanya, beliau yang tidak makan, tetapi Aisyah makan, lalu Aisyah ra. berkata kepada orang yang berbicara dengannya: Ini karena tidak punya lampu. Dalam riwayat Thabarani dengan tambahan ini: Lalu orang bertanya: Hai Ummul Mukminin! Apakah ketika itu ada lampu? Jawab Aisyah: Jika kami ada minyak ketika itu, tentu kami utamakan untuk dimakan. </span><br />
<span style="color: #fce5cd; font-family: Verdana, sans-serif;">(At-Targhib Wat-Tarhib 5:155; Kanzul Ummal 5:155) </span><br />
<span style="font-family: Verdana, sans-serif;"><br />
<span style="color: #fce5cd;"></span></span><br />
<span style="color: #fce5cd; font-family: Verdana, sans-serif;">Abu Ya'la memberitakan pula dari Abu Hurairah ra. katanya: Ada kalanya sampai berbulan-bulan berlalu, namun di rumah-rumah Rasulullah SAW tidak ada satu hari pun yang berlampu, dan dapurnya pun tidak berasap. Jika ada minyak dipakainya untuk dijadikan makanan. (At-Targhib Wat-Tarhib 5:154; Majma'uz Zawatid 10:325) </span><br />
<span style="font-family: Verdana, sans-serif;"><br />
<span style="color: #fce5cd;"></span></span><br />
<span style="color: #fce5cd; font-family: Verdana, sans-serif;">Bukhari dan Muslim meriwayatkan pula dari Urwah dari Aisyah ra. dia berkata: Demi Allah, hai anak saudaraku (Urwah anak Asma, saudara perempuan Aisyah), kami senantiasa memandang kepada anak bulan, bulan demi bulan, padahal di rumah-rumah Rasulullah SAW tidak pernah berasap. Berkata Urwah: Wahai bibiku, jadi apalah makanan kamu? Jawab Aisyah: Korma dan air sajalah, melainkan jika ada tetangga-tetangga Rasulullah SAW dari kaum Anshar yang membawakan buat kami makanan. Dan memanglah kadang-kadang mereka membawakan kami susu, maka kami minum susu itu sebagai makanan. (At-Targhib Wat-Tarhib 5:155) </span><br />
<br />
<span style="color: #fce5cd; font-family: Verdana, sans-serif;">Ibnu Jarir meriwayatkan dari Aisyah ra. katanya: sering kali kita duduk sampai empat puluh hari, sedang di rumah kami tidak pernah punya lampu atau dapur kami berasap. Maka orang yang mendengar bertanya: Jadi apa makanan kamu untuk hidup? Jawab Aisyah: Korma dan air saja, itu pun jika dapat. (Kanzul Ummal 4:3 </span><br />
<br />
<span style="color: #fce5cd; font-family: Verdana, sans-serif;">Tarmidzi memberitakan dari Masruq, katanya: Aku pernah datang menziarahi Aisyah ra. lalu dia minta dibawakan untukku makanan, kemudian dia mengeluh: Aku mengenangkan masa lamaku dahulu. Aku tidak pernah kenyang dan bila aku ingin menangis, aku menangis sepuas-puasnya! Tanya Masruq: Mengapa begitu, wahai Ummul Mukminin?! Aisyah menjawab: Aku teringat keadaan di mana Rasulullah SAW telah meninggalkan dunia ini! Demi Allah, tidak pernah beliau kenyang dari roti, atau daging dua kali sehari. </span><br />
<span style="color: #fce5cd; font-family: Verdana, sans-serif;">(At-Targhib Wat-Tarhib 5:14 </span><br />
<br />
<span style="color: #fce5cd; font-family: Verdana, sans-serif;">Dalam riwayat Ibnu Jarir lagi tersebut: Tidak pernah Rasulullah SAW kenyang dari roti gandum tiga hari berturut-turut sejak beliau datang di Madinah sehingga beliau meninggal dunia. Di lain lain versi: Tidak pernah kenyang keluarga Rasulullah SAW dari roti syair dua hari berturut-turut sehingga beliau wafat. Dalam versi lain lagi: Rasulullah SAW telah meninggal dunia, dan beliau tidak pernah kenyang dari korma dan air. </span><br />
<span style="color: #fce5cd; font-family: Verdana, sans-serif;">(Kanzul Ummal 4:3 </span><br />
<br />
<span style="color: #fce5cd; font-family: Verdana, sans-serif;">Dalam riwayat lain yang dikeluarkan oleh Baihaqi telah berkata Aisyah ra.: Rasulullah SAW tidak pernah kenyang tiga hari berturut-turut, dan sebenarnya jika kita mau kita bisa kenyang, akan tetapi beliau selalu mengutamakan orang lain yang lapar dari dirinya sendiri. (At-Targhib Wat-Tarhib 5:149) </span><br />
<br />
<span style="color: #fce5cd; font-family: Verdana, sans-serif;">Ibnu Abid-Dunia memberitakan dari Al-Hasan ra. secara mursal, katanya: Rasulullah SAW selalu membantu orang dengan tangannya sendiri, beliau menampal bajunya pun dengan tangannya sendiri, dan tidak pernah makan siang dan malam secara teratur selama tiga hari berturut-turut, sehingga beliau kembali ke rahmatullah. Bukhari meriwayatkan dari Anas ra. katanya: Tidak pernah Rasulullah SAW makan di atas piring, tidak pernah memakan roti yang halus hingga beliau meninggal dunia. Dalam riwayat lain: Tidak pernah melihat daging yang sedang dipanggang (maksudnya tidak pernah puas makan daging panggang). (At-Targhib Wat-Tarhib 5:153) </span><br />
<br />
<span style="color: #fce5cd; font-family: Verdana, sans-serif;">Tarmidzi memberitakan dari Ibnu Abbas ra. katanya: Rasulullah SAW sering tidur malam demi malam sedang keluarganya berbalik-balik di atas tempat tidur karena kelaparan, karena tidak makan malam. Dan makanan mereka biasanya dari roti syair yang kasar. Bukhari pula meriwayatkan dari Abu Hurairah ra. katanya: Pernah Rasulullah SAW mendatangi suatu kaum yang sedang makan daging bakar, mereka mengajak beliau makan sama, tetapi beliau menolak dan tidak makan. Dan Abu Hurairah ra. berkata: Rasulullah SAW meninggal dunia, dan beliau belum pernah kenyang dari roti syair yang kasar keras itu. (At-Targhib Wat-Tarhib 5:148 dan 151) </span><br />
<br />
<span style="color: #fce5cd; font-family: Verdana, sans-serif;">Pernah Fathimah binti Rasulullah SAW datang kepada Nabi SAW membawa sepotong roti syair yang kasar untuk dimakannya. Maka ujar beliau kepada Fathimah ra: Inilah makanan pertama yang dimakan ayahmu sejak tiga hari yang lalu! Dalam periwayatan Thabarani ada tambahan ini, yaitu: Maka Rasulullah SAW pun bertanya kepada Fathimah: Apa itu yang engkau bawa, wahai Fathimah?! Fathimah menjawab: Aku membakar roti tadi, dan rasanya tidak termakan roti itu, sehingga aku bawakan untukmu satu potong darinya agar engkau memakannya dulu! (Majma'uz Zawa'id 10:312) </span><br />
<br />
<span style="color: #fce5cd; font-family: Verdana, sans-serif;">Ibnu Majah dan Baihaqi meriwayatkan pula dari Abu Hurairah ra. katanya: Sekali peristiwa ada orang yang membawa makanan panas kepada Rasulullah SAW maka beliau pun memakannya. Selesai makan, beliau mengucapkan: Alhamdulillah! Inilah makanan panas yang pertama memasuki perutku sejak beberapa hari yang lalu. (At-Targhib Wat-Tarhib 5:149) </span><br />
<br />
<span style="color: #fce5cd; font-family: Verdana, sans-serif;">Bukhari meriwayatkan dari Sahel bin Sa'ad ra. dia berkata: Tidak pernah Rasulullah SAW melihat roti yang halus dari sejak beliau dibangkitkan menjadi Utusan Allah hingga beliau meninggal dunia. Ada orang bertanya: Apakah tidak ada pada zaman Nabi SAW ayak yang dapat mengayak tepung? Jawabnya: Rasulullah SAW tidak pernah melihat ayak tepung dari sejak beliau diutus menjadi Rasul sehingga beliau wafat. Tanya orang itu lagi: Jadi, bagaimana kamu memakan roti syair yang tidak diayak terlebih dahulu? Jawabnya: Mula-mula kami menumbuk gandum itu, kemudian kami meniupnya sehingga keluar kulit-kulitnya, dan yang mana tinggal itulah yang kami campurkan dengan air, lalu kami mengulinya. (At-Targhib Wat-Tarhib 5:153) </span><br />
<br />
<span style="color: #fce5cd; font-family: Verdana, sans-serif;">Tarmidzi memberitakan daripada Abu Talhah ra. katanya: Sekali peristiwa kami datang mengadukan kelaparan kepada Rasulullah SAW lalu kami mengangkat kain kami, di mana padanya terikat batu demi batu pada perut kami. Maka Rasulullah SAW pun mengangkat kainnya, lalu kami lihat pada perutnya terikat dua batu demi dua batu. (At-Targhib Wat-Tarhib 5:156) </span><br />
<br />
<span style="color: #fce5cd; font-family: Verdana, sans-serif;">Ibnu Abid Dunia memberitakan dari Ibnu Bujair ra. dan dia ini dari para sahabat Nabi SAW Ibnu Bujair berkata: Pernah Nabi SAW merasa terlalu lapar pada suatu hari, lalu beliau mengambil batu dan diikatkannya pada perutnya. Kemudian beliau bersabda: Betapa banyak orang yang memilih makanan yang halus-halus di dunia ini kelak dia akan menjadi lapar dan telanjang di hari kiamat! Dan betapa banyak lagi orang yang memuliakan dirinya di sini, kelak dia akan dihinakan di akhirat. Dan betapa banyak orang yang menghinakan dirinya di sini, kelak dia akan dimuliakan di akhirat.' </span><br />
<br />
<span style="color: #fce5cd; font-family: Verdana, sans-serif;">Bukhari dan Ibnu Abid Dunia meriwayatkan dari Aisyah ra. dia berkata: Bala yang pertama-tama sekali berlaku kepada ummat ini sesudah kepergian Nabi SAW ialah kekenyangan perut! Sebab apabila sesuatu kaum kenyang perutnya, gemuk badannya, lalu akan lemahlah hatinya dan akan merajalelalah syahwatnya! </span><br />
<span style="color: #fce5cd; font-family: Verdana, sans-serif;">(At-Targhib Wat-Tarhib 3:420).</span>Cindaihttp://www.blogger.com/profile/08148674477290288573noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-12165543.post-80400812798628352102012-01-17T00:52:00.000-08:002012-02-17T01:03:23.719-08:00KHOMEINISMA (Fahaman Ayatollah Khomeini)<span style="color: red; font-family: Verdana, sans-serif;">KEGANJILAN PADA AQIDAH DAN PENDIRIAN</span><br />
<span style="color: #ffd966; font-family: Verdana, sans-serif;"><span style="color: lime;">Oleh</span> : Almarhum Said Hawwa</span><br />
<br />
<span style="color: #ffd966; font-family: Verdana, sans-serif;"><span style="color: #eeeeee;">PENDAHULUAN</span> </span><br />
<span style="color: #ffd966; font-family: Verdana, sans-serif;">Di bahagian ini, Said Hawwa memberikan latar belakang ringkas tentang hakikat Syiah. Persoalan kecintaan kepada Alul Bayt Nabi SAW menjadi tumpuan kerana penyalahertian makna cinta inilah yang memulakan perselisihan antara Sunni dan Syiah. Beliau juga menghuraikan tentang sikap Khomeini yang menyalahi usaha sesetengah golongan Syiah yang cuba menjalankan kegiatan pendekatan Sunni – Syiah. Khomeini melalui penguasaannya di Iran telah mewartakan perselisihan dan seteruskan mengekalkan khilaf itu ke paras yang lebih kronik. Lantas dengan itu terbitnya beberapa hasil karyanya yang sungguh kontroversi seperti Kasyful Asrar dan Al-Hukumah Al-Islamiah. Oleh itu, menjadi kewajipan ahli ilmu menerangkan hakikat ini kepada masyarakat agar kebenaran itu dapat disucikan daripada kecelaruan jahiliah yang batil.</span><br />
<br />
<span style="color: #ffd966; font-family: Verdana, sans-serif;"><span style="color: red;">BAB 1</span> <span style="color: lime;">(AQIDAH-AQIDAH GANJIL MAZHAB SYIAH ANUTAN KHOMEINI)</span></span><br />
<span style="color: #ffd966; font-family: Verdana, sans-serif;">Di dalam bab ini, Said Hawwa memulakan perbahasan dengan membentangkan bab asal usul kemasukan aqidah yang syaz ke dalam pegangan Syiah. Pengaruh ajaran Majusi, Yahudi dan falsafah asing banyak terserap sehingga menjadi sebahagian daripada usul Syiah. Mazhab Syiah Imamiah Itsna Asyariah (Imam 12) telah menghukum sesat aliran-aliran Syiah yang melampau seperti Al-Ismailiyyah dan An-Nusairiyyah sedangkan ia sendiri mendukung fahaman yang tidak kurang penyimpangannya.</span><br />
<br />
<span style="color: #3d85c6; font-family: Verdana, sans-serif;">Persoalan Imamah </span><br />
<span style="color: #ffd966; font-family: Verdana, sans-serif;">Said Hawwa membandingkan konsep kemaksuman Imam yang menjadi usul Syiah, dengan sikap Yahudi dan Kristian terhadap paderi dan rahib mereka sebagaimana yang dijelaskan oleh Allah SWT di dalam Surah At-Taubah ayat 31. Kemaksuman para Imam menurut kepercayaan Syiah menduduki martabat yang lebih tinggi daripada Nubuwwah sehingga mencetuskan syirik pada Uluhiyyah Allah SWT. Konsep-konsep melampau berkenaan kelihatan di dalam kitab Usul Min Al-Kafi oleh Al-Kulaini, Aqa’id Asy-Syiah Al-Imamiah oleh Ibnu Babuweih Al-Qumi, Awa’il Al-Maqalat dan Tashih Aqa’id Asy-Syiah Al-Imamiah oleh Asy-Syeikh Al-Mufid dan sebagainya. Manakala Khomeini pula mengukuhkan lagi konsep-konsep melampau ini sebagaimana kenyataan beliau di dalam kitabnya, Al-Hukumah Al-Islamiah. </span><br />
<br />
<span style="color: magenta; font-family: Verdana, sans-serif;">Penyelewengan Al-Quran Menurut Dakwaan Syiah </span><br />
<span style="color: #ffd966; font-family: Verdana, sans-serif;">Salah satu intipati pengajaran Ahli Sunnah wa Al-Jamaah ialah Al-Quran sebagai sumber, terpelihara daripada penyelewengan sama ada berbentuk penambahan atau pengurangan. Ia dijelaskan melalui firman Allah di dalam surah Al-Hijr ayat 9. Walau bagaimana pun, Syiah dahulu dan sekarang bersepakat bahawa Al-Quran yang ada di tangan umat Islam hari ini adalah Al-Quran yang telah diselewengkan. </span><br />
<span style="font-family: Verdana, sans-serif;"><br />
<span style="color: #ffd966;"></span></span><br />
<span style="color: #ffd966; font-family: Verdana, sans-serif;">Riwayat-riwayat oleh Al-Kulaini di dalam kitabnya Usul Min Al-Kafi, Al-Majlisi di dalam kitabnya Mir’atul- ‘Uqul dan Bihar Al-Anwar dipenuhi dengan riwayat-riwayat yang menyokong aqidah ganjil ini. Akidah ini muncul secara jelas pada kurun kedua hijrah, dipelopori oleh Hisyam bin Al-Hakam dan Syaitan At-Taq. Pendapat oleh ulamak Syiah di era klasik, dihidupkan kembali dalam bentuk yang lebih tersusun di zaman kerajaan Safavid (akhir kurun ke-13H) oleh Mirza Hussein An-Nuri At-Thabarisi (meninggal 1320H) di dalam kitabnya Faslul Khitab fi Itsbat Tahrif Kitab Rabbil Arbab yang mengumpulkan kira-kira 1062 riwayat yang kononnya membuktikan betapa Al-Quran telah terseleweng. Diterbitkan di Tehran pada tahun 1298H. At-Thabarisi diberi pujian melambung oleh Khomeini di dalam kitabnya Al-Hukumah Al-Islamiah.</span><br />
<br />
<span style="color: #ffd966; font-family: Verdana, sans-serif;">Khomeini juga menganut tuduhan jahat ini sebagaimana yang kelihatan di dalam tulisannya Kasyful Asrar. Beliau turut menuduh sahabat Rasulullah SAW mengeluarkan nas dari dalam Al-Quran mengikut kehendak dan kepentingan peribadi mereka. Khomeini mendakwa bahawa dakwaan umat Islam tentang penyelewengan yang dilakukan oleh Yahudi dan Kristian, sebenarnya juga tsabit dilakukan oleh para sahabat! Ini adalah kufur yang terang (kufrun bawwah) dari Khomeini dan ia menafikan Islam secara keseluruhannya.</span><br />
<br />
<span style="color: #d5a6bd; font-family: Verdana, sans-serif;">Syiah dan Sunnah Nabi SAW</span><br />
<span style="color: #ffd966; font-family: Verdana, sans-serif;">Menjadi usul Syiah yang maklum, bahawa umat selepas kewafatan Nabi SAW telah menjadi murtad – Naudzubillah – kecuali tiga atau empat orang sahabat RA sahaja. Ini menjadi dasar mengapa Syiah tidak menerima sebarang periwayatan yang datang dari para Sahabat RA. Pendapat ini meliputi kesemua kumpulan Syiah sama ada yang radikal, mahu pun yang sederhana seperti yang ditunjukkan oleh Asy-Syeikh Muhammad Hasan Ali Kasyif Al-Ghita’ di dalam kitabnya Aslul Syiah wa Usuluha di mukasurat 79. Begitu juga dengan pendapat Asy-Syeikh Husain bin Abdus Samad Al-Amili (984H) di dalam kitabnya yang masyhur Wusul Al-Akhyar Ila Usul Al-Akhbar.</span><br />
<br />
<span style="color: #ffd966; font-family: Verdana, sans-serif;">Khomeini pula membuat tuduhan jahat terhadap Abu Bakar As-Siddiq RA dan Samrah bin Jandab RA yang kononnya mencipta hadith palsu demi kepentingan diri masing-masing. Beliau mendakwa hadith “Kami para Nabi tidak mewariskan harta bahkan apa yang kami tinggalkan adalah sedekah” sebagai hadith palsu ciptaan Abu Bakar As-Siddiq untuk menzalimi Saidatina Fatimah Az-Zahra’! Na’udzubillah.</span><br />
<br />
<span style="color: #ffd966; font-family: Verdana, sans-serif;">Sebagai ganti kepada sunnah yang didustakan, mereka beriman pula dengan pendapat-pendapat khurafat yang dinisbahkan kepada para imam sebagaimana yang terdapat di dalam buku Usul Min Al-Kafi oleh Al-Kulaini. Majoriti riwayat di dalam ‘kitab suci’ Syiah ini adalah riwayat marfu’ yang dinisbahkan kepada para imam oleh perawi yang ada di antaranya hidup beberapa kurun selepas imam berkenaan! Khomeini mengangkat riwayat-riwayat khurafat ini ke martabat Al-Quran dengan kata-katanya “… Sesungguhnya pengajaran para imam adalah seperti pengajaran Al-Quran yang wajib dilaksana dan dipatuhi” ( rujuk kitab Al-Hukumah Al-Islamiah oleh Khomeini di ms. 13). Bahkan muncul di kalangan Syiah gerakan menghentam sunnah Rasulullah SAW dengan lahirnya kitab-kitab jahat seperti tulisan Abdul Hussein Al-Musawi, Abu Hurairah.</span><br />
<br />
<span style="color: #d9d2e9; font-family: Verdana, sans-serif;">Pendapat Syiah Mengenai Para Sahabat R.A.</span><br />
<span style="color: #ffd966; font-family: Verdana, sans-serif;">Kedudukan para sahabat RA di sisi akidah Ahli Sunnah Wal Jamaah adalah jelas. Keadilan mereka telah mendapat kesaksian dan pengiktirafan oleh Allah SWT di dalam Al-Quran ( rujuk Surah At-Taubah ayat 100 dan Surah Al-Fath ayat 1 . Ahli Sunnah Wal Jamaah beriktikad bahawa para sahabat RA mesti dipandang dari dua sudut iaitu:</span><br />
<br />
<span style="color: #ffd966; font-family: Verdana, sans-serif;">Mereka tidak maksum dalam konteks individu sebagaimana kemaksuman yang Allah khususkan kepada para Anbiya’ dan Rasul. Oleh yang demikian, jika terdapat riwayat sahih yang membuktikan berlakunya kesilapan oleh mana-mana sahabat RA, maka ia tidaklah terkeluar dari perkara yang boleh berlaku di sisi syara’.</span><br />
<br />
<span style="color: #ffd966; font-family: Verdana, sans-serif;">Ijmak mereka adalah maksum dari kesalahan sebagaimana yang dinyatakan oleh Rasulullah SAW di dalam hadith “Umatku tidak akan bersepakat di dalam kesesatan” serta hadith-hadith yang lain.</span><br />
<br />
<span style="color: #ffd966; font-family: Verdana, sans-serif;">Riwayat-riwayat oleh para ulamak Syiah yang terdahulu dan semasa berhubung dengan masalah ini tidak mempunyai sebarang perbezaan. Kitab-kitab Syiah yang awal telah pun sedia penuh dengan tuduhan-tuduhan terhadap para sahabat RA. Lihat sahaja Kitab Salim bin Qays (ms. 74-74), Al-Kafi (juzuk 2 ms. 244) , Rijal Al-Kasyi (ms. 6-9 dan 11), Tafsir Al-‘Iyasyi (juzuk 1 ms. 199), Al-Burhan oleh Hasyim Al-Bahrani (juzuk 1 ms. 319), Bihar Al-Anwar (juzuk 22 ms. 345, 351, 352, 440) dan sebagainya. Khomeini sendiri, memuji beberapa ulamak yang mempelopori riwayat jahat berkenaan di dalam bukunya Kasyful Asrar seperti Muhamad Baqir Al-Majlisi (digelar sebagai Khatimatul Muhaddithin oleh Syiah). Bahkan Khomeini juga memburuk-burukkan para sahabat Rasulullah SAW ini sebagaimana yang kelihatan di dalam bukunya Kasyful Asrar. Misalnya, beliau telah menulis bab “Penyelewengan Abu Bakar Terhadap Al-Quran” dan bab “Penyimpangan Umar Al-Khattab dari Al-Quran” di dalam buku berkenaan. Usaha taqiyyah Khomeini di dalam bukunya Al-Hukumah Al-Islamiah tidak dapat membendung sangkaan jahatnya terhadap para sahabat. Beliau secara halus cuba meyakinkan kita bahawa wasiat Rasulullah SAW telah dikhianati oleh para sahabat RA dengan tidak melantik Saidina Ali sebagai khalifah. </span><br />
<br />
<span style="color: red; font-family: Verdana, sans-serif;">Pendapat Yang Memperlekeh Kedudukan Rasulullah SAW </span><br />
<span style="color: #ffd966; font-family: Verdana, sans-serif;">Tohmahan berlaku sama ada secara langsung mahu pun melalui tohmahan yang dikenakan kepada isteri-isteri Baginda SAW atau para sahabat RA juga melalui kritikan terhadap kesempurnaan risalah baginda SAW. Khomeini merendah-rendahkan kedudukan Rasulullah SAW sebagaimana yang tersiar di dalam majalah Impact International (24 Ogos 1984) yang diterbitkan di London dan sebagainya.</span><br />
<br />
<span style="color: red; font-family: Verdana, sans-serif;">Aqidah Syiah Menyalahi Ijmak </span><br />
<span style="color: #ffd966; font-family: Verdana, sans-serif;">Ijmak mempunyai kedudukan yang tinggi sebagai sumber ajaran Islam di sisi Ahli Sunnah wa Al-Jamaah (Surah An-Nisa’ ayat 115). Rasulullah SAW juga telah bersabda, “Umatku tidak akan bersepakat di atas kesesatan”. Syeikhul Islam Ibnu Taimiah menyebut, “…dan barangsiapa yang berhujah dengan Al-Quran, As-Sunnah dan Ijmak, maka diiktibarkan dia sebagai Ahli Sunnah Wal Jamaah…” ( rujuk Majmu’ Al-Fatawa Al-Kubra juzuk 3 ms. 348) .</span><br />
<br />
<span style="color: #ffd966; font-family: Verdana, sans-serif;">Sedangkan Syiah pula mempunyai pandangan yang ganjil dan tersendiri berhubungan dengan ijmak. Di antaranya ialah seperti yang diterangkan oleh ulama besar mereka iaitu Ibnu Al-Mutahhir Al-Houli, “…ijmak itu dianggap sebagai hujah di sisi kami kerana ia meliputi pendapat imam kami yang maksum. Oleh itu setiap jamaah sama ada besar atau kecil bilangannya , yang mana imam berada dan bersepakat dengan pendapat mereka , maka ijmak jamaah tersebut menjadi hujah dengan penyertaan imam berkenaan, dan bukannya menjadi hujah kerana ia ijmak.” (rujuk Tahdzib Al-Wusul ila Ilm Al-Usul ms. 70, cetakan Tehran 1308H). Syiah juga berpendapat bahawa apa-apa sahaja pendapat yang menyalahi persepakatan awam (ijmak ummah yang tidak disertai oleh imam), maka pada percanggahan itulah terdapatnya petunjuk. Al-Kulaini menjelaskan bahawa, “…tinggalkanlah apa yang dipersetujui oleh kaum berkenaan (Ahli Sunnah Wal Jamaah, kerana sesungguhnya petunjuk itu ialah pada menyanggahi mereka!” (rujuk Usul Min Al-Kafi ms. 8, dan Wasa’il Asy-Syiah bab 18 ms. 80).</span><br />
<br />
<span style="color: #ffd966; font-family: Verdana, sans-serif;">Khomeini sebagaimana Syiah yang lain turut menyanggahi ijmak sebagaimana yang kelihatan di dalam masalah nikah mut’ah. Penolakan ijmak oleh Syiah menjadi lebih mendalam apabila Khomeini mengaktakan mazhab Imamiah Itsna Aysariah sebagai mazhab rasmi di dalam perlembagaan Iran (fasal 12). </span><br />
<br />
<span style="color: lime; font-family: Verdana, sans-serif;">Pandangan Syiah Terhadap Ahli Sunnah wa Al-Jamaah </span><br />
<span style="color: #ffd966; font-family: Verdana, sans-serif;">Syiah Imamiah menganggap mana-mana pihak yang tidak beriman dengan para imam dan kemaksuman mereka sebagai nawasib, musuh yang diharamkan baginya syurga. Ibnu Babuweih Al-Qumi menyebut “… Iktikad kami pada seseorang yang mengingkari Imamah Amirul Mukminin dan para imam selepasnya bahawa dia itu berada pada kedudukan orang yang mengingkari kenabian pada nabi. Dan iktikad kami pada seseorang yang memperakui Imamah Amirul Mukminin tetapi mengingkari Imamah salah seorang daripada para imam selepasnya, bahawa dia itu berada pada kedudukan orang yang beriman dengan kesemua nabi tetapi mengingkari kenabian Muhammad SAW.” (rujuk Al-I’tiqadat ms. 111 serta Bihar Al-Anwar juzuk 27 ms. 62).</span><br />
<br />
<span style="color: #ffd966; font-family: Verdana, sans-serif;">Dengan kenyataan seumpama ini (yang turut dikemukan oleh ramai ulamak Syiah yang lain), menatijahkan keputusan bahawa Syiah Imamiah Al-Itsna 'Asyariah mengkafirkan kesemua kumpulan atau ‘firaq’ umat Islam yang lain termasuklah pecahan-pecahan Syiah lain yang berselisih pendapat dalam masalah Imamah kebanyakan imam mereka. Oleh yang demikian, wajib bagi Syiah membezakan diri dari menyamai Ahli Sunnah Wal Jamaah. Khomeini di dalam risalahnya bertajuk At-Ta’adul wa At-Tarjih membawa sebilangan riwayat yang melazimkan pengikutnya bercanggahan dan menolak persamaan dengan Ahli Sunnah Wal Jamaah. </span><br />
<br />
<span style="color: red; font-family: Verdana, sans-serif;">Sikap Melampau Terhadap Fatimah Az-Zahra’ </span><br />
<span style="color: #ffd966; font-family: Verdana, sans-serif;">Sesungguhnya kecintaan Ahli Sunnah Wal Jamaah terhadap Fatimah Az-Zahra’ merupakan sejuzuk daripada kecintaan terhadap bapanya SAW, suami dan anak-anaknya. Tetapi kecintaan itu tidaklah mendorong kepada menisbahkan beliau dengan apa yang tidak sepatutnya dinisbah. </span><br />
<span style="font-family: Verdana, sans-serif;"><br />
<span style="color: #ffd966;"></span></span><br />
<span style="color: #ffd966; font-family: Verdana, sans-serif;">Akan tetapi Khomeini telah mengangkat Fatimah RA ke kedudukan yang lebih tinggi daripada Anbiya’ AS. Di dalam khutbah beliau yang disampaikan di Husainiah Jamaran 2 Mac 1986 sempena Hari Wanita (iaitu hari kelahiran Saidatina Fatimah Az-Zahra’ RA), beliau telah membuat ulasan berhubung dengan sebuah riwayat yang terdapat di dalam kitab Usul Min Al-Kafi oleh Al-Kulaini tentang Fatimah RA. Riwayat tersebut menyebut sesungguhnya Fatimah Az-Zahra’ hidup selepas kewafatan ayahnya selama 75 hari dan sepanjang tempoh itu hidupnya penuh dengan kesedihan dan dukacita. Dalam tempoh itu juga Jibrail Al-Amin datang kepadanya untuk mengucapkan takziah serta menyampaikan beberapa perkara yang akan berlaku pada masa hadapan. (rujuk Usul Min Al-Kafi juzuk 1 ms 240, Bihar Al-Anwar juzuk 26 ms. 44 serta Basa’ir Ad-Darajat ms. 43). Khomeini mendakwa bahawa berkemungkinan kejayaan revolusinya di Iran adalah sebahagian daripada apa yang telah diberitakan oleh Jibrail kepada Fatimah Az-Zahra’! </span><br />
<span style="font-family: Verdana, sans-serif;"><br />
<span style="color: #ffd966;"></span></span><br />
<span style="color: #ffd966; font-family: Verdana, sans-serif;">Khomeini seterusnya menyambung lagi dakwaan bahawa turunnya Jibrail AS kepada seseorang bukanlah dakwaan yang boleh dianggap remeh kerana Jibrail AS menurutnya, tidak akan turun melainkan apabila berhasilnya kesesuaian antara roh dan ini hanya berlaku antara Jibrail AS dengan para Nabi. Khomeini juga menyatakan bahawa beliau tidak pernah bertemu dengan riwayat yang menceritakan tentang turunnya Jibrail kepada para imam. Oleh yang demikian, turunnya Jibrail AS ini kepada Fatimah Az-Zahra’ RA adalah merupakan kelebihan khusus buat Fatimah RA! </span><br />
<br />
<span style="color: #ffd966; font-family: Verdana, sans-serif;"><span style="color: red;">BAB 2</span> <span style="color: lime;">(PENDIRIAN-PENDIRIAN GANJIL KHOMEINI)</span> </span><br />
<span style="color: #ffd966; font-family: Verdana, sans-serif;">Said Hawwa memulakan bab ini dengan menghuraikan tentang latar belakang pertembungan Sunni dan Syiah di dalam Sejarah Islam. Memetik kata-kata Sultan Abdul Hamid II (Khalifah Daulah Othmaniyyah 1876 – 1908), “Sesungguhnya permusuhan di antara Kerajaan Safavid (Syiah) dan Othmaniyyah (Sunni) tidaklah untuk kepentingan umat Islam bahkan untuk kemaslahatan kufur dan kaumnya...” </span><br />
<span style="font-family: Verdana, sans-serif;"><br />
<span style="color: #ffd966;"></span></span><br />
<span style="color: #ffd966; font-family: Verdana, sans-serif;">Kita mengharapkan agar kedua belah pihak, antara Sunni dan Syiah saling memahami hakikat tersebut supaya peperangan dan permusuhan tidak kembali mengambil tempat. Akan tetapi Khomeini telah menjadikan permusuhan itu sebagai suatu kewajipan di pihaknya sehingga mengundang kerugian kepada umat Islam. </span><br />
<span style="font-family: Verdana, sans-serif;"><br />
<span style="color: #ffd966;"></span></span><br />
<span style="color: #ffd966; font-family: Verdana, sans-serif;">Sejarah juga telah memperlihatkan pengkhianatan Syiah Safavid bekerjasama dengan Belanda menentang Khilafah Othmaniyyah. Bahkan sebelum itu, mereka telah memainkan peranan menjatuhkan Khilafah Abbasiyyah di Baghdad. Pengkhianatan berterusan di zaman Salahuddin Al-Ayyubi bersama kerajaan Syiah Fatimiyyah. Dan kini kesinambungan permusuhan dan pengkhianatan itu berterusan di zaman Khomeini. </span><br />
<span style="font-family: Verdana, sans-serif;"><br />
<span style="color: #ffd966;"></span></span><br />
<span style="color: #ffd966; font-family: Verdana, sans-serif;">Said Hawwa telah menghuraikan dengan terpeinci segala perkembangan semasa golongan Syiah pasca Revolusi Iran di tanah air umat Islam. Hakikat Hizbullah dan Harakah Al-Amal, perkembangan di Lubnan, Syria, Turki, Pakistan dan India, pemisahan Pakistan Timur (Bangladesh), bahkan mengunjur hingga ke Afrika, semuanya menggambarkan siapakah sebenarnya pendukung Khomeinisma dan apakah hakikat mereka. Catatan paling hitam peperangan Iran – Iraq telah meninggalkan kesan yang amat mendalam kepada kekuatan umat di rantau berkenaan. </span><br />
<span style="font-family: Verdana, sans-serif;"><br />
<span style="color: #ffd966;"></span></span><br />
<span style="color: #ffd966; font-family: Verdana, sans-serif;">Beliau juga menjelaskan tentang kerjasama-kerjasama sulit Iran dengan negara-negara seperti Libya, Lubnan, bahkan dengan Israel dan Soviet Union. Said Hawwa menekankan tentang lawatan berterusan wakil-wakil kerajaan Soviet Union ke Iran yang mana semua itu bercanggah sama sekali dengan laungan-laungan Khomeini di era Revolusi Iran yang diperjuangkannya. </span><br />
<span style="font-family: Verdana, sans-serif;"><br />
<span style="color: #ffd966;"></span></span><br />
<span style="color: #ffd966; font-family: Verdana, sans-serif;">Kekayaan umat Islam terbuang semata-mata untuk menghadapi gejala ini, bahkan kebangkitan Umat Islam juga mengalami kerugian akibat penglibatan Syiah di dalam gelanggang kebangkitan umat. Anasir-anasir kekuatan umat Islam banyak dipengaruhi Syiah lantas kelebihan itu tersalur ke arah yang bukan membawa kepada matlamat sebenar perjuangan umat, bahkan ke arah kepentingan Syiah semata-mata. Penampilan proses perlaksanaan Islam yang salah berlaku di Iran, apabila perlembagaan Iran mengaktakan mazhab sebagai dasar negara. Tidak hairanlah Ahli Sunnah wa Al-Jamaah yang mewakili sejumlah besar penduduk Iran, ditindas dengan begitu kejam, dinafikan hak mereka dan disekat dari berperanan sebagai insan yang berkerakyatan penuh. </span><br />
<span style="font-family: Verdana, sans-serif;"><br />
<span style="color: #ffd966;"></span></span><br />
<span style="color: #ffd966; font-family: Verdana, sans-serif;">Jika sebahagian Syiah bersikap melampau di dalam prinsip taqiyyah (berpura-pura) mereka, kini di era Khomeini dan Revolusi Iran, taqiyyah itu menjangkau kepada penglibatan senjata api. Di suatu masa, Khomeini melaungkan penentangannya terhadap penguasaan Yahudi di Palestin tetapi di dalam masa yang sama, mengadakan kerjasama sulit dengan pihak musuh itu dan memberikan kemaslahatan kepada mereka. </span><br />
<br />
<span style="color: #ffd966; font-family: Verdana, sans-serif;"><span style="color: lime;">Kesimpulan</span> </span><br />
<span style="color: #ffd966; font-family: Verdana, sans-serif;">Al-Marhum Said Hawwa menyeru melalui risalahnya ini agar pemuda-pemuda yang bekerja untuk Islam tidak tertipu dengan Revolusi Iran dan strategi Khomeini yang menghidangkan kepada umat Islam sebuah model negara yang batil, mundur dan dipenuhi perhambaan sesama makhluk. Beliau juga mengingatkan kita supaya tidak mengabaikan amaran-amaran Rasulullah SAW tentang kemunculan Dajjal bersama Yahudi dari Asfahan dan Khurasan sebagaimana yang tertera di dalam beberapa buah hadith sahih di dalam Sahih Muslim dsb. </span><br />
<br />
<span style="color: red; font-family: Verdana, sans-serif;">Penutup </span><br />
<span style="color: #ffd966; font-family: Verdana, sans-serif;">Sebagai penutup, Said Hawwa membawa pembaca supaya menilai Surah Al-Fatihah yang memulakan perbicaraan dengan masalah aqidah, kemudian ibadah dan seterusnya barulah sistem hidup. Ini menjadi dalil bahawa sistem hidup yang betul adalah kesan daripada ibadah yang sahih dan aqidah yang benar. Kerana itulah kita menekankan soal aqidah sebagai keutamaan. </span><br />
<span style="font-family: Verdana, sans-serif;"><br />
<span style="color: #ffd966;"></span></span><br />
<span style="color: #ffd966; font-family: Verdana, sans-serif;">Segala yang dibawa oleh Khomeini adalah bertentangan dengan usul Ahli Sunnah wa Al-Jamaah. Oleh yang demikian menjadi tugas pada ahli Islah umat supaya membuka mata masyarakat tentang kemerbahayaan Khomeinisma. Iran mesti disucikan semula kepada aqidah yang benar. </span><br />
<span style="font-family: Verdana, sans-serif;"><br />
<span style="color: #ffd966;"></span></span><br />
<span style="color: #ffd966; font-family: Verdana, sans-serif;">Membantu Khomeinisma dan Khomeini adalah pengkhianatan kepada Allah, Rasul dan sekalian mukmin. Sesungguhnya Syiah adalah penyokong kepada tentera Tatar, dan Moghul, tentera Salib dan Kufar. Mereka membantu sesiapa sahaja yang menentang umat Islam dari kalangan Ahli Sunnah wa Al-Jamaah, dan sejarah sepanjang zaman membuktikannya. </span><br />
<span style="font-family: Verdana, sans-serif;"><br />
<span style="color: #ffd966;"></span></span><br />
<span style="color: #ffd966; font-family: Verdana, sans-serif;">Sebagai penutup, Said Hawwa membuat kesaksian di hadapan Allah, bahawa (dengan penjelasan terhadap semua hakikat yang telah disebutkan di dalam risalah ini) sesungguhnya beliau melepaskan diri dari Khomeini dan Khomeinisma serta sesiapa sahaja yang menyokong, membantu dan bekerjasama dengannya. </span><br />
<span style="font-family: Verdana, sans-serif;"><br />
<span style="color: #ffd966;"></span></span><br />
<span style="color: #d9ead3; font-family: Verdana, sans-serif;"><em>Sesungguhnya ya Allah, hambaMu ini juga memohon taufiq agar diselamatkan dari Khomeini dan Khomeinisma, Amin. </em></span><br />
<span style="font-family: Verdana, sans-serif;"><br />
<span style="color: #ffd966;"></span></span><br />
<span style="color: #ffd966; font-family: Verdana, sans-serif;">Wa Sallahu ‘Ala Sayyidina Muhammad wa ‘Ala Alihi wa Sahbihi wa Sallam.</span><br />
<span style="color: white; font-family: Verdana;"><em>Sumber : fwd mail</em></span>Cindaihttp://www.blogger.com/profile/08148674477290288573noreply@blogger.com2tag:blogger.com,1999:blog-12165543.post-68270305098665182192012-01-10T08:22:00.000-08:002012-02-10T08:24:24.415-08:00TUAN GURU HAJI THALIB BIN HAJI PUTEH (1911-1984)<div style="color: #fce5cd; font-family: Verdana,sans-serif;"></div><span style="color: #fce5cd; font-size: small;"><span lang="EN-US"></span></span><br />
<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;"><a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEilBDkexYmrys18mLzWOMnY8JskIwHLgpAcdH3R5cdjj1mxaJVrOLgKF0WmHTJBuddjFu_89a1QwzLPV0X5_PpIUw4wDyj1Jtq9oJHOKyxi4KETJGLJnVJb2hyphenhyphenpWfxWz-xbPqZDew/s1600/TUAN+GURU+HAJI+THALIB+BIN+HAJI+PUTEH+copy.jpg" imageanchor="1" style="margin-left: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" height="320" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEilBDkexYmrys18mLzWOMnY8JskIwHLgpAcdH3R5cdjj1mxaJVrOLgKF0WmHTJBuddjFu_89a1QwzLPV0X5_PpIUw4wDyj1Jtq9oJHOKyxi4KETJGLJnVJb2hyphenhyphenpWfxWz-xbPqZDew/s320/TUAN+GURU+HAJI+THALIB+BIN+HAJI+PUTEH+copy.jpg" width="263" /></a></div><div class="Standard" style="color: #fce5cd; font-family: Verdana,sans-serif;"><span style="font-size: small;"><span lang="EN-US"></span></span></div><div class="Standard" style="color: #6fa8dc; font-family: Verdana,sans-serif;"><b><span style="font-size: small;"><u><span lang="EN-US">SINOPSIS</span></u></span></b></div><div class="Standard" style="color: #fce5cd; font-family: Verdana,sans-serif;"><span style="font-size: small;"><u><span lang="EN-US"><span style="text-decoration: none;"><br />
</span></span></u></span></div><div class="Standard" style="color: #fce5cd; font-family: Verdana,sans-serif;"><span style="font-size: small;"><span lang="EN-US">Pada tahun 1911 Masihi lahirlah seorang putera yang diberi nama Thalib @ Muthalib di Kampung Sungai Semambu hasil perkahwinan Haji Puteh bin Haji Awang Chik Man dengan Sheikh Maryam binti Syeikh Ahmad Kabir. Beliau mendalami ilmu agama ketika usia 11 tahun di Pondok Tuan Guru Muhammad Taib, Kubang Semang, ketika usia 16 tahun beliau berangkat ke Mekah mendalami Ilmu Agama Islam kepada tokoh ulamak terkenal Melayu dan Arab selama 16 tahun.</span></span></div><div class="Standard" style="color: #fce5cd; font-family: Verdana,sans-serif;"><br />
</div><span style="color: #fce5cd;"> </span><br />
<div class="Standard" style="color: #fce5cd; font-family: Verdana,sans-serif;"><span style="font-size: small;"><span lang="EN-US">Pada tahun 1941, beliau pulang dari Mekah dan bertugas sebagai guru di Sekolah Arab Masjid Kubang Semang dan kemudian mengajar di Madrasah Manabil Ulum. Sifat warak dan amanah serta ketinggian ilmunya beliau dijodohkan dengan Hajjah Maimunah binti Sheikh Othman Jalaludin, anak perempuan gurunya yang juga pengasas Madrasah Manabil Ulum, Penanti. Setelah sekian lama mengajar dan berbakti kepada masyarakat pada 14 Oktober 1984 beliau menyahut panggilan Ilahi menemui Allah ketika itu usianya 71 tahun.</span></span></div><div class="Standard" style="color: #fce5cd; font-family: Verdana,sans-serif;"><span style="font-size: small;"><span lang="EN-US"> </span></span><span style="font-size: small;"><span lang="EN-US"> </span></span></div><div class="Standard" style="color: #fce5cd; font-family: Verdana,sans-serif;"><i style="color: #cfe2f3;"><span style="font-size: small;"><span lang="EN-US">Al Fatihah.........</span></span></i> </div><div class="Standard" style="color: #fce5cd; font-family: Verdana,sans-serif;"><br />
</div><div class="Standard" style="color: #fce5cd; font-family: Verdana,sans-serif;"><br />
</div><div class="Standard" style="color: #fce5cd; font-family: Verdana,sans-serif;"><span style="font-size: small;"><span lang="EN-US"> </span></span></div>Cindaihttp://www.blogger.com/profile/08148674477290288573noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-12165543.post-60342446267963568502011-11-18T07:27:00.000-08:002011-11-18T07:29:22.617-08:00TUAN GURU HAJI ABDUL WAHAB BIN HAJI SAAD<div style="color: #ea9999; font-family: Verdana,sans-serif;"></div><div class="Standard" style="color: lime; font-family: Verdana,sans-serif;"><span style="font-size: small;"><b><span lang="EN-US">1926-1964</span></b></span></div><div class="separator" style="clear: both; color: #ea9999; font-family: Verdana,sans-serif; text-align: center;"><span style="font-size: small;"><a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEj5zh8lr2Qi2uC-W0x4VI3Zupeh7R1tTlun2uUJ_59S91Iej6g15g1tV0kIdDhgFs_fMKTCNMfrAbPfgyEaWsTWbj6WvGpXWq9Tr467BpjfPqknCKOO5B1wDHO8g3MRj2aaDjhyhQ/s1600/-+TUAN+GURU+HAJI+ABDUL+WAHAB+BIN+HAJI+SAAD+copy.jpg" imageanchor="1" style="margin-left: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" height="320" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEj5zh8lr2Qi2uC-W0x4VI3Zupeh7R1tTlun2uUJ_59S91Iej6g15g1tV0kIdDhgFs_fMKTCNMfrAbPfgyEaWsTWbj6WvGpXWq9Tr467BpjfPqknCKOO5B1wDHO8g3MRj2aaDjhyhQ/s320/-+TUAN+GURU+HAJI+ABDUL+WAHAB+BIN+HAJI+SAAD+copy.jpg" width="216" /></a></span></div><div class="Standard" style="color: #ea9999; font-family: Verdana,sans-serif;"><span style="font-size: small;"><br />
</span></div><div class="Standard" style="color: #ea9999; font-family: Verdana,sans-serif;"><span style="font-size: small;"><br />
</span></div><div class="Standard" style="color: #cccccc; font-family: Verdana,sans-serif;"><b><span style="font-size: small;"><u><span lang="EN-US">SINOPSIS</span></u></span></b></div><div class="Standard" style="color: #ea9999; font-family: Verdana,sans-serif;"><span style="font-size: small;"><br />
</span></div><div class="Standard" style="color: #ea9999; font-family: Verdana,sans-serif;"><span lang="EN-US" style="font-size: small;"> </span><br />
<span lang="EN-US" style="font-size: small;">Tuan Guru Haji Abdul Wahab bin Haji Saad dilahirkan di Kampung Kelang Lama Kulim, Kedah pada tahun 1926. Bapanya seorang Imam dan ibunya Hajjah Wan Mariam bin Wan Ahmad cucu kepada Tuan Abdullah, Tanah Liat.</span></div><div class="Standard" style="color: #ea9999; font-family: Verdana,sans-serif;"><span lang="EN-US" style="font-size: small;"> </span><br />
<br />
<span lang="EN-US" style="font-size: small;">Beliau mendapat pendidikan awal pada tahun 1932 di Sekolah Kebangsaan Sungai Limau Kulim, Kedah dan merupakan pelajar pintar di sekolah sehingga mendapat tawaran belajar di Sekolah Inggeris ketika itu.Tetapi di atas kehendak ayahandanya, beliau dihantar belajar di Pondok Tuan Guru Haji Abdul Rahman Merbok kemudian menyambung pelajaran di Madrasah Al Masriyah. Setelah itu beliau berhijrah ke Pondok Gajah Mati, Pendang yang dipimpin oleh Tuan Guru Haji Ibrahim ( Pak Ibrahim ), kemudian melanjut pelajaran selama 2 tahun di Mekah Al Mukaramah.</span></div><div class="Standard" style="color: #ea9999; font-family: Verdana,sans-serif;"><span lang="EN-US" style="font-size: small;">Sekembali dari Mekah Tuan Guru menuntut ilmu di Pondok Pasir Tumbuh Kelantan.</span></div><div class="Standard" style="color: #ea9999; font-family: Verdana,sans-serif;"><span lang="EN-US" style="font-size: small;"> </span><br />
<br />
<span lang="EN-US" style="font-size: small;">Tuan Guru dikenali di kalangan masyarakat sebagai ulamak yang warak, tegas, dan sentiasa berpakaian kemas dan bersih. Beliau bertemu jodoh dengan Hajjah Juriah binti Haji Talib sehingga memperoleh 8 orang anak. Beliau memimpin Madrasah Manabil Ulum sebagai Pengetua dan merangkap Imam Masjid Kubang Ulu selama 30 tahun. Pada 28 Mei 1994 Tuan Guru Haji Abdul Wahab menghembus nafas yang terakhir ketika usianya 69 tahun.</span></div><div class="Standard" style="color: #ea9999; font-family: Verdana,sans-serif;"><span lang="EN-US" style="font-size: small;"> </span></div><div class="Standard" style="color: #ea9999; font-family: Verdana,sans-serif;"><span lang="EN-US" style="font-size: small;"> Al-Fatihah............ </span></div>Cindaihttp://www.blogger.com/profile/08148674477290288573noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-12165543.post-91837743250281157252011-05-07T08:11:00.001-07:002011-08-02T20:02:31.178-07:00Maryam - Ibu Pembawa Rahmat<div style="color: #ea9999; font-family: Verdana, sans-serif;"><span style="font-size: small;"><span lang="EN-US">Sekian lama perkahwinan Imran dengan isterinya, pasangan itu tidak dikurniakan anak sehingga mencetuskan kebimbangan di hati mereka. Lantas mereka berdoa kepada Allah dan bernazar sekiranya beroleh cahaya mata, anak itu akan diserahkan kepada Rumah Suci, Baitul Maqdis untuk dijadikan seorang rahib. Doa dimakbulkan. Si isteri hamil, malangnya menjelang kelahiran, Imran meninggal dunia.<br />
<br />
Isteri Imran selamat bersalin tetapi terkejut apabila yang lahir itu anak perempuan. Dia ragu-ragu bolehkah anak perempuannya diserahkan kepada Baitul Maqdis untuk menjadi seorang ahli ibadat? Namun kerana nazar dan yakin anak itu akan selamat dilindungi Allah, puterinya yang bernama Maryam binti Imran diserahkan kepada Baitul Maqdis.<br />
<br />
Di Baitul Maqdis, Maryam diasuh oleh bapa saudaranya, Nabi Zakaria. Peluang mengasuh Maryam bukan mudah kerana beliau terpaksa bersaing dengan rahib lain yang juga mahukan hak menjaga Maryam. Ada riwayat menyatakan, mereka bertanding dengan cara melemparkan kayu ke dalam sungai dan kayu siapa yang tidak tenggelam, berhak mendapatkan Maryam.<br />
<br />
Maryam dididik dengan sempurna. Tiada siapa yang dibenarkan mendekatinya dan dia ditempatkan di sebuah bilik di atas mihrab Zakaria. Suatu hari, Zakaria terperanjat apabila melihat meja berhampiran mihrab penuh makanan. Beliau hairan, siapakah yang begitu berani mendekati mihrab tanpa kebenarannya. Beliau bertanya Maryam dan wanita itu menjawab, " Makanan itu datang daripada Allah." (Surah Maryam: 37)<br />
<br />
Saban hari Maryam menyendiri beribadat kepada Allah di bahagian timur Baitul Maqdis. Sehingga suatu hari, Allah mengutuskan Malaikat Jibrail menemui Maryam dalam bentuk seorang manusia. Wanita itu terperanjat melihat tetamu yang tidak diundang lalu spontan mengucapkan, "Sesungguhnya aku berlindung daripadamu kepada Tuhan Yang Maha Pemurah jika kamu seorang yang bertakwa" (Surah Maryam: 18). Jibrail membalas, " Sesungguhnya aku hanyalah seorang utusan Tuhanmu..." (Surah Maryam:19)<br />
<br />
Maryam lega dan Jibrail bertukar rupa kepada bentuk asalnya sambil berkata, "Sesungguhnya aku ini hanyalah seorang utusan Tuhanmu, untuk memberimu seorang anak lelaki yang suci." (Surah Maryam: 19)<br />
<br />
Jawab Maryam, " Bagaimana aku mempunyai anak lelaki sedangkan tidak pernah seorang manusia pun menyentuhku dan aku pula bukan seorang penzina." (Surah Maryam: 20)<br />
<br />
Balas Jibrail, "Demikianlah Tuhanku berfirman, " Hal itu mudah bagiku." (Surah Maryam:21) <br />
<br />
Lantas Allah meniupkan roh ke dalam rahim Maryam dan wanita itu hamil. Kehamilannya sembilan bulan, sama seperti wanita lain. Walau bagaimanapun hal itu mencetuskan curiga kepada rahib lain. Seorang rahib bertanya, "Wahai Maryam. Bolehkah sebatang pokok tumbuh tanpa melalui biji? Bolehkah tanaman tumbuh subur tanpa benih yang ditabur? Bolehkah pula seorang anak dilahirkan tanpa suami yang mendampingi si isteri?"<br />
<br />
Maryam faham maksud pertanyaan itu. Untuk soalan pertama dan kedua, dia menjawab, "Sesungguhnya Allah menciptakan pohon dan tanaman pertama di syurga tanpa perantaraan biji atau benih." Kepada soalan ketiga, jawabnya, " Ia kerja mudah bagi Allah, seperti Dia mencipta Adam tanpa ibu bapa."<br />
<br />
Memahami kecurigaan masyarakat dan untuk menjaga kehormatan bapa saudaranya, Maryam membawa diri ke tempat terpencil. Ketika itu dia merasakan saat bersalin semakin hampir. Maryam bersandar di sebatang pohon kurma mengenangkan dirinya yang keseorangan. Keluhnya, "Alangkah baiknya aku mati sebelum ini dan aku menjadi barang yang tidak bererti lagi dilupakan." (Surah Maryam: 25)<br />
<br />
Ketika itulah dia mendengar seruan Jibrail, " Jangan berdukacita wahai Maryam. Sesungguhnya Tuhanmu menjadikan di bawahnya sebatang sungai dan goyangkan ke arahmu pohon kurma itu supaya gugur buah yang masak." (Surah Maryam: 24-25)<br />
<br />
Dengan kurma dan air sungai itulah, Maryam merawat dirinya sehingga dia selamat melahirkan seorang anak lelaki. Berita Maryam melahirkan anak, menimbulkan kemarahan dan aib di kalangan masyarakat Bani Israel. Mereka keluar mencela Maryam tetapi wanita itu membisu kerana itu yang diperintahkan Allah kepadanya. Dia menunjukkan ke arah anaknya dan ini menambahkan kemarahan Bani Israel.<br />
<br />
"Bagaimana kami hendak bercakap dengan bayi yang masih dalam buaian?" bentak mereka. Ketika inilah Allah menurunkan mukjizat. Bayi yang sedang menyusu badan ibunya tiba-tiba menjawab, "Sesungguhnya aku ini hamba Allah. Dia memberikan kepadaku Injil dan Dia menjadikan aku seorang Nabi." Bayi itulah Nabi Isa al-Masih, utusan Allah. Dan bondanya, Maryam wanita solehah itu terpelihara kesuciannya, salah seorang wanita yang dijanjikan syurga oleh Allah.</span></span></div>Cindaihttp://www.blogger.com/profile/08148674477290288573noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-12165543.post-25377724200397079962011-03-30T23:04:00.000-07:002011-03-30T23:04:08.981-07:00Ibnu Khaldun rintis ilmu sosiologi moden<div style="color: #fff2cc; font-family: Verdana,sans-serif;"><!--[if gte mso 9]><xml> <w:WordDocument> <w:View>Normal</w:View> <w:Zoom>0</w:Zoom> <w:PunctuationKerning/> <w:ValidateAgainstSchemas/> <w:SaveIfXMLInvalid>false</w:SaveIfXMLInvalid> <w:IgnoreMixedContent>false</w:IgnoreMixedContent> <w:AlwaysShowPlaceholderText>false</w:AlwaysShowPlaceholderText> <w:Compatibility> <w:BreakWrappedTables/> <w:SnapToGridInCell/> <w:WrapTextWithPunct/> <w:UseAsianBreakRules/> <w:DontGrowAutofit/> </w:Compatibility> <w:BrowserLevel>MicrosoftInternetExplorer4</w:BrowserLevel> </w:WordDocument> </xml><![endif]--><!--[if gte mso 9]><xml> <w:LatentStyles DefLockedState="false" LatentStyleCount="156"> </w:LatentStyles> </xml><![endif]--><!--[if gte mso 10]> <style>
/* Style Definitions */
table.MsoNormalTable
{mso-style-name:"Table Normal";
mso-tstyle-rowband-size:0;
mso-tstyle-colband-size:0;
mso-style-noshow:yes;
mso-style-parent:"";
mso-padding-alt:0in 5.4pt 0in 5.4pt;
mso-para-margin:0in;
mso-para-margin-bottom:.0001pt;
mso-pagination:widow-orphan;
font-size:10.0pt;
font-family:"Times New Roman";
mso-ansi-language:#0400;
mso-fareast-language:#0400;
mso-bidi-language:#0400;}
</style> <![endif]--> </div><div class="MsoNormal" style="color: #fff2cc; font-family: Verdana,sans-serif;"> <b> <span style="color: magenta;">PROFIL</span><br />
</b></div><div class="MsoNormal" style="color: #fff2cc; font-family: Verdana,sans-serif;"><b><span style="color: #38761d;">GELARAN</span>: Ibnu Khaldun.<br />
<span style="color: #38761d;">TARIKH LAHIR</span>: 732 Hijrah bersamaan 1332 Masihi.<br />
<span style="color: #38761d;">TEMPAT LAHIR</span>: Tunisia.<br />
<span style="color: #38761d;">MENINGGAL DUNIA</span>: 808 Hijrah bersamaan 1406 Masihi.<br />
<br />
IBNU Khaldun mencetus pemikiran baru apabila menyatakan sistem sosial manusia berubah mengikut kemampuannya berfikir, keadaan muka bumi persekitaran mereka, pengaruh iklim, makanan, emosi serta jiwa manusia itu sendiri.</b> <b><br />
<br />
Beliau juga berpendapat institusi masyarakat berkembang mengikut tahapnya dengan tertib bermula dengan tahap primitif, pemilikan, diikuti tahap peradaban dan kemakmuran sebelum tahap kemunduran.</b> <b><br />
<br />
Pandangan Ibnu Khaldun dikagumi tokoh sejarah berketurunan Yahudi, Prof Emeritus Dr Bernerd Lewis yang menyifatkan tokoh ilmuwan itu sebagai ahli sejarah Arab yang hebat pada zaman pertengahan.</b> <b><br />
<br />
Felo Amat Utama Akademik Institut Antarabangsa Pemikiran dan Ketamadunan (Istac), Universiti Islam Antarabangsa Malaysia (UIAM), Muhammad Uthman El-Muhammady pula melihat pendekatan Ibnu Khaldun secara sejagat.</b> <b><br />
<br />
Sumbangan Ibu Khaldun, perintis ilmu sosiologi moden dapat disaksikan melalui siri Ilmuwan Islam di TV3, malam ini.</b> <b><br />
<br />
Episod kali ini yang diterbitkan Mohd Fasil Mohd Idris, bakal membawa penonton mengenali lebih dekat ilmuwan kelahiran Tunisia yang banyak menghasilkan karya untuk rujukan umat Islam dan bangsa lain masa kini.</b> <b><br />
<br />
Dilahirkan di Tunisia, keluarga Ibnu Khaldun sebenarnya berasal dari wilayah Seville, Sepanyol, ketika dalam pemerintahan Islam.</b> <b><br />
<br />
Ketika zaman kanak-kanak, beliau mempelajari al-Quran daripada orang tuanya sebelum melanjutkan pengajian ke peringkat tinggi sambil dibantu sejarawan dan ulama Tunisia serta Sepanyol.</b> <b><br />
<br />
Pada 1375, beliau berhijrah ke Granada, Sepanyol kerana mahu melarikan diri daripada kerajaan di Afrika Utara.</b> <b><br />
<br />
Bagaimanapun, keadaan politik Granada tidak stabil, lantas mendorong beliau untuk merantau ke Aljazair (bahagian utara Semenanjung Tanah Arab). Di sini, beliau tinggal di kampung kecil iaitu Qalat Ibnu Salama.</b> <b><br />
<br />
Di situ juga beliau menghasilkan beberapa karya terkenal termasuk al Ibar Wa Diwan al-Mubtad Wa al-Khabar. Kitab ini mengandungi enam jilid dan paling terkenal, kitab Mukaddimah.</b> <b><br />
<br />
Sehingga kini kitab itu menjadi rujukan umat Islam, khususnya dalam ilmu kajian sosial, politik, falsafah dan sejarah.</b> <b><br />
<br />
Kitab Mukaddimah menghuraikan beberapa peristiwa dalam kehidupan masyarakat, proses pembentukan negara, faktor kemajuan serta kemunduran, selain menerangkan beberapa perkara yang berkaitan bidang perniagaan, perindustrian dan pertanian.</b> <b><br />
<br />
Karya Ibnu Khaldun yang menakjubkan itu membolehkan beliau digelar sebagai Prolegomena atau pengenalan kepada pelbagai ilmu perkembangan kehidupan manusia di kalangan ilmuwan Barat.</b> <b><br />
<br />
Dalam pada itu, Ibnu Khaldun mengutarakan pandangannya bagi memperbaiki kesilapan dalam kehidupan menjadikan karya beliau seumpama ensiklopedia yang mengisahkan pelbagai perkara dalam kehidupan sosial manusia.</b> <b><br />
<br />
Kajian yang dilakukan Ibnu Khaldun bukan hanya mencakupi kisah kehidupan masyarakat ketika itu, malah merangkumi sejarah umat terdahulu.</b> <b><br />
<br />
Selain sebagai ilmuwan dalam bidang sosial, Ibnu Khaldun, mampu mentadbir dengan baik apabila dilantik sebagai kadi ketika menetap di Mesir.</b> <b><br />
<br />
Kebijaksanaannya mendorong Sultan Burquq iaitu Sultan Mesir ketika itu memberi gelaran Waliyuddin kepada Ibnu Khaldun.</b> <b><br />
<br />
Ibnu Khaldun juga memajukan konsep ekonomi, perdagangan, kebebasan dan terkenal kerana hasil kerjanya dalam bidang sosiologi, astronomi, numerologi, kimia serta sejarah.</b> <b><br />
<br />
Beliau membangunkan idea bahawa tugas kerajaan hanya terhad kepada mempertahankan rakyatnya daripada keganasan, melindungi harta persendirian, menghalang penipuan dalam perdagangan dan menguruskan penghasilan wang.</b> <b><br />
<br />
Pemerintah juga melaksanakan kepemimpinan politik bijaksana dengan perpaduan sosial dan kuasa tanpa paksaan.</b> <b><br />
<br />
Dari segi ekonomi, Ibn Khaldun memajukan teori nilai dan hubung kaitnya dengan tenaga buruh, memperkenalkan pembahagian tenaga kerja, menyokong pasaran terbuka, menyedari kesan dinamik permintaan dan bekalan ke atas harga dan keuntungan.</b> <b><br />
<br />
Beliau turut menyokong perdagangan bebas dengan orang asing, dan percaya kepada kebebasan memilih bagi membenarkan rakyat bekerja keras untuk diri mereka sendiri.</b> <b><br />
<br />
Wacana atau pemikiran Ibnu Khaldun turut diterjemah ke dalam kehidupan masyarakat moden yang mahu mengimbangi pembangunan fizikal dan spiritual seperti Malaysia yang sedang menuju status negara maju.</b> <b><br />
<br />
Secara teorinya, ilmu itu dikaitkan dengan soal manusia dalam masyarakat dan ahli sosiologi berharap ilmu berkenan dapat menjalinkan perpaduan serta membentuk penawar kepada krisis moral yang dihadapi masyarakat hari ini.</b> <b><br />
<br />
Istilah sosiologi walaupun dicipta tokoh kelahiran Perancis abad ke-19, Aguste Comte, kajian mengenai kehidupan sosial manusia sudah dihurai oleh Ibnu Khaldun dalam kitabnya Muqaddimah, 500 tahun lebih awal, pada usianya 36 tahun.</b> <b> </b></div>Cindaihttp://www.blogger.com/profile/08148674477290288573noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-12165543.post-57479879829649569802011-03-30T23:03:00.000-07:002011-03-30T23:11:26.514-07:00Ibnu Tufail pakar ilmu hukum, perubatan<div style="color: #6fa8dc; font-family: Verdana,sans-serif;"><b>Dunia Islam telah melahirkan ramai ahli falsafah yang hebat tetapi falsafah Islam tetap dianggap sebagai satu kelompok yang hilang dalam sejarah pemikiran manusia.</b></div><div class="MsoNormal" style="color: #6fa8dc; font-family: Verdana,sans-serif;"><span style="font-size: small;"><b> <br />
Maka tidak hairanlah, sejarah lebih mengenali tokoh-tokoh falsafah Yunani dan Barat berbanding ahli falsafah Islam.</b><b><br />
<br />
Beberapa tokoh falsafah Islam seperti al-Kindi, al-Farabi, dan Ibnu Sina mendapat pengiktirafan Barat, tetapi mereka tidak mendapat tempat sewajarnya berbanding ahli falsafah Yunani seperti Plato dan Aristotle.</b><b><br />
<br />
Ini mungkin disebabkan kajian mengenai mereka masih belum memadai dan jauh daripada memuaskan sementara karya besar hasil tulisan sarjana serta ilmuwan Islam belum diterjemahkan.</b><b><br />
<br />
Begitu juga dengan pemikiran falsafah Ibnu Tufail atau nama sebenarnya, Abu Bakr Muhammad ibn Abdul Malik ibn Muhammad ibn Muhammad ibn Tufail al-Qisi yang lahir pada 1106 Masihi di Asya, Granada.</b><b><br />
<br />
Ibnu Tufail dikenali sebagai ahli hukum, perubatan, dan ahli politik yang handal dan ketika pemerintahan al-Mu'min ibn Ali, beliau dilantik sebagai pembantu Gabenor Wilayah Sabtah dan Tonjah di Maghribi.</b><b><br />
<br />
Beliau juga pernah menjadi doktor peribadi kepada pemerintah al-Muwahidin, Abu Ya'kub Yusuf dan ketika hayatnya, Ibn Tufail pernah dilantik sebagai menteri selain dikenali sebagai ahli politik yang dihormati oleh pihak pemerintah.</b><b><br />
<br />
Selain itu, beliau juga membabitkan diri dalam bidang pendidikan, pengadilan, dan penulisan.</b><b><br />
<br />
Walaupun banyak menulis buku, hanya satu saja kitab yang diwariskan Ibnu Tufail kepada generasi umat Islam iaitu kitab Hay ibn Yaqzan, memuatkan pandangannya secara umum, dengan gaya bahasa menarik dan imaginasi indah.</b><b><br />
<br />
Buku itu dianggap sebagai warisan paling unik yang ditinggalkan oleh seorang ahli falsafah Islam.</b><b><br />
<br />
Menerusi bukunya itu, Ibnu Tufail berusaha menerangkan bagaimana manusia mempunyai potensi untuk mengenali Allah dengan membuat penelitian terhadap alam sekitar dan sekelilingnya.</b><b><br />
<br />
Di dalam buku Hay ibn Yaqzan, Ibn Tufail cuba merangka satu sistem falsafah berdasarkan perkembangan pemikiran yang ada pada diri manusia serta berusaha mengungkap persoalan hubungan antara manusia, akal dan Tuhan.</b><b><br />
<br />
Untuk itu, beliau telah menggunakan watak Hayibn Yaqzan yang hidup di sebuah pulau di Khatulistiwa sebagai gambaran percampuran empat unsur penting dalam kehidupan iaitu panas, sejuk, kering dan basah dengan tanah.</b><b><br />
<br />
Watak itu hidup terpencil dan dapat mempertahankan kelangsungan hidupnya dengan pimpinan akal dan bantuan pancaindera.</b><b><br />
<br />
Langkah Ibnu Tufail menggunakan analog watak itu dalam bukunya dianggap sebagai suatu perkara yang luar biasa dalam penulisan karya yang berbentuk falsafah.</b><b><br />
<br />
Buku itu juga mengandungi pengamatan Ibnu Tufail mengenai ilmu metafizik, matematik, fizik, dan sebagainya.</b><b><br />
<br />
Ibnu Tufail melihat alam ini sebagai baru dan ditadbir oleh Tuhan yang satu dan berkuasa penuh sementara dalam diri manusia pula terdapat roh yang menjadi sumber dan asas kehidupan mereka di muka bumi ini.</b><b><br />
<br />
Falsafah Ibnu Tufail bukan sekadar menyentuh perkara yang berkaitan dengan metafizik tetapi juga sains tabii seperti fizik di mana beliau mendapati lapisan udara yang tinggi lebih sejuk dan nipis daripada lapisan yang rendah.</b><b><br />
<br />
Hal ini disebabkan kepanasan berlaku di permukaan bumi bukannya di ruang dan lapisan udara.</b><b><br />
<br />
Meskipun pandangan itu dianggap sebagai satu perkara yang biasa pada hari ini, pandangan ini sebenarnya telah menyediakan landasan kepada ahli sains untuk melakukan kajian terhadap kepanasan dan segala fenomena yang berkaitan dengannya.</b><b><br />
<br />
Pemikiran falsafah Ibnu Tufail juga meliputi perkara yang berhubung dengan masyarakat apabila beliau menyifatkan masyarakat terdiri daripada sebahagian besar anggota-anggota yang malas.</b><b><br />
<br />
Lantaran itu, mereka mudah terpengaruh dan terikut-ikut dengan nilai yang sedia ada tanpa mahu membahaskannya.</b><b><br />
<br />
Ibnu Tufail seorang yang berpegang kepada logik dalam mengungkap realiti alam dan kehidupan manusia.</b><b><br />
<br />
Barangkali bertitik tolak daripada sikapnya itu, beliau tidak menyepi dan mengasingkan diri seperti mana dilakukan oleh segelintir ahli falsafah lain.</b><b><br />
<br />
Sebaliknya beliau bergiat dalam hal-hal yang berkaitan dengan kemasyarakatan dan mengambil bahagian secara aktif dalam urusan pemerintahan serta kenegaraan.</b><b><br />
<br />
Kegiatan ini dilakukannya sehingga beliau menghembuskan nafas terakhir pada 1185 Masihi.</b><b><br />
<span style="color: red;">Profail :</span></b></span></div><div class="MsoNormal" style="color: #6fa8dc; font-family: Verdana,sans-serif;"><span style="font-size: small;"><b><br />
<span style="color: lime;">NAMA</span>: Abu Bakr Muhammad ibn Abdul Malik ibn Muhammad ibn Muhammad ibn Tufail al-Qisi</b><b><br />
<br />
<span style="color: lime;">GELARAN</span>: Ibnu Tufail</b><b><br />
<br />
<span style="color: lime;">TARIKH LAHIR</span>: 1106 Masihi</b><b><br />
<br />
<span style="color: lime;">TEMPAT LAHIR</span>: Asya, Granada</b><b><br />
<br />
<span style="color: lime;">MENINGGAL DUNIA</span>: 1185 Masihi</b><b><br />
<br />
<span style="color: lime;">SUMBANGAN</span>: Pemikir yang banyak menghasilkan karya dalam bidang falsafah, sastera, ilmu matematik, astronomi dan ilmu perubatan.</b><b><a href="http://www.bharian.com.my/m/BHarian/Monday/Agama/20051120234252/Article/"></a></b></span> </div>Cindaihttp://www.blogger.com/profile/08148674477290288573noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-12165543.post-6064220045821677402011-03-30T23:00:00.000-07:002011-03-30T23:01:17.551-07:00Ibnu Jauzi, Ulama' Alim Yang Pepatahnya Memukau<div style="color: #ead1dc; font-family: Verdana,sans-serif;"></div><div class="MsoNormal" style="color: #ead1dc; font-family: Verdana,sans-serif;"><span style="font-size: small;"></span></div><div class="MsoNormal" style="color: #ead1dc; font-family: Verdana,sans-serif; margin-bottom: 12pt;"><span style="font-size: small;"><span style="font-weight: normal;">Ibnu Jauzi ialah seorang ulama yang alim dalam ilmu hadis, sejarah, tafsir dan fiqah. Beliau dilahirkan pada tahun 1114 M di Baghdad. Beliau banyak menulis kitab-kitab lebih kurang seribu kitab, antaranya berbentuk kitab dan ada yang berbentuk risalah<br />
<br />
</span>Perjalanan Hidupnya dan Peribadinya<span style="font-weight: normal;"><br />
<br />
Ibnu Jauzi mulai menuntut ilmu sejak kecil. Bahkan, beliau sudah mulai memberikan ceramah dan nasihat sejak berumur 10 tahun. Beliau telah sampai pada suatu kedudukan yang tidak ada orang seperti beliau sebelum dan sesudahnya.<br />
<br />
Waktu beliau dihabiskan untuk menuntut ilmu, menghafal dan menekuni bidang agama, menulis kitab, mengajar dan memberi nasihat dan fatwa kepada orang lain. Sehingga beliau menjadi ulama yang termasyhur dan tokoh masyarakat pada zamannya kerana kefasihan, kemahiran dan ketinggian ilmunya.<br />
<br />
Ibnu Jauzi mengatakan kepada puteranya dalam sebuah surat yang sangat menyentuh perasaan dan hati dalam nasihat seorang ayah kepada puteranya yang menceritakan perjalanan awal dari hidupnya serta permulaan keadaannya:<br />
<br />
“Ketahuilah wahai puteraku bahawasanya ayahku ialah seorang yang kaya raya dan beliau mewariskan beribu-ribu harta. Ketika aku berusia baligh, diberikan kepadaku 20 dinar serta dua buah rumah dan mereka berkata kepadaku, “Inilah warisanmu seluruhnya.” Kemudian, aku mengambil dinar tersebut dan kubelikan beberapa kitab. Aku menjual kedua rumah tersebut untuk biaya menuntut ilmu. Tidak ada lagi padaku sisanya.<br />
<br />
Ayahmu tidak pernah merasa merendah diri dalam menuntut ilmu. Tidak pernah keluar berpindah-pindah dari satu negeri ke negeri yang lain kerana kesibukannya memberikan nasihat dan tidak pernah mengutus seorang budak untuk meminta sesuatu kepada siapa pun, urusannya tetap berjalan dengan baik.<br />
<br />
Oleh kerana itu, bersungguh-sungguhlah wahai puteraku dalam menjaga martabatmu untuk mencari dunia dan merendahkan diri di hadapan penghuninya. Qanaalah kamu, nescaya akan berwibawa. Ada yang berkata, “Barangsiapa yang merasa cukup dengan sepotong roti dan kubis, tidak akan ada yang memperbudaknya.”<br />
<br />
Sungguh aku suatu pagi tidak punya makanan apa pun. Petang harinya juga tidak ada. Allah tidak merendahkan diriku di hadapan seorang makhluk pun, akan tetapi Dia mengatur rezekiku untuk menjaga martabatku. </span><span lang="FI" style="font-weight: normal;">Kalaulah aku menerangkan keadaanku, akan panjang dan inilah keadaanku sekarang seperti yang kau saksikan.”<br />
<br />
Imam Az-Zahabi berkata tentangnya: “Tidak berlebihan kalau kita mengatakan bahawa diia ialah orang terdepan dalam memberikan nasihat. Dia boleh mengungkapkan syair yang indah dan pepatah yang memukau secara spontan. Dia boleh menarik, membuat kagum, membuat sangat senang dan membuat orang yang mendengarkannya merasa tersanjung yang tidak pernah dibuar seseorang sebelum atau sesudahnya. Dialah pembawa panji baik dengan segala kepiawaiannya, paras nan elok, suara yang indah menikam jiwa, sifat yang baik.<br />
<br />
Dia ialah lautan dalam bidang tafsir, ulama dalam bidang sejarah, disebut-sebut sebagai orang yang paling pandai dalam bidang hadis, fakih, berilmu dengan ijma’ dan perbezaan pendapat para ulama, punya kelebihan dalam bidang kedoktoran, menguasai beberapa bidang ilmu, faham, cerdas dan hafal. Dia bersungguh-sungguh dalam mengumpulkan dan menulis dengan tatabahasa yang sangat memukau dan menarik.<br />
<br />
Berwatak mulia dan sifat yang terpuji serta sangat dipandang baik di kalangan khusus ataupun awam. Aku tidak menemukan karangan seperti karangannya. Ayahnya meninggal dunia saat dia berumur 3 tahun, lalu didik oleh datuknya. Karib kerabatnya banyak berdagang tembaga. Kadangkala dia menyebutkan namanya dalam belajar, Abdurrahman bin Ali Ash-Shaffar. Lalu, di masa kanak-kanak, datuknya membawanya kepada Ibnu Nashir, dia banyak belajar kepadanya.<br />
<br />
Kemudian, dia mulai suka memberi nasihat dan berkecimpung di dalamnya. Dia mulai memberi nasihat sejak kecil. Kemudian, dia berkecimpung lebih jauh dalam bidang itu hingga dia terkenal sampai dia wafat. Semoga Allah SWT merahmati dan memaafkannya sekiranya dia tidak menggeluti rakwil dan tidak pula menyelisihi imamnya.”<br />
<br />
</span><span lang="FI">Karya-karyanya</span><span lang="FI" style="font-weight: normal;"><br />
<br />
Di antara karya-karya beliau ialah:<br />
<br />
1. <i>Talbis Iblis</i>, karya beliau yang terkenal dan sangat bermanfaat.<br />
</span><span lang="ES" style="font-weight: normal;">2. <i>al-Adhkiya'</i><br />
3. <i>Afat al-Muhaddithin</i><br />
4. <i>Akhbar al-Akhyar</i><br />
5. <i>al-Manasik</i><br />
6. Dan lain-lain.<br />
<br />
</span><span lang="ES">Wafatnya</span><span lang="ES" style="font-weight: normal;"><br />
<br />
Ibnu Jauzi wafat pada tahun 1201 M dalam usia 87 tahun.</span></span></div><div align="center" class="MsoNormal" style="color: #ead1dc; font-family: Verdana,sans-serif; text-align: center;"><span style="font-size: small;"><i><span lang="ES" style="font-weight: normal;">“Aku melihat menyibukkan diri dengan fiqah dan dengan mendengar hadis tidak cukup untuk merawat hati melainkan ilmu itu digabungkan dengan perkara-perkara yang melembutkan hati dan membaca cerita sejarah orang soleh.</span></i><span lang="ES" style="font-weight: normal;"> <i><br />
<br />
Adapun mengetahui perkara halal dan haram bukanlah satu peranan yang besar di dalam melembutkan hati. Sesungguhnya yang melembutkan hati ialah dengan menyebut cerita-cerita yang menyentuh hati dan cerita-cerita orang soleh kerana mereka ialah golongan memahami maksud daripada hadis-hadis yang dinukil. </i></span><i><span lang="IT" style="font-weight: normal;">Mereka keluar daripada zahir cerita kepada aspek rohani dan sentimen cerita-cerita tersebut.</span></i><span lang="IT" style="font-weight: normal;"> <i><br />
<br />
Tidaklah aku ceritakan perkara ini melainkan untuk merawat dan mengubat kerana aku melihat pelajar-pelajar yang belajar hadis, minat mereka hanya pada mendapat sanad hadis yang tinggi dan minat fuqaha ialah untuk memperhebatkan pendebatan mereka.”</i></span></span></div><div align="center" class="MsoNormal" style="color: #ead1dc; font-family: Verdana,sans-serif; margin-bottom: 12pt; text-align: center;"><span style="font-size: small;"><span lang="IT">(Ibnu Jauzi)</span></span></div><div class="MsoNormal" style="color: #ead1dc; font-family: Verdana,sans-serif;"><span style="font-size: small;"><span lang="IT"> </span>Sumber : <a href="http://tamanulama.blogspot.com/2010/11/ibnu-jauzi-ulama-alim-yang-pepatahnya.html">http://tamanulama.blogspot.com/2010/11/ibnu-jauzi-ulama-alim-yang-pepatahnya.html</a></span></div>Cindaihttp://www.blogger.com/profile/08148674477290288573noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-12165543.post-61205858715446011712011-03-30T22:51:00.001-07:002011-03-30T22:58:28.624-07:00Ibnu al-Zahrawi dan Ibu Nafis<div style="color: red; font-family: Verdana,sans-serif;"></div><div class="MsoNormal" style="color: red; font-family: Verdana,sans-serif;"></div><div class="MsoNormal" style="color: red; font-family: Verdana,sans-serif;"><span style="font-size: small;"><b>Barat perakui sumbangan ilmuwan perubatan Islam kini<br />
<br />
ILMU perubatan adalah antara sumbangan terbesar umat Islam kepada tamadun manusia. Dalam sejarah dunia, ramai ilmuwan Islam yang meneroka serta membuat pelbagai penemuan dalam bidang berkenaan.</b></span> </div><div class="MsoNormal" style="color: red; font-family: Verdana,sans-serif;"><span style="font-size: small;"><b>Nama besar dalam bidang itu, Ibnu Nafis, Ibnu Zahrawi dan Ibnu Razi tidak asing lagi bukan saja kepada umat Islam, malah dunia Barat. Mereka telah menjadi pelopor dalam dunia perubatan dengan kajian yang membawa penemuan penting sehingga hari ini.<br />
<br />
Ibnu Nafis atau nama sebenarnya Al-Hakim ‘Alauddin Abu al-Hasan Ali Abu al-Hazm al-Quraisyi al-Dimasyqi al-Misri adalah ilmuwan yang bertanggungjawab memberi penjelasan mengenai saluran pembuluh darah dalam badan manusia.</b><b><br />
<br />
Dalam pengkajian dan analisis yang dibuat, beliau juga menemui sistem peredaran darah ke paru-paru, 300 tahun sebelum penemuan dibuat sarjana Barat, Harvey.</b><b><br />
<br />
Bagi memastikan usahanya memberi manfaat kepada umat Islam khasnya dan masyarakat dunia amnya, Ibnu Nafis membukukan segala hasil penemuannya itu seperti buku yang menerangkan mengenai peredaran darah ke paru-paru.</b><b><br />
<br />
Beliau mengakhiri penulisan kedoktorannya dengan sebuah ensiklopedia perubatan, Al-Shamil Fi al-Tibb, satu kajian menyeluruh seni perubatan yang merangkumi bidang pembedahan.</b><b><br />
<br />
Bagaimanapun, hanya 80 jilid daripada 300 jilid yang dirancang dapat disiapkan Ibnu Nafis kerana beliau meninggal dunia. Manuskrip kitab ini banyak disimpan di Damsyik.</b><b><br />
<br />
Selain seorang cendekiawan Islam yang mengkaji pembangunan dalam perubatan moden, Ibnu Nafis dikenali kerana kajiannya dalam ilmu logik (mantiq), falsafah, bahasa, ilmu bayan, hadis dan usul fiqh.</b><b><br />
<br />
Seorang lagi tokoh Islam terkenal dalam bidang perubatan ialah Abdul Qasim Khalaf bin Abbas Al-Zahrawi (Abdulcassis) atau Al-Zahrawi iaitu doktor pembedahan dari Cordova yang sangat masyhur.</b><b><br />
<br />
Karyanya, Kitab al-Tasrif (Buku Penganugerahan) iaitu suatu ensiklopedia perubatan menjadi panduan bagi doktor perubatan pada abad ke-16.</b><b><br />
<br />
Tulisannya juga memberi penjelasan secara tersusun dalam perubatan Islam disertai ilustrasi alat yang digunakan.</b><b><br />
<br />
Kitab ini dicetak pada tahun 1497 Masihi dalam bahasa Latin dan Yahudi dengan nama ‘medical Vademecum’.</b><b><br />
<br />
Bab mengenai pembedahan dalam at-Tasrif adalah tesis pembedahan dengan ilustrasi pertama dalam bidang perubatan.</b><b><br />
<br />
Buku itu terbahagi kepada empat bahagian, yang pertama mengenai (mengeluarkan darah) bagi penyakit ‘apoplexy’ (penyakit yang menghilangkan deria disebabkan pecahan darah dalam otak).</b><b><br />
<br />
Bahagian kedua, mengenai pembedahan menggunakan pisau belah (skalpel) serta pembedahan mata dan mulut, bahagian ketiga pula pembedahan bagi pelbagai bentuk pecah tulang, terseliuh serta berkaitan kelahiran anak.</b><b><br />
<br />
Bahagian terakhir buku itu membincangkan penyakit gigi dan cara merawatnya dan ia menjadi dasar bagi ilmu pergigian di Eropah.</b><b><br />
<br />
Program Ilmuwan Islam melalui bahagian kedua mengenai bidang perubatan yang diterbitkan Mohd Zailan Abd Rahman, malam ini, turut mendapatkan pandangan pakar perubatan tempatan mengenai perkembangan perubatan moden.</b><b><br />
<br />
Pakar perubatan, Prof Dr Nik Abdul Aziz Sulaiman berkata, kesinambungan pencapaian bidang perubatan yang berakar dalam abad pertengahan ini berkembang agak perlahan di dunia Islam berbanding dunia Barat selepas abad ke-18.</b><b><br />
<br />
Katanya, faktor penjajahan Barat turut membantut perkembangan anak watan terutama mereka yang berada di dunia ketiga.</b><b><br />
<br />
Beliau sendiri terpaksa mengharungi zaman peralihan kemerdekaan, yang berdepan dengan segala kekurangan tetapi suasana itu sedikit demi sedikit berubah.</b><b><br />
<br />
Ramai generasi selepas beliau seperti Dekan Fakulti Perubatan, Universiti Kebangsaan Malaysia, Prof Dr Lokman Saim kini berjaya memberi sumbangan bermakna bukan saja di Malaysia, malah ke peringkat antarabangsa.</b><b><br />
<br />
Dr Lokman adalah pakar perubatan pertama di Asia yang berjaya menjalankan Implan Koklear iaitu kaedah pembedahan memasukkan alat yang membolehkan pesakit menghadapi masalah pendengaran dapat mendengar semula.</b><b><br />
<br />
Beliau juga adalah doktor perunding di Hospital Sek-zek, Lahore; Hospital Universiti Agha Khan, Karachi; Rumah Sakit Ripas, Brunei dan hospital di Jakarta.</b><b><br />
<br />
Walaupun bergelar doktor pakar, keinginan menyelami nilai keperibadian sarjana Islam silam merubah paradigma ilmu perubatan menuju kemajuan mendorongnya melanjutkan pelajaran di Universiti Islam Antarabangsa Malaysia, khusus dalam bidang pengajian Islam.</b><b><br />
<br />
<span style="color: lime;">Profil</span></b><b><br />
<br />
<span style="color: cyan;">NAMA</span>: Abul Qasim Khalaf ibn Al-Abbas Al-Zahrawi</b><b><br />
<span style="color: cyan;">GELARAN</span>: Ibnu al-Zahrawi<br />
<span style="color: cyan;">TARIKH LAHIR</span>: Tahun 936 Masihi<br />
<span style="color: cyan;">TEMPAT LAHIR</span>: Zahra, Cordova, ibu negeri Sepanyol.<br />
<span style="color: cyan;">MENINGGAL DUNIA</span>: Tahun 1013 Masihi<br />
<span style="color: cyan;">SUMBANGAN</span>: Pakar bedah yang membincangkan mengenai pembedahan dan alat yang digunakan secara terperinci serta memberi sumbangan terhadap pembentukan ubat atau dos, teknik dan alat penyediaan ubat<br />
<br />
<span style="color: white;">NAMA</span>: Al-Hakim ‘Alauddin Abu al-Hasan Ali Abu al-Hazm al-Quraisyi al-Dimasyqi al-Misri</b><b><br />
<span style="color: white;">GELARAN</span>: Ibn al-Nafis<br />
<span style="color: white;">TARIKH LAHIR</span>: 607 Hijrah/1210 Masihi<br />
<span style="color: white;">MENINGGAL DUNIA</span>: 687 Hijrah/1288 Masihi<br />
<span style="color: white;">TEMPAT LAHIR</span>: Damsyik<br />
<span style="color: white;">SUMBANGAN</span>: Menemui sistem peredaran darah manusia</b></span> </div><div class="MsoNormal" style="color: red; font-family: Verdana,sans-serif;"><br />
</div>Cindaihttp://www.blogger.com/profile/08148674477290288573noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-12165543.post-69910749621298150882011-03-30T22:49:00.001-07:002011-03-30T22:49:48.750-07:00Ibnu Al-Syatir pencipta astrolab<div style="color: #8e7cc3; font-family: Verdana,sans-serif;"><!--[if gte mso 9]><xml> <w:WordDocument> <w:View>Normal</w:View> <w:Zoom>0</w:Zoom> <w:PunctuationKerning/> <w:ValidateAgainstSchemas/> <w:SaveIfXMLInvalid>false</w:SaveIfXMLInvalid> <w:IgnoreMixedContent>false</w:IgnoreMixedContent> <w:AlwaysShowPlaceholderText>false</w:AlwaysShowPlaceholderText> <w:Compatibility> <w:BreakWrappedTables/> <w:SnapToGridInCell/> <w:WrapTextWithPunct/> <w:UseAsianBreakRules/> <w:DontGrowAutofit/> </w:Compatibility> <w:BrowserLevel>MicrosoftInternetExplorer4</w:BrowserLevel> </w:WordDocument> </xml><![endif]--><!--[if gte mso 9]><xml> <w:LatentStyles DefLockedState="false" LatentStyleCount="156"> </w:LatentStyles> </xml><![endif]--><!--[if gte mso 10]> <style>
/* Style Definitions */
table.MsoNormalTable
{mso-style-name:"Table Normal";
mso-tstyle-rowband-size:0;
mso-tstyle-colband-size:0;
mso-style-noshow:yes;
mso-style-parent:"";
mso-padding-alt:0in 5.4pt 0in 5.4pt;
mso-para-margin:0in;
mso-para-margin-bottom:.0001pt;
mso-pagination:widow-orphan;
font-size:10.0pt;
font-family:"Times New Roman";
mso-ansi-language:#0400;
mso-fareast-language:#0400;
mso-bidi-language:#0400;}
</style> <![endif]--> </div><div class="MsoNormal" style="color: #8e7cc3; font-family: Verdana,sans-serif;"> <span style="font-size: small;"><b> IBNU Al-Syatir adalah astronomi Islam yang sangat penting. Beliau berjaya menjelaskan teori planet serta mencipta peralatan astronomi yang digunakan mereka yang mendalami serta mengkaji ilmu astronomi.<br />
<br />
Penguasaan beliau dalam ilmu matematik serta kejuruteraan membolehkan Ibnu Al-Syatir mendalami ilmu astronomi dan menghasilkan astrolab, alat yang digunakan untuk mengira jarak bintang dengan lebih tepat.</b><b><br />
<br />
Astrolab adalah peralatan kuno untuk mengukur ketinggian bintang di langit. Ia berbentuk cakera diperbuat daripada kayu atau logam yang tepinya ada ukuran darjah dan di tengahnya jarum penunjuk boleh bergerak.</b><b><br />
<br />
Menggunakan ilmu pengetahuannya, Ibnu Al-Syatir membuat pembetulan alat penunjuk waktu menggunakan bayang-bayang matahari di atas permukaan jam yang dinamakan mizwalah.</b><b><br />
<br />
Berdasarkan pengetahuannya juga, Ibnu Al-Syatir berjaya memberi penjelasan teori ilmu astronomi, matematik dan geografi Yunani serta Mesir.</b><b><br />
<br />
Malah, beliau membuat pembetulan terhadap teori Kaleodos Ptolemeus yang mengatakan bahawa bumi adalah pusat peredaran planet serta bintang yang ada di langit secara teratur.</b><b><br />
<br />
Hasil pengamatan Ibnu Al-Syatir terhadap planet luar seperti Marikh, Musytari dan Zuhal, beliau berjaya menemukan bukti bahawa bumi bukan pusat peredaran sebaliknya, semua planet mengelilingi matahari.</b><b><br />
<br />
Memang pada mulanya penemuan beliau dianggap pelik, tetapi apabila Ibnu Al-Syatir memberikan ulasan mengenai kesilapan teori Ptolemeus, kehebatan ilmunya dikagumi tokoh ilmuwan lain.</b><b><br />
<br />
Bagaimanapun, wujud salah faham apabila penemuan Ibnu Al-Syatir tidak banyak diperkatakan menyebabkan ramai mengatakan teori bumi mengelilingi matahari ditemukan ahli ilmu falak Poland, Copernicus.</b><b><br />
<br />
Orientalis Inggeris, David King, yang membuat kajian mengenai hasil penemuan ilmuwan Islam menyatakan kebanyakan teori yang dikaitkan dengan Copernicus sebenarnya diambil daripada ilmuwan Islam bernama Ibnu Al-Syatir.</b><b><br />
<br />
Malah, kajian terhadap manuskrip Arab di Poland pada 1973 menunjukkan Copernicus mengambil hasil penemuan dalam buku itu dan menyandarkan pendapat berkenaan kepada dirinya.</b><b><br />
<br />
Ibnu Al-Syatir juga berjaya mencipta alat untuk mengetahui waktu solat yang dinamakan al-Basit yang kemudian diletakkan di menara azan Masjid Umawi di Damsyik.</b><b><br />
<br />
Selain itu, beliau turut mengarang 30 jenis buku antaranya Risalah fi Ta’liq al-Arsad, Urjuzah fi al-Kawakib, Risalah ‘an Sun al-Usturlab, Kitab al-Mukhtasar fi Sun al-Usturlab dan Risalah fi Usul ‘Ilm al-Ustrlab.</b><b><br />
<br />
Malangnya, semua buku hasil karya tokoh ilmuwan yang dikagumi ramai itu hilang.</b><b><br />
<br />
Ibnu Al-Syatir yang pernah dipelihara bapa saudaranya, seorang pengukir, selepas kematian bapa ketika umur enam tahun turut menguasai ilmu kesenian ukiran sehingga berjaya menghasilkan kemewahan.</b><b><br />
<br />
Beliau mahir menghasilkan seni ukiran menggunakan gading yang diminati golongan kaya dan sanggup membeli pada harga tinggi.</b><b><br />
<br />
Menggunakan hasil seni ukiran itulah, Ibnu Al-Syatir mengelilingi dunia dan mengunjungi banyak negara termasuk Iskandariah untuk menimba ilmu pengetahuan.</b><b><br />
<br />
PROFIL</b><b><br />
NAMA: Abu Al-Hasan Alauddin Ali bin Muhammad Al-Ansari<br />
GELARAN: Ibnu Al-Syatir<br />
TARIKH LAHIR: 704 Hijrah bersamaan 1304 Masihi<br />
TEMPAT LAHIR: Damsyik, Syria<br />
MENINGGAL DUNIA: 777 Hijrah bersamaan 1375 Masihi<br />
SUMBANGAN: Mencipta peralatan astronomi dan memberi penjelasan teori bahawa planet mengelilingi matahari, bukan bumi</b></span> </div><div class="MsoNormal" style="color: #8e7cc3; font-family: Verdana,sans-serif;"><br />
</div>Cindaihttp://www.blogger.com/profile/08148674477290288573noreply@blogger.com1tag:blogger.com,1999:blog-12165543.post-43078504195778395142011-03-30T22:43:00.001-07:002011-03-30T22:48:45.249-07:00Ibn Qayyim menghuraikan falsafah ekonomi Islam<div style="color: lime; font-family: Verdana,sans-serif;"></div><div class="MsoNormal" style="color: lime; font-family: Verdana,sans-serif;"><span style="font-size: small;"><b>Ibn Qayyim al-Jawziyyah (691/1292 – 751/1350) bukanlah tokoh yang asing dalam kalangan orang Islam, tetapi ramai yang tidak tahu pemikiran dan sumbangannya dalam falsafah ekonomi Islam. Ibn Qayyim banyak membincangkan tentang konsep kekayaan dan kemiskianan, ekonomi dan zakat, konsep faedah, riba al-fadl dan riba al-nasi’ah, dan mekanisme pasaran.</b></span><br />
<span style="font-size: small;"><b><br />
</b><b>Ibn Qayyim atau nama asalnya Shams al-Din Abu `Abd Allah Muhammad b. Abu Bakr b. Sa’ad, lahir pada 7 Safar 691H bersamaan dengan 9 Januari 1292M di Damsyik. Beliau meninggal dunia pada tahun 751H/1350M di tempat yang sama. Beliau dibesarkan dalam keluarga yang mementingkan ilmu pengetahuan. Ayahnya merupakan guru pertama yang mengajar Ibn Qayyim tentang ilmu-ilmu asas Islam termasuk ilmu al-fara’id.</b></span><br />
<span style="font-size: small;"><b><br />
</b><b> Sebenarnya, beliau telah menuntut pelbagai bidang pengajian dengan beberapa orang Ulama terkenal pada waktu remajanya. Antara guru beliau ialah Qadi Sulayman b. Hamzah (711H/1311M), Shaykh Abu Bakr (718H/1318M), al-Majd al-Tunisi (718 H), Abu al-Fath al-Ba’li (709H), al- Saffi al-Hindi (715H), al-Taqi al-Sulayman, Abu Bakr bin `Abd al-Da’im (718H), Abu Basr bin al-Shirazi (723H), `Isa al-Mut’im (719H), Isma`il Maktum (716H), dan Ibn Taymiyyah (661 – 728/1263 – 1328).</b></span> </div><div class="MsoNormal" style="color: lime; font-family: Verdana,sans-serif;"><br />
<span style="font-size: small;"><b>Antara bidang pengajian yang dipelajari daripada mereka ialah Tafsir al-Quran, hadith, usul al-fiqh, dan fiqh. Kesungguhan dan ketekunan Ibn Qayyim mempelajari ilmu dan pelbagai bidang akhirnya menjadikan beliau terkenal sebagai seorang tokoh dalam bidang fiqh, usul al-fiqh, tafsir, bahasa Arab, ilmu kalam, dan hadis. Malah menurut Ibn `Imad, Ibn Qayyim merupakan seorang yang alim dalam bidang tasawuf.</b></span><br />
<span style="font-size: small;"><b></b></span><br />
<span style="font-size: small;"><b>Ibn Qayyim sangat terkenal sebagai seorang tokoh ilmuwan pada zamannya dan dapat mengusai pelbagai bidang ilmu. Beliau merupakan salah seorang faqih yang mempunyai autoriti dalam Mazhab Hambali. Ada sesetengah Ulama Sufi menggelarkannya sebagai sufi agong. Beliau juga mempunyai personaliti dan peribadi yang baik yang amat sukar ditandingi oleh orang lain yang semasa dengannya. Ibn Kathir (774H/1373M), salah seorang anak muridnya pernah menyatakan bahawa Ibn Qayyim seorang yang kuat beribadat dan peribadinya disukai oleh orang ramai pada waktu itu. Antara lain Ibn Kathir menulis, “Aku tidak pernah melihat pada zaman kami ini, orang yang kuat beribadat seperti Ibn Qayyim. Apabila sembahyang, sembahyangnya begitu lama. Beliau memanjang rukuknya dan juga sujudnya.”<br />
</b><b> </b></span><br />
<span style="font-size: small;"><b>Selaku seorang ulama yang terkenal, Ibn Qayyim telah didampingi oleh ramai orang yang berguru dan mempelajari pelbagai bidang ilmu dengannya. Antara anak-anak muridnya yang masyhur ialah Ibn Kathir tokoh dalam ilmu hadis dan sejarah, Zayn al-Din Ibn Rajab al- Hanbali (795H/1397M) seorang tokoh dalam Mazhab Hanbali, dan Ibn Hajar al-`Asqalani (852H/1449M) seorang tokoh hadis yang tidak asing lagi.<br />
</b><b> </b></span><br />
<span style="font-size: small;"><b>Menurut penyelidikan Dr. `Iwad Allah Jad Hijazi penulisan Ibn Qayyim dalam pelbagai bidang ilmu pengetahun berjumlah 66 buah. Penulisan itu ada yang berjilid-jilid, ada yang tebal dan ada yang kecil serta ringkas. Dalam bidang tafsir Ibn Qayyim menulis Kitab al-Tibyan fi Iqsam al-Qur’an, Tafsir al-Mu`awwizatayn, Tafsir Surah al-Fatihah yang terdapat di awal </b></span><br />
<span style="font-size: small;"><b>Kitab Madarij al-Salikin, dan lain-lain lagi.<br />
</b><b> </b></span><br />
<span style="font-size: small;"><b>Dalam bidang Hadis, Ibn Qayyim menulis Kitab-kitab seperti Tahdhib al-Sunan oleh Abu Dawud, al-Wabilal Sayyab min al-Kalam al-Tayyib, dan sebagainya. Dalam bidang Fiqh dan Usul Fiqh beliau menyumbangkan kitab-kitab seperti, I`lam al-Muwaqqi`in `an Rabb al-`Alamin, al-Turuq al-Hukmiyyah fi al-Siyysah al-Shar`iyyah, al-Solah wa Ahkam Tariqiha, Tuhfah al-Mawdud biAhkam al-Mawlud, Bayan al-Dalil `An Istighna’ al-Musabaqah `an al-Tahlil, al-Tahlil Fima Yaaill wa Yaarum min Libas al-Harir, dan sebagainya.<br />
</b><b> </b></span><br />
<span style="font-size: small;"><b>Dalam bidang tasawuf Ibn Qayyim menulis yang antaranya, kitab-kitab Madarij al-Salikin, Rawdah al-Muhibbin wa Nuzhah al-Mushtaqin, al-Fawa’id li Ibn Qayyim, `Uddah al-Sabirin wa Dhakhirah al-Shakirin, Taraq al-Hijratayn wa Bab al-Sa`adatayn, dan sebagainya. Dalam bidang kalam dan falsafah Ibn Qayyim menulis beberapa kitab seperti, Shifa’ a-`Alil fi Masa’il al-Qada’ wa al-Qadar wa al-hikmah wa al-Ta`lil, Kitab al-Ruh, Hadi al-Arwah ila Bilad al-Afrah, dan Miftah dar al-Sa`adah wa Manshur Wilayah al-`Ilm wa al-Iradah. Dalam bidang Sejarah beliau menulis Kitab Zad al-Ma`ad fi Hady Khayr al-`Ibad. Ibn Qayyim juga menulis al-Tibb al-Nabawi, Talbis Iblis, al-Jawab al-Kafi `an Lima Sa’ala `An al-Dawa’ al-Shafi, dan lain-lain lagi.<br />
</b><b> </b></span><br />
<span style="font-size: small;"><b>Ibn Qayyim dalam penulisannya juga telah menyentuh beberapa perkara berkenaan dengan falsafah ekonomi Islam iaitu konsep manusia Islam ('homo islamicus') dan manusia bukan ekonomi ('non homo economicus'), konsep keadilan dan nilai-nilai etika dalam ekonomi, aktiviti-aktiviti ekonomi, kerjasama dan pembahagian buruh, pemilikan harta kekayaan oleh individu, dan peranan kerajaan dalam ekonomi. Dalam hal ini, Ibn Qayyim menggariskan asas kepercayaan Islam bahawa setiap manusia bertanggungjawab membimbing diri sendiri ke arah menjadi hamba Allah yang baik dan Allah S.W.T merupakan sumber pedoman dan petunjuk.<br />
</b><b> </b></span><br />
<span style="font-size: small;"><b>Dalam pengajian ekonomi, manusia digambarkan sebagai manusia yang sifat, gelagat dan tindakannya mementingkan diri sendiri, tamak, haloba, dan menjadikan keuntungan sebagai asas penting dalam semua jenis aktiviti ekonomi. Jadi, setiap manusia bertanggungjawab terhadap perbuatannya dan Allah S.W.T menjadi pedoman dan petunjuk ke arah jalan yang betul.<br />
</b><b> </b></span><br />
<span style="font-size: small;"><b>Selain itu, Ibn Qayyim menekankan bahawa hidup di dunia ini merupakan ujian dan cubaan daripada Allah S.W.T. Ujian yang dikenakan kepada manusia itu boleh sama ada dalam bentuk anugerah harta kekayaan atau pun diberikan kehidupan yang susah. Anugerah kekayaan kepada seseorang tidak bermaksud Allah S.W.T sayang kepadanya. Demikian juga ujian kemiskinan tidak bermaksud Allah S.W.T benci kepada seseorang. Harta kekayaan yang dimiliki oleh manusia bukanlah bererti hidup ini penuh dengan kesenangan.<br />
</b><b> </b></span><br />
<span style="font-size: small;"><b>Ibn Qayyim juga ada menyentuh soal keadilan yang merupakan teras semua aspek dalam kehidupan. Menurut Ibn Qayyim, keadilan merupaka objektif dan matlamat utama Syariah. Hal ini demikian adalah kerana Syariah itu mengandungi keadilan, keberkatan, dan kebijaksanaan. Perkara yang bercanggah dengan keadilan akan menukarkan keberkatan dan kebajikan kepada laknat dan kejahatan, dan daripada kebijaksanaan kepada sesuatu yang tidak berfaedah kepada Syariah.<br />
</b><b> </b></span><br />
<span style="font-size: small;"><b>Sehubungan dengan itu Ibn Qayyim menjelaskan nilai-nilai etika yang baik seharusnya diamalkan oleh orang Islam dalam kegiatan ekonomi mereka. Antara nilai etika yang baik ialah kepatuhan kepada Allah SWT, ketaatan kepada agama, sifat baik, jujur, dan benar. Apabila nilai etika tersebut diamalkan dalam kehidupan seharian terutamanya dalam kegiatan ekonomi, akan menjauhkan nilai-nilai jahat seperti pembohongan, penipuan, dan korupsi. <br />
</b><b> </b></span><br />
<span style="font-size: small;"><b>Selanjutnya beliau menjelaskan bahawa akibat kepada sifat semula jadi yang suka berbohong akan menyebabkan kejayaan tidak tercapai dalam kehidupan. Apabila keadaan ini berlaku, kehidupan perekonomian akan cacat termasuk juga aspek-aspek lain dalam kehidupan. Dalam perkataan lain, pembohongan memberi impak yang besar dalam kehidupan orang-orang Islam.<br />
</b><b> </b></span><br />
<span style="font-size: small;"><b>Memandangkan akibat yang besar daripada ketidaktaatan dan kejahatan sosial, Ibn Qayyim ada menulis bahawa kesan-kesan dosa akan membawa kepada tidak baik dan dikutuk. Dosa-dosa ini mencacatkan jasad dan roh manusia yang merosakan kehidupan di dunia ini dan selepas mati.<br />
</b><b> </b></span><br />
<span style="font-size: small;"><b>Sifat-sifat yang negatif seperti pembohongan, penipuan, dan pengeksploitasian serta ketidakjujuran mendorong kepada keadaan yang tidak tenteram dalam kehidupan masyarakat. Akan berlaku huru-hara, kecurigaan, ketidakstabilan, dan kekecewaan dalam kalangan masyarakat. Apabila semua perkara ini berlaku, kegiatan ekonomi akan menguncup.<br />
</b><b> </b></span><br />
<span style="font-size: small;"><b>Sebaliknya nilai-nilai etika yang yang di amalkan dalam masyarakat akan menyuburkan suasana keyakinan dan jaminan keselamatan dalam masyarakat. Pada masa yang sama, masyarakat akan bekerjasama dalam proses pengeluaran dan kestabilan ekonomi. Dalam perkataan lain pengeluaran barang-barang dan perkhidmatan akan meningkat, dan masyarakat akan hidup mewah.<br />
</b><b> </b></span><br />
<span style="font-size: small;"><b>Selain itu, Ibn Qayyim menganjurkan campur tangan kerajaan dalam pemilikan harta kekayaan individu jika individu berkenaan menggunakan harta kekayaan berkenaan pada jalan yang bertentangan dengan faedah masyarakat. Dalam hubungan ini, Ibn Qayyim telah memetik sepotong hadith Rasulullah s.a.w. mengenai seorang hamba (harta) yang dimiliki bersama oleh beberapa rakan kongsi (tuan) yang hendak dibebaskan oleh salah seorang daripada tuannya, sedangkan tuan-tuan yang lain tidak bersetuju dengan pembebasan tersebut.</b></span><br />
<span style="font-size: small;"><b><br />
</b><b> Dalam kes ini Rasulullah s.a.w. memutuskan harga yang adil dan rakan-rakan kongsi yang lain diminta menerima bahagian masing-masing. Selepas itu, hamba berkenaan telah dibebaskan. Hadith ini menjadi asas pada Ibn Qayyim dalam menentukan peraturan bahawa sesuatu harta yang yang tidak boleh dibahagikan dan dimiliki bersama boleh dijual jika salah seorang daripada para pemiliknya berhasrat untuk menjualnya.</b></span><br />
<span style="font-size: small;"><b><br />
</b><b> Jelas, beberapa aspek dalam falsafah ekonomi Islam yang dihuraikan oleh Ibn Qayyim tersebut merupakan antara prinsip dan teras ekonomi Islam yang membezakannya dengan falsafah ekonomi konvensional.</b></span></div>Cindaihttp://www.blogger.com/profile/08148674477290288573noreply@blogger.com0