Langit terbuka
Abbad dikenal juga sebagai ahli ibadah yang tekun. Ia
seorang pahlawan yang gigih dalam berjuang, seorang dermawan yang rela berkurban,
dan seorang mukmin sejati yang telah membaktikan hidupnya untuk keimanan.
Keimanannya telah dikenal luas di kalangan sahabat.
Aisyah RA pernah berkata, ada tiga orang Anshar yang
keutamaannya tak dapat diatasi oleh seorang pun juga, yaitu Saab bin Muadz,
Useid bin Hudlair, dan Abbad bin Bisyir.
Orang-orang Islam angkatan pertama mengetahui bahwa Abbad
bin Bisyir mendapat karunia cahaya dari Allah. Penglihatannya yang jelas dan mendapat
penerangan sehingga dapat mengetahui tempat-tempat yang baik dan meyakinkan
tanpa mencarinya dengan susah payah. Para sahabat sepakat, bila Abbad berjalan
di waktu malam, muncullah berkas-berkas cahaya dari dirinya yang akan menerangi
jalan yang akan ditempuhnya.
Dalam peperangan untuk memerangi kaum murtad di bawah
pimpinan Musailamah Al-Kadzab, Abbad bin Bisyir mendapat amanah untuk menjadi komandan
pasukan. Dalam peperangan ini, ia harus berhadapan dengan tentara Musailamah
yang kejam berpengalaman. Sehari sebelum perang Yamamah dimulai, Abbad bermimpi
yang takwil mimpinya ia ketahui tak lama kemudian. Abu Sa'id al-Khudri berkata,
''Abbad bin Bisyir berkata kepadaku, 'Wahai Abu Said, tadi malam saya bermimpi,
saya melihat langit terbuka untukku, kemudian tertutup lagi. Saya meyakini,
takwil mimpi itu adalah saya akan mengalami syahid.''' Abu Said berkata,
''Sungguh itu adalah mimpi yang baik.''
Lalu meletuslah perang Yamamah. Ketika ia melihat kemenangan
seakan di tangan musuh, ia teringat oleh sabda Rasulullah kepada golongan Anshar,
''Kalian adalah inti, tak mungkin aku dicederai kalian.'' Ucapan itu memenuhi
rongga dada dan hatinya, hingga seolah-olah sekarang ini Rasulullah masih berdiri dan
mengulang-ulang perkataannya.
Abbad merasa, tanggung jawab itu terpikul hanya di atas bahu
orang-orang Anshar saja, atau di atas bahu mereka sebelum golongan lain. Ia
kemudian naik ke atas bukit dan berseru, ''Hai golongan Anshar, pecahkanlah
sarung pedangmu dan tunjukkanlah kemampuan kalian.'' Dan
ketika seruannya ini dijawab oleh 400 orang pejuang, Abbad
bersama Abu Dujanah dan Barra' bin Malik membawa mereka hingga taman maut, sebuah
taman yang dijadian Musailamah sebagai benteng pertahanan. Pahlawan besar
itupun berjuang layaknya seorang laki-laki, mukmin, dan warga Anshar.
Ayat Al-quran
Setelah perang Yamamah selesai, kaum Muslimin bermalam di
suatu tempat. Lalu terpilihlah Ammar bin Yasir dan Abbad bin Basyir sebagai
petugas ronda. Abbad melihat Ammar bin Yasir dalam kondisi kelelahan, karena
itu ia menawarkan kepadanya untuk beristirahat, sementara dirinya bertugas jaga terlebih dahulu.
Ketika Abbad mendapati lingkungan sekelilingnya dalam keadaan aman, ia kemudian memutuskan untuk mengisi waktunya dengan mengerjakan shalat, sehingga pahala yang diperoleh menjadi berlipat. Mulailah Abbad menunaikan salat, tapi saat ia membaca sebuah surat, tiba-tiba sebuah anak panah melesat dan mengenai pangkal lengannya. Ia mencabut anak panah itu dan melanjutkan shalatnya. Tak lama kemudian menyusul anak panah berikutnya dan mengenai badannya, Ia pun mencabut anak panah itu dan melanjutkan kembali shalatnya.
Dalam kegelapan malam yang gulita itu, sebuah anak panah
melesat kembali dan mengenai tubuhnya. Abbad menarik anak panah dan mengakhiri
bacaan suratnya. Lalu ketika ia sujud sementara kondisinya lemah karena sakit
dan lelah, ia pun menjulurkan tangannya membangunkan orang yang ada di
sekitarnya. Lalu ia bangkit dari sujudnya, membaca tasyahud, dan menyelesaikan
shalatnya. Ammar terbangun dengan suara kawannya yang terputus-putus menahan sakit,
''Gantikan aku karena aku telah kena.'' Ammar segera bangkit
dari tidurnya hingga menimbulkan kegaduhan dan berkata,
''Subhanallah, mengapa engkau tidak membangunkanku ketika engkau terkena anak
panah pertama?''
Abbad menjawab, ''...ketika aku sedang shalat tadi, aku
membaca beberapa ayat Alquran yang amat mengharukan hatiku, hingga aku pun tak
ingin untuk memutusnya. Demi Allah, kalaulah tidak akan menyia-nyiakan pos
penjagaan yang ditugaskan Rasulullah kepada kita, sungguh aku lebih suka mati
daripada memutuskan bacaan ayat-ayat itu.'' Pada hari yang mulia ini, pergilah
Abbad menjumpai syahidnya. Dan benarlah mimpi yang dialaminya semalam, pintu
langit terbuka untuk dirinya kemudian tertutup kembali. Wallahu A'lam.