Sunday, August 16, 2015

Abbad bin Bisyir Karunia Cahaya Allah

Abbad bin Bisyir termasuk golongan Anshar. Ia masuk Islam di hadapan Mushab bin Umair, sahabat yang diutus Rasulullah SAW untuk berdakwah di Madinah. Sahabat mulia ini ikut ambil bagian pada perang Dzatur Riqa' dan perang Yamamah. Suatu saat Rasulullah SAW bersabda kepada orang-orang Anshar, ''Wahai golongan Anshar, kalian adalah inti, sedangkan golongan lain adalah bagai kulit ari. Maka tak mungkin aku dicederai kalian.'' Semenjak Abbad bin Bisyir mendengar ucapan ini dari Rasulullah, ia pun rela menyerahkan harta dan nyawanya di jalan Allah. Di arena pengurbanan, ia adalah orang pertama bisa ditemui. Tapi, di arena pembagian harta rampasan, ia sulit ditemukan.

Langit terbuka

Abbad dikenal juga sebagai ahli ibadah yang tekun. Ia seorang pahlawan yang gigih dalam berjuang, seorang dermawan yang rela berkurban, dan seorang mukmin sejati yang telah membaktikan hidupnya untuk keimanan. Keimanannya telah dikenal luas di kalangan sahabat.

Aisyah RA pernah berkata, ada tiga orang Anshar yang keutamaannya tak dapat diatasi oleh seorang pun juga, yaitu Saab bin Muadz, Useid bin Hudlair, dan Abbad bin Bisyir.

Orang-orang Islam angkatan pertama mengetahui bahwa Abbad bin Bisyir mendapat karunia cahaya dari Allah. Penglihatannya yang jelas dan mendapat penerangan sehingga dapat mengetahui tempat-tempat yang baik dan meyakinkan tanpa mencarinya dengan susah payah. Para sahabat sepakat, bila Abbad berjalan di waktu malam, muncullah berkas-berkas cahaya dari dirinya yang akan menerangi jalan yang akan ditempuhnya.

Dalam peperangan untuk memerangi kaum murtad di bawah pimpinan Musailamah Al-Kadzab, Abbad bin Bisyir mendapat amanah untuk menjadi komandan pasukan. Dalam peperangan ini, ia harus berhadapan dengan tentara Musailamah yang kejam berpengalaman. Sehari sebelum perang Yamamah dimulai, Abbad bermimpi yang takwil mimpinya ia ketahui tak lama kemudian. Abu Sa'id al-Khudri berkata, ''Abbad bin Bisyir berkata kepadaku, 'Wahai Abu Said, tadi malam saya bermimpi, saya melihat langit terbuka untukku, kemudian tertutup lagi. Saya meyakini, takwil mimpi itu adalah saya akan mengalami syahid.''' Abu Said berkata, ''Sungguh itu adalah mimpi yang baik.''

Lalu meletuslah perang Yamamah. Ketika ia melihat kemenangan seakan di tangan musuh, ia teringat oleh sabda Rasulullah kepada golongan Anshar, ''Kalian adalah inti, tak mungkin aku dicederai kalian.'' Ucapan itu memenuhi rongga dada dan hatinya, hingga seolah-olah sekarang ini Rasulullah masih berdiri dan mengulang-ulang perkataannya.

Abbad merasa, tanggung jawab itu terpikul hanya di atas bahu orang-orang Anshar saja, atau di atas bahu mereka sebelum golongan lain. Ia kemudian naik ke atas bukit dan berseru, ''Hai golongan Anshar, pecahkanlah sarung pedangmu dan tunjukkanlah kemampuan kalian.'' Dan

ketika seruannya ini dijawab oleh 400 orang pejuang, Abbad bersama Abu Dujanah dan Barra' bin Malik membawa mereka hingga taman maut, sebuah taman yang dijadian Musailamah sebagai benteng pertahanan. Pahlawan besar itupun berjuang layaknya seorang laki-laki, mukmin, dan warga Anshar.

Ayat Al-quran

Setelah perang Yamamah selesai, kaum Muslimin bermalam di suatu tempat. Lalu terpilihlah Ammar bin Yasir dan Abbad bin Basyir sebagai petugas ronda. Abbad melihat Ammar bin Yasir dalam kondisi kelelahan, karena itu ia menawarkan kepadanya untuk beristirahat, sementara dirinya bertugas jaga terlebih dahulu.

Ketika Abbad mendapati lingkungan sekelilingnya dalam keadaan aman, ia kemudian memutuskan untuk mengisi waktunya dengan mengerjakan shalat, sehingga pahala yang diperoleh menjadi berlipat. Mulailah Abbad menunaikan salat, tapi saat ia membaca sebuah surat, tiba-tiba sebuah anak panah melesat dan mengenai pangkal lengannya. Ia mencabut anak panah itu dan melanjutkan shalatnya. Tak lama kemudian menyusul anak panah berikutnya dan mengenai badannya, Ia pun mencabut anak panah itu dan melanjutkan kembali shalatnya.

Dalam kegelapan malam yang gulita itu, sebuah anak panah melesat kembali dan mengenai tubuhnya. Abbad menarik anak panah dan mengakhiri bacaan suratnya. Lalu ketika ia sujud sementara kondisinya lemah karena sakit dan lelah, ia pun menjulurkan tangannya membangunkan orang yang ada di sekitarnya. Lalu ia bangkit dari sujudnya, membaca tasyahud, dan menyelesaikan shalatnya. Ammar terbangun dengan suara kawannya yang terputus-putus menahan sakit, ''Gantikan aku karena aku telah kena.'' Ammar segera bangkit

dari tidurnya hingga menimbulkan kegaduhan dan berkata, ''Subhanallah, mengapa engkau tidak membangunkanku ketika engkau terkena anak panah pertama?''

Abbad menjawab, ''...ketika aku sedang shalat tadi, aku membaca beberapa ayat Alquran yang amat mengharukan hatiku, hingga aku pun tak ingin untuk memutusnya. Demi Allah, kalaulah tidak akan menyia-nyiakan pos penjagaan yang ditugaskan Rasulullah kepada kita, sungguh aku lebih suka mati daripada memutuskan bacaan ayat-ayat itu.'' Pada hari yang mulia ini, pergilah Abbad menjumpai syahidnya. Dan benarlah mimpi yang dialaminya semalam, pintu langit terbuka untuk dirinya kemudian tertutup kembali. Wallahu A'lam.
 

Wednesday, February 26, 2014

Puisi Terakhir Imam Syafie


Puisi terakhir Imam Syafie ini dialunkan tatkala Imam Muzani menziarahi beliau diwaktu beliau sedang sakit tenat, yang tidak lama kemudian beliau menghembus nafasnya yang terakhir ditempat Imam Muzani menziarahinya itu.

Sewaktu Imam Muzani bertanyakan khabar mengenai kesihatan Imam Syafie, lantas Imam Syafie terus menangis dan bersyair. Syair ini begitu syahdu dan meruntun hati bagi sesiapa yang mendengar. Sedangkan Imam Syafie seorang imam besar boleh mengeluh dan risau keadaanya di akhirat nanti, bagaimana pula dengan kita?

Renungankan bersama...


Puisi Terakhir Imam Syafie

إلـيــك إلـــه الـخـلـق أرفــــع رغـبـتــي
Kupersembahkan (rintihan) kepadaMu Tuhan sekalian makhluk akan harapanku

وإن كـنـتُ يــا ذا الـمــن والـجــود مـجـرمـا
Sekalipun aku seorang yang berdosa wahai yang Maha Pemberi dan Maha Pemurah

ولـمــا قـســا قـلـبـي وضـاقــت مـذاهـبــي
Bilamana keras hatiku dan terasa sempit perjalananku

جـعـلـت الـرجــا مـنــي لـعـفـوك سـلـمــا
Kujadikan rayuan (rintihan) daripadaku sebagai jalan untuk mengharapkan keampunanMu

فـمـا زلــتَ ذا عـفـو عــن الـذنـب لــم تـزل
Bilamana Engkau yang memiliki keampunan menghapuskan dosa yang berterusan ini

تــجــود و تـعــفــو مــنـــة وتـكــرمــا
KurniaanMu dan keampunanMu adalah merupakan rahmat dan kemuliaan

ألــســت الــــذي غـذيـتـنـي وهـديـتـنــي
Bukankah Engkau yang memberi aku makan serta hidayah kepadaku

ولا زلــــت مـنـانــا عــلـــيّ ومـنـعـمــا
Dan janganlah Engkau hapuskan kurniaan anugerah dan ni'mat itu kepadaku (walaupun aku seorang yang sentiasa berdosa)

عـسـى مــن لــه الإحـســان يـغـفـر زلـتــي
Semoga orang yang memiliki ihsan mengampunkan kesalahanku

ويـسـتــر أوزاري ومــــا قــــد تـقــدمــا
Dan menutup dosa-dosaku serta setiap perkara yang telah lalu

فــإن تـعـف عـنــي تـعــف عـــن مـتـمـرد
Sekiranya Engkau ampunkan aku, ampunkan dari kederhakaan

ظــلــوم غــشــوم لا يــزايـــل مـأتــمــا
kezaliman, penganiayaan yang tak akan terhapus di hari berhimpun kesedihan

و إن تنـتـقـم مــنــي فـلـســت بــآيــس
Namun jika Engkau membalas siksa terhadapku, aku tidak akan berputus asa

ولـــو أدخـلــوا نـفـسـي بـجــرم جـهـنـمـا
Sekalipun dosa-dosaku itu akan memasukkan diriku ke dalam neraka

فصيـحـا إذا مــا كــان فـــي ذكـــر ربـــه
Dia adalah seorang yang fasih ketika menyebut/mengingati Rabbnya

وفيما سواه في الورى كان أعجما
Dan bilamana dia bersama selain tuhannya di dunia ini dia membisu

يـقــول: حبـيـبـي أنـــت سـؤلــي وبغـيـتـي
Dia (Rasulullah SAW) berkata: Kekasihku, Engkaulah tempatku meminta dan berharap

كـفــى بـــك للـراجـيـن ســـؤلا ومـغـنـمـا
Cukuplah Engkau bagi yang berharap sebagai tempat bergantung dan memohon

أصـــــون ودادي أن يـدنــســه الـــهـــوى 
Ku pelihara kasihku yang dicemari nafsu

وأحــفــظ عــهــد الــحـــب أن يـتـثـلـمـا
Dan ku jaga janji kasih yang telah tercalar

فـفـي يقظـتـي شــوق وفــي غـفـوتـي مـنــى
Di saat ku jaga, aku rindu, dan di saat ku lelap aku berharap

تــلاحــق خــطــوي نــشــوة وتـرنــمــا
Mengiringi langkahku dengan penuh semangat dan berulang

فـجـرمـي عـظـيـم مـــن قـديــم وحــــادث
Sesungguhnya dosaku adalah besar sejak dulu dan kini

وعـفــوك يـأتــي الـعـبـد أعـلــى وأجـسـمـا
Namun (ku tahu) keampunanmu yang mendatangi hamba adalah lebih besar (agung) dan lebih mulia

Friday, October 19, 2012

TUAN GURU HAJI AHMAD BIN ABDUL RAHMAN


SINOPSIS

Tuan Guru Haji Ahmad bin Abdul Rahman berasal dari Pattani, Thailand dan mula berhijrah ke Tanah Melayu sekitar awal 1880-an. Pada masa penghijrahannya, beliau mencari rezeki dengan mengambil upah  membajak sawah kepunyaan seorang petani di kawasan Permatang Nibong, Permatang Pauh. Agak lama beliau bekerja demikian sehingga beliau dikenali oleh kebanyakan orang kampung.

Ketokohan dan ketinggian ilmu beliau mula dapat disedari oleh masyarakat distu apabila beliau berjaya menyelesaikan beberapa masalah agama yang dibicarakan penduduk. Kebijaksanaan Haji Ahmad dalam menyelesaikan beberapa isu agama telah menjadi perbualan penduduk setempat sehingga beliau menjadi sumber rujukan bagi sebarang hal ehwal agama.

Lantaran itu, penduduk kampung bersepakat untuk mendirikan sebuah kawasan pengajian kecil untuk kemudahan Haji Ahmad mengajar ilmu-ilmu agama kepada penduduk sekitar. Niat murni itu telah membuatkan seorang individu dari Alma untuk mewakafkan sebidang tanahnya di kampung Padang Lalang untuk dijadikan tempat pengajian ilmu-ilmu agama.
                                                                                                             Al-Fatihah.........

Tuesday, July 31, 2012

TUAN GURU HAJI AHMAD BIN TUAN HUSSIN (1906-1977)

SINOPSIS

Tuan Guru Haji Ahmad atau nama sebenarnya Ni'matullah Ahmad bin Tuan Hussin. Dilahirkan pada 17 Jun 1906 di Kampung Bohar, Mukim Titi Gajah Alor Setar, Kedah. Pendidikan awal beliau di Sekolah Melayu Chourasta Pulau Pinang, manakala Pendidikan Agama dan Bahasa Arab beliau belajar daripada ayahandanya sendiri iaitu Tuan Hussin Kedah.

Setelah 7 tahun berada di Bagan Ulu, keluarganya berpindah ke Sungai Limau Yan, Kedah. Setelah itu beliau mengumpul wang sendiri untuk melanjutkan pelajaran ke Mekah Al Mukaramah pada tahun 1923 hingga 1927. Sekembalinya beliau dari Mekah beliau mengajar di kampung halaman sebelum berpindah ke Pokok Sena Kepala Batas Seberang Perai sebuah Pusat Pengajian Pondok yang didirikan oleh ayahandanya yang terkenal dengan “Madrasah Khairiah Islamiah.” Beliau meneruskan usaha ayahandanya menerajui Madrasah Khairiah Islamiah di kampung itu, pernah menjawat jawatan sebagai Kadi Besar Pulau Pinang pada tahun 1965 hingga 1974, dan pernah dipilih sebagai Ahli Parlimen Kawasan Kerian, Perak pada tahun 1955. Tuan Guru Haji Ahmad  meninggal dunia pada tahun 1977 ketika usia beliau 71 tahun.
                                                                                                              Al-Fatihah........ 

Wednesday, June 27, 2012

TUAN GURU SYED SHEIKH AL-HADI (1867-1934)


SINOPSIS

Syed Sheikh Al-Hadi adalah reformasi Islam ulung di Tanah Melayu yang memainkan peranan penting dalam memajukan sistem pendidikan negara, khususnya sistem agama.Tokoh berketurunan Arab yang lahir di Kampung Hulu Melaka pada tahun 1867 ini dikenali sebagai pelopor yang menyalurkan pemikiran dan falsafah perjuangan Kaum Muda.Madrasah Al-Iqbal adalah madrasah yang pertama didirikan oleh Syed Sheikh Al-Hadi bagi mengembangkan syiar Islam.Walau bagaimanapun, Madrasah Al-Iqbal kurang mendapat sambutan di kalangan masyarakat Islam dan dipindahkan ke Pulau Penyengat, Riau-Lingga.

Pada tahun 1916, Syed Sheikh Al-Hadi kembali ke Melaka dan mendirikan Madrasah Al-Hadi di Bandar Kaba pada tahun 1917.Syed Sheikh Al-Hadi yang mendapat pendidikan agama dan akademik di Mesir menggunakan bahasa pengantar Arab di madrasah itu.Ekoran daripada pelbagai masalah yang sering dihadapi menyebabkan Syed Sheikh menutup madrasah itu tahun 1918.Pada tahun 1919, beliau berhijrah ke Pulau Pinang.Perpindahan beliau ke Pulau Pinang telah membuka lembaran baru kepada perjuangannya untuk mereformasikan umat Islam menerusi aliran pembaharuan yang menggalakkan pemikiran kritis di kalangan umat Islam.

Di Pulau Pinang, Syed Sheikh Al-Hadi telah mendirikan Madrasah Al-Masyhor Al-Islamiyah, iaitu pada tahun 1919.Syed Sheikh Al-Hadi kemudiannya menceburkan diri dalam bidang penerbitan buku dan percetakan akhbar.Syarikat percetakan yang dimiliki oleh Syed Sheikh Al-Hadi ialah Jelutung Press.Melalui syarikat itu,beliau telah menerbitkan majalah bulanan Al-Ikhwan dan landasan perjuangan Islam Syed Sheikh Al-Hadi tetap bertapak di Madrasah Al-Masyhor.Antara pelajar lepasan madrasah itu termasuklah Dr.Burhanuddin Al-Helmi,Haji Abu BakarAl-Shaari,dan Syeikh Abdullah Magribi telah mendirikan Madrasah Idrisiah di Perak.Syed Sheikh Al-Hadi meninggal dunia pada Februari 1934 di Pulau Pinang.
                                                                                                            Al-Fatihah..........

Friday, May 04, 2012

TUAN GURU HAJI THALIB BIN HAJI PUTEH (1911-1984)

SINOPSIS

Pada tahun 1911 Masihi lahirlah seorang putera yang diberi nama Thalib @ Muthalib di Kampung Sungai Semambu hasil perkahwinan Haji Puteh bin Haji Awang Chik Man dengan Sheikh Maryam binti Syeikh Ahmad Kabir. Beliau mendalami ilmu agama ketika usia 11 tahun di Pondok Tuan Guru Muhammad Taib, Kubang Semang, ketika usia 16 tahun beliau berangkat ke Mekah mendalami Ilmu Agama Islam  kepada tokoh ulamak terkenal Melayu dan Arab selama 16 tahun.

Pada tahun 1941, beliau pulang dari Mekah dan bertugas sebagai guru di Sekolah Arab Masjid Kubang Semang dan kemudian mengajar di Madrasah Manabil Ulum. Sifat     warak dan amanah serta ketinggian ilmunya beliau dijodohkan dengan Hajjah Maimunah binti Sheikh Othman Jalaludin, anak perempuan gurunya yang juga pengasas Madrasah Manabil Ulum, Penanti. Setelah sekian lama mengajar dan berbakti kepada masyarakat pada 14 Oktober 1984 beliau menyahut panggilan Ilahi menemui Allah ketika itu usianya 71 tahun.
                                                                                                          Al Fatihah.........

SHEIKH HAJI ABDULLAH FAHIM (1869-1961)

SINOPSIS

            Sheikh Haji Abdullah dilahirkan di Tanah Suci Makkah al-Mukarramah pada tahun 1870 di satu tempat tidak jauh dari Masjid al-Haram yang bernama Shuib Ali.Bapanya Sheikh Ibrahim bin Haji Tahir bermastautin di kota Mekah dan menjadi guru agama di Masjid al-Haram.Tuan Guru Sheikh Haji Abdullah Fahim pernah dilantik sebagai ahli lembaga Masjid al-Haram .Sewaktu berada di Mekah, Tuan Guru Sheikh Haji Abdullah Fahim mengambil kesempatan mempelajari ilmu politik Islam dan antarabangsa.Beliau mempunyai kelulusan dalam lebih daripada 15 bidang ilmu Islam.Kemahiran utama Tuan Guru Sheikh Haji Abdullah Fahim adalah dalam bidang ilmu falak dan kesusasteraan Arab.

Selain itu, Tuan Guru Haji Abdullah Fahim juga memiliki semangat jihad yang tinggi dan pernah menyertai gerakan Islam di negara Arab untuk menentang penjajahan Yahudi,Inggeris,Perancis dan Amerika Syarikat.Beliau telah  mendirikan rumah tangga dengan seorang gadis Melayu yang pernah tinggal di Mekah.Hasil perkongsian hidup itu, beliau dianugerahi dua cahaya mata iaitu Ahmad Ghazali dan Ahmad yang kemudiannya dikenali di Malaysia dengan nama Ahmad Badawi, iaitu bapa kepada YAB Datuk Seri Abdullah Ahmad Badawi. 
     
Pada tahun 1925, Tuan Guru Haji Abdullah Fahim kembali semula ke kampungnya di Kepala Batas, Pulau Pinang.Sekembalinya beliau meneruskan usaha untuk mengajar agama kepada pelajar tempatan di anjung rumah pusakanya di situ.Sesudah beberapa tahun di Perak, Sheikh Abdullah Fahim kembali ke Pulau Pinang dan meneruskan semula kuliah agamanya di Masjid Kepala Batas sementara menunggu siapnya sekolah agama yang baru didirikan dan dikenali sebagai Daeratul Maarif al-Wataniah (DMW). Beliau meninggal dunia pada 27 April 1961 ketika usia 90 tahun.

                                                                                                           Al-Fatihah..........

Friday, April 20, 2012

TUAN SYAIKH UTHMAN JALALUDDIN (1880-1952)


SINOPSIS

Tuan Syaikh Uthman Jalaluddin yang masyhur sebagai seorang alim di Penanti, Bukit Mertajam. Dilahirkan pada tahun 1880M di Kampung Panjang, Daerah Sering, Kota Bharu, Kelantan. Beliau mulai belajar kitab jawi yang pertama kepada Haji Jamal Perupok, kemudian belajar dengan mufti Haji Wan Muhammad di Kota Bharu dan Haji Abdul Malik di Sungai Pinang. Selepas beberapa tahun belajar di Kelantan, Syaikh Uthman melanjutkan pelajaran ke Mekah selama 4 tahun. Setelah pulang dari Mekah beliau meneruskan pengajiannya di pondok Tok Kenali dan beliau pernah menjadi pembantu Tok Kenali dengan mengajar kitab-kitab fiqh kepada para pelajar. Selepas itu beliau cuba membuka pondok di Pasir Kasar, Sering, Kampung Tapang dan di Lepah, Bukit Abal, Pasir Puteh tetapi semuanya gagal dan tidak dapat bertahan lama.

Berdasarkan kegagalannya dalam usaha tersebut beliau cuba berbincang dengan gurunya Tok Kenali yang memberi nasihat kepadanya supaya belajar lagi.Atas nasihat tersebut, Syaikh Uthman berangkat pula ke Mekah bersama isteri dan anaknya, tetapi isteri dan anak lelakinya yang dibawa bersama ke Mekah itu meninggal dunia sebelum sempat mengerjakan haji.Selepas itu beliau berkahwin pula dengan Hajjah Sara di Mekah dan dapat hidup aman damai di sana di samping bersungguh-sungguh menjalankan tugas mengajar.

Dari Mekah Syaikh Uthman bersama-sama keluarganya pulang ke Malaysia. Kepulangannya pada kali ini membuatkan beliau terus ke Penanti, Bukit Mertajam dan tidak lagi ke tempat asalnya Kelantan. Di Penanti beliau membuka Pondok di atas tanah yang diwakafkan oleh sepasang suami isteri iaitu Haji Arshad dan Hajjah Tijah. Pondok tersebut diberi nama Manabil Ulum Wamatali'al-Nujum.Ertinya : (Tempat Terpancarnya Ilmu Pengetahuan dan Tempat Munculnya Bintang-bintang).Pada tahun 1952 tugas mentadbir dan mengajar di pondok itu diambil alih oleh Tuan Guru Haji Talib bin Haji Puteh setelah Tuan Syaikh Uthman meninggal dunia di Mekah. 
                                                                                                          Al-Fatihah..........

TUAN HUSAIN MOHD NASIR AL-MAS'UDI AL-BANJARI (1863-1935)


SINOPSIS

Tuan Husain atau Tuan Husain Mohd Nasir al-Masu'di al-Banjari.Beliau adalah seorang guru dan pengarang kitab agama yang dihormati oleh masyarakat Islam di utara dan Nusantara amnya.Tuan Husain dilahirkan di Titi Gajah,Kedah pada 20 Jamadilawal 1280H bersamaan 1863M.Asal usul keturunan Tuan Husain sebenarnya dari Kelampaian, Martapura, Banjarmasin.Walau bagaimanpun, nenek moyangnya sudah begitu lama berhijrah ke Kedah.Pada zaman kecilnya, Tuan Husain dipelihara oleh datuknya, Haji Mohd Taib yang juga ulama terkemuka di Kedah pada abad ke-19.Datuknya sendiri mengajar ilmu agama dan bahasa Arab kepadanya. Menjelang usia 19 tahun, Tuan Husain berjalan kaki ke Pattani untuk mendalami ilmu agama.Tuan Husain kemudiannya berhijrah pula ke Kelantan.

Pada tahun 1883,beliau menumpang tongkang ke Terengganu.Tuan Husain sebenarnya amat dahagakan ilmu.Ini menyebabkan beliau mengembara hampir ke seluruh Nusantara.Dari Melaka beliau ke Medan dan Aceh. Beliau dijodohkan dengan anak Penghulu Wahab yang bernama Jahara.Tuan Husain kembali ke Titi Gajah untuk membantu datuknya mengajar agama.Tidak lama selepas itu,isterinya pula meninggal dunia.Tuan Husain berkahwin pula dengan Wan Khadijah Wan Jusoh.

Pada tahun 1892, Tuan Husain melanjutkan pengajian di Mekah.Di Tanah Suci,beliau berguru dengan Syeikh Nawawi Bintan, Ahmad Lingga.Kawan karibnya di Mekah ialah Haji Muhammad Yusof Kelantan (Tok Kenali) dan Haji Wan Sulaiman Wan Sidik (Pak Wan Sulaiman).Di antara muridnya yang muncul sebagai ulama terkenal ialah Haji Abdul Rahman Haji Abdullah dan Haji Abdul Rahman Merbok yang juga dikenali  sebagai Datuk Mursyid Diraja Kedah.Seorang lagi muridnya ialah Haji Ghazali Haji Arsyad,murid Sekolah Al-Irshadiah Al-Diniyah, Bagan Datoh Perak.Syeikh Idris Al-Marbawi juga dikatakan pernah berguru kepada Tuan Husain di Bohor.

Pada tahun 1887,beliau menghasilkan buku pertama,Al-Nur Mustafid fi Aqa'id Ahl Al-Tauhid.Buku terakhirnya pula berjudul Bunga Geti.Tuan Husain juga menghasilkan 18 buah kitab agama. Tuan Husain meninggal dunia pada 17 Zulkaedah 1354H bersamaan 1935M.Ketika itu beliau berusia 72 tahun.Jenazah Tuan Husain telah dikebumikan di Titi Gajah.
                                                                                                            Al-Fatihah.........

TUAN GURU HAJI YUSOFF BIN HAJI SAAD (1918-1979)


SINOPSIS

Tuan Guru Haji Yusoff bin Haji Saad dilahirkan di sebuah kampung bernama Relau dalam Daerah Bandar Baharu Kedah Darul Aman pada tahun 1918 dan ditakdirkan bertemu jodoh beliau dengan adik perempuan kepada sahabat beliau iaitu Hajjah Kalsom binti Haji Putih.Antara pusat pengajian terawal bagi beliau ialah Madrasah Idrisiyah, Bukit Chandan Kuala Kangsar, Perak. Beliau kemudiannya menyambung pengajiannya di Pondok Guar Chempedak Yan, Kedah Darul Aman.

Beberapa tahun kemudian,beliau melanjutkan lagi taraf pendidikannya dengan memilih sebuah sekolah pondok yang begitu masyhur di Pulau Pinang iaitu Madrasah Daeratul Maarif Kepala Batas yang ketika itu dipimpin oleh Tuan Guru Abdullah Fahim.Selepas itu beliau kemudian memilih sebuah lagi pusat pengajian Pondok yang masyhur iaitu Madrasah Manabil Ulum Wamataliu'nujum yang dipimpin oleh Tuan Guru  Sheikh Osman Jalaluddin.Di sinilah kewibawaan  beliau mula terselah apabila Tuan Guru Sheikh Osman Jalaluddin memberikan kepercayaan kepada beliau 'mengepalai' kumpulan usrah dan muzakarah bersama-sama Tuan Guru Haji Talib bin Haji Putih (abang ipar beliau).

Setiap pelajar mempunyai impian untuk melanjutkan pengajian di gedung ilmu termasyhur iaitu Makkah Mukarramah.Oleh itu selepas beliau tamat pengajian di Madrasah Manabil Ulum beliau berkesempatan 'bermusafir' ke Makkah Mukarramah untuk meneruskan pengajiannya selama dua tahun disamping beroleh ilmu yang banyak.Pada tahun 1953, beliau telah membuka sebuah pusat pengajian agama berteraskan Pondok yang diberi nama Madrasah Irshad Al Ashraf Al Wataniah, terkenal dengan nama Pondok Sungai Bakap.
                                                                                                          Al-Fatihah........